16. Kiara + F4

337 97 167
                                    

Wanita berdaster bunga-bunga itu meletakan satu toples cheese stick dan satu piring kue brownies yang baru saja ia buat di samping dua botol air mineral di pendopo kecil depan rumahnya.

Di sana, sudah ada dua orang yang tengah sibuk berkutat dengan ponsel mereka tanpa ada percakapan sama sekali.

"Kalian tuh, tipe anak yang gak asik kalau diajak reunian angkatan," ucap Najwa. Kini ia berlalu meninggalkan dua orang itu yang tak merespon sedikitpun.

Najwa hanya menggeleng tak percaya. Bahkan anak lelakinya juga mengabaikan kehadirannya?
Dasar remaja. Jika sudah di dunia Maya, pasti lupa kalau mereka hidup di dunia nyata.

Ari, ia tengah browsing beberapa artikel lama tentang Scarlet di sosial media, ia tak mengerti, kenapa profil Scarlet begitu bersih di Scarlet's News. Padahal jelas, sempat ada tragedi mengerikan setengah tahun lalu.

Kiara, ia tak melakukan apapun, bahkan kontak di ponselnya tak kurang dari lima orang. Pak Heru, Ari, Raja dan Firly. Untuk dua teman Ari yang lain, ia memang belum menanyakan itu, atau mungkin memang tak begitu penting baginya.

Oh, nomer Bu Najwa dan Fina anak hukum. Juga nomer Ayahnya yang tak ia simpan, hanya ada diriwayat panggilan.

Kia justru tengah sibuk meng-like postingan beberapa aktor Korea yang baru-baru ini memikat hatinya. Tak lupa menyimpan foto-foto yang bisa membuatnya mimpi indah. Ia sangat lelah terus dihantui mimpi buruk yang sama setiap malam.

"Aneh gak si—" Ari menghentikan perkataannya saat melihat cewek di sampingnya tengah terkekeh sendiri memandangi ponsel.

"Ck.. harus banget gitu ya, padahal di samping lo juga ada orang cakep."

"Siapa? Tiang? Hahaha." Kiara menunjuk tiang tembok yang memang digunakan Ari untuk bersandar. Diiringi dengan tawanya.

Ari memiringkan bibirnya menggeleng pelan lalu kembali juga pada ponselnya.

"Yoo bro...diem diem Bae..."

Dengan kompak Ari dan Kiara mendongak ke arah dua lelaki yang baru saja melepas sepatu memasuki pendopo.

Firly. Dan satunya-Kiara tak kenal-tapi sanggup menyita perhatiannya dari oppa Korea di ponsel, bukan karena tampan, tapi karena penampilannya yang "amburadul" dengan wajah biru-biru bak maling jemuran yang baru saja dikeroyok warga.

"Lo ngapain ikut kesini?"

Kini Kiara alihkan pandangannya pada Ari, sepertinya ia dan cowok aneh itu saling mengenal.

"Sorry ya Ki, dia tadi bantuin gue di Patimura, jadi ngikut kesini," jelas Firly. Suaranya agak melirih sungkan.

Kiara memindai tatapannya pada sosok Abian. Dari bawah sampai atas sangat intens. Lalu menggeleng pelan.

"Gak apa-apa, toh gue gak kenal dia." ucap Kiara melengos tak perduli.

Abian tersenyum sumbang mendengar itu. Dalam hatinya seperti ada disko party yang baru saja dinyalakan. Gadis didepannya ini benar-benar sangat polos. Kia belum tau aja, kalau dahulu, sosok "aneh" yang ia maksudkan ini sempat mempunyai niat untuk PDKT namun terhalang restu Kaka tiri.

.

"Oh Ki, dia Abian. Sepupu gue, anak pemilik bengkel di pertigaan depan," tutur Ari. Sepertinya cowok itupun setengah hati memperkenalkan saudaranya.

Kiara mencoba mengingat. Lalu ber "Oh" ria. Ia ingat, pernah mampir di bengkel yang dimaksud saat mobil pak Heru tambah angin. Kia baru tau, ternyata bengkel itu milik om Ari dan cowok-aneh-di depannya adalah anaknya.

"Namanya bengkel senja kan?"

"Hooh, nama dia Abian senja," timpal Firly. Dan balasan geplakan keras di pundak ia terima.

Kiara's SecretWhere stories live. Discover now