50. Ingatan yang hilang

268 47 108
                                    


Happy reading 💙

.

Kamera on. Seorang gadis dengan rambut hitam bergelombang mundur menjauh. Sedikit membungkuk, pastikan posisi lensa sesuai dengan sudut pandang yang ia inginkan.

Lantas berjalan menuju pintu, berhenti sejenak, sebelum mantapkan diri keluar ruangan, biarkan lensa itu menyala dari arah pojok.

Detikkan waktu berlalu, berubah menit. Hampir menjemput jam. Setelah keheningan mengisi memory, kini akhirnya nampak. Siluet pintu yang tiba-tiba terbuka lebar. Tapi tak bersuara— sebuah tangan menahannya menabrak dinding.

Lalu masuk dua gadis sebaya, berpenampilan anggun dengan dress warna ungu muda selutut, dipadukan blazer ungu tua pada bagian dada. Dan gadis satunya, memakai dress di bawah lutut berwarna putih tanpa lengan.

"Lo harus jujur, Nya!" seru si dress ungu. Tangannya menarik paksa tangan putih gadis lainnya. Tapi tepisan kuat sampai menghantam tembok ia terima.

"Lo janji ke gue! Semua bakal jadi rahasia kita! Kenapa Ka? Kenapa lo berubah pikiran? Gue cerita semuanya ke lo! Gue percaya lo! Kenapa lo—"

"Karena gue gak bisa! Pertama, lo udah bohongi anak yang lain, tentang siapa keluarga lo! Kedua, lo ikut serta pemalsuan nilai! Nya.. keterlaluan. Dan ketiga..."

Sempat jeda panjang. Keduanya hanya saling menatap, si dress ungu berkali-kali mengintip pintu, seperti mengawasi keadaan.

"... gue gak bisa bales perasan lo! Gue punya pacar! Dan gue sayang sama dia!"

"Bener. Pada akhirnya. Gue emang beda, Ka! Lo satu-satunya orang yang bisa nerima dan gak jijik sama gue! Bahkan keluarga gue sendiri gak pernah anggep gua ada! Ka.. cuma lo yang gue punya..."

Satu tepisan lagi, kali ini dari si dress ungu. "Lo punya kita! Gak masalah, lo rahasiain lo suka gue dari anak-anak lain. Kita masih bisa temenan. Tapi please! Berhenti, Nya.. berhenti buat manipulasi—"

"Bukan kehendak gue! Kalau lo paham di posisi gue... harusnya lo juga paham, gue kaya boneka buat Lauren!"

"Makanya stop! Lo boleh, lo bisa bohongi orang-orang, tapi lo gak akan bisa bohongi diri lo sendiri! Lo... mau berhenti atau gak?!"

Si dress putih menyugar rambut ikalnya ke belakang. Sedikit menyeringai, saat kepala itu berputar, secepat mungkin si dress ungu memblock arah kamera, menampakkan punggungnya yang naik turun tak karuan.

"Terus gimana gue?! Gimana nasib gue setelahnya?! Hah?! Lo mau bunuh gue?! Ka?!"

Si dress putih— Sonya, menarik paksa kedua tangan Inka, si dress ungu. Dengan tatapan tajam yang menusuk. Kamera mulai menampakan view seperti awal.

"Lo mau jauhin gue?! Sama aja lo bunuh gue pelan-pelan Ka... lo sama aja kaya keluarga gue yang lain!!"

"Argh... Sakit, Nya!"

Sekuat apa Inka mencoba melepas genggaman Sonya. Nyatanya, genggaman itu terlampau kuat. Justru Semakin menariknya mengikis jarak, hingga kini punggungnya sudah menemui tembok. Garis merah mulai timbul di pergelangan tangan Inka.

"Sakit?! Harusnya lo tanya gue!! Gue yang SAKIT!!"

Refleks Inka memejamkan mata. "Nya.. sakit.. lepasin.."

Kiara's SecretWhere stories live. Discover now