~Sonya Oriza Darmawan~

231 53 142
                                    


Happy reading 💙

.

Kringgg...

Ari membuang napas lega. Tepat saat ia hirup udara luar, sedikit terpejam, seolah nikmati dengungan langkah di kanan, kiri, bahkan lantai atasnya. Mulai terlihat mereka yang yang lelah namun bungah, satu persatu keluar, dengan emosi masing-masing dari kelas.

Ari bolos. Astaga, ia baru sadar. Kimia, yang ia lewatkan siang ini.

Ting..

"Aww.." pekik Ari. Ia lupa, tangan kanannya, hampir mati kaku. Mungkin, ia harus biasakan kidal mulai sekarang.

Perlahan ia buka notifikasi grup. Semuanya sama. Hanya menanyakan keberadaan dirinya dan Kiara, tak terlihat setelah pemanggilan. Ia berdecak, baru sadar, belum mengisi apapun perutnya sedari pagi. Baru terasa lelahnya sekarang.

"Ari?"

Yang dipanggil mendongak, baru saja masukan handphone pada saku jas.

"Sonya."

Tak menatap balik, yang pertama menyapa justru sibuk mengintip pada pintu bening UKS, sesekali menggigit bibir.

"Lo mau—"

"Kiara gimana?"

Ari memutar mata malas. "Apa peduli lo—"

"Gue cuma tanya, gimana keadaan Kiara?"

"Bukan urusan lo!"

Gadis berambut ikal itu sedikit mundur. Beberapa murid yang kebetulan melintas bahkan sempat menoleh. Suara Ari meninggi.

Sabar Ri.. tenang..

"Gue cuma—"

"Lo tau Kia di sini dari siapa?!"

Sonya buang tatapannya dari Ari. Pertemukan sorotnya pada sosok perempuan rambut pirang yang tengah berjalan ke arah mereka dari belakang lelaki itu.

"Gue—"

"Bokap lo? Lauren?!"

"Ri.. gue cuma khawatir sama temen gue, gue tau lo benci gue, benci Ayah gue karena nilai... " Sonya menjeda, "...tapi please, gue khawatir sama sahabat gue," lanjutnya lirih.

"Ck. Lo gak malu..."

"ARI!"

Ari diam. Menelan kembali kalimatnya yang belum usai. Si rambut pirang, sudah berdiri di antara ia dan Sonya.

"Dia cuma nanya! Lo kenapa sih, emosian... gak usah di kaitin masalah nilai sama rasa kemanusiaan. Sonya sahabat gue, sahabat Kiara! Dan gue yakin, Kiara bakal marah sama lo..." Ratu menunjuk Ari, tepat pada wajahnya. "... kalau tau sifat lo yang temperamental kaya gini!"

Sakit. Entah apa itu, seperti tendangan sampai ulu hatinya, sangat kuat. Bahkan perih di tangannya seolah tak terasa lagi.

"Tempramental?" lirih Ari, memastikan. Tersenyum kecut.

Ratu tak gentar, balas tatapan Ari nyalang, meski harus mendongak posisikan ia yang kalah tinggi.

"Entah lo sadar atau gak?! Setiap Kiara bareng lo, selalu ada kejadian buruk setelahnya."

"Ratu..."

Sonya menarik Ratu, nyatanya tak ubah se-senti pun pendirian Ratu. Gadis itu— dalam mode tak bersahabat.

Kiara's SecretTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang