24. Krisis Kepercayaan

261 69 166
                                    


Happy reading 💙


                                  .

Satu jam berlalu. Setelah penjabaran, penjelasan runtut dari Ari dan kadang Firly menambahkan pada dua sahabatnya yang dipenuhi tanda tanya. Meski diakhir mereka masih setengah meragukan keaslian berita.

Si cowok berkacamata yang terdiam bisu di pojok pendopo, menetralkan emosi setelah mendengar fakta "nilai manipulasi" yang ternyata benar adanya sedari dua tahun lalu.

Lalu cowok dengan penampilan agak berantakan di seberangnya. Menatap langit hampa, mencoba mencerna fakta, bahwa ia berada disini karena nama kekasihnya yang kini menjadi pusat perhatian.

Dan diam.

Ini adalah rekor. Rekor diam terpanjang tanpa candaan diantara empat sahabat receh itu.

Sesekali Ari melirik gerbang, menanti perempuan yang tak kunjung ia lihat kepulangannya sedari gadis itu menyuruhnya pulang dahulu tanpa menunggu, lalu masuk kembali ke area Scarlet.

Firly. Ia berada di tengah antara David dan Vino. Auranya jelas tak nyaman karna menjadi pusat benturan emosi dua sahabat dari kiri dan kanannya.

"Sonya— "

Yang buka suara tak melanjutkan. Hanya sebatas itu— lalu kembali diam.

"Untuk sekian persen, gue ngerti maksud kalian. Gue hargai usaha kalian yang mau cerita ke gue."

David berdiri, mengusap wajah kasar berjalan ke tengah.

"Tujuan lain?"

Lalu menatap satu persatu temannya dengan mata merah.

"Kalian nyuruh gue percaya atau gak? Kalian nyuruh gue percaya, kalau pacar gue terlibat manipulasi? Gitu?"

"Bukan nyuruh lo percaya, justru kita tanya, lo tau apa nggak?!"

Firly berdiri, bukan yang bicara, melainkan menahan temannya yang naik satu oktaf.

"Dav, lo tau? Sonya ada cerita ke lo?"

Kali ini agak lembut. Pertanyaan dari Ari.

David menggeleng, "Nggak. Hubungan gue sama dia sebatas pacar, normal kaya anak-anak lain. Ada batasan antara gue sama dia yang emang gak bisa kita tau— "

"Atau dia emang gak pernah percaya sama lo!"

"VIN!"

Ari mengerjap, bentakan itu tepat di samping telinganya.

"Gue pikir gue bener..."

Pemuda berkacamata itu menepis bahu Firly, berjalan mendekat ke arah David yang masih terhalang Ari di tengah.

"...gue bener. Ada krisis kepercayaan antara lo sama pacar lo, kan? Lebih tepatnya– perempuan normal sekelas Sonya pasti punya alasan kenapa mau nrima lo jadi pacarnya!"

David mengangkat kepala. Terkejut, sekaligus tak percaya kata itu terucap dari mulut sahabatnya sendiri.

"Vin..gue kira lo keterlaluan— "

Tak dihiraukan ucapan Ari, terpotong tiba-tiba saat tubuhnya dipaksa minggir oleh lelaki dengan dasi setengah dada yang sudah mengumpulkan emosinya.

Tangan David terkepal,
"Nerima orang kaya gue? Maksud lo apa?!"

"See...Lo sama dia tuh beda. Dia gak pernah mau lo ada di sekitaran dia tiap pengumuman nilai. Menurut lo Kenapa?!"

"Vin.." lirih Firly yang langsung dibalas tepisan kasar dari tangan Vino.

Kiara's SecretWhere stories live. Discover now