Part 42. Stuck With U

4 1 0
                                    

"Nazil! Nazil!" panggilku saat sosok berjas rapi tersenyum ke arahku. Sosok yang sangat kurindukan, satu hal yang kuharap darinya. Memanggil namaku dan menyatakan cintanya.

Sayangnya, aku mulai merasakan tubuhku yang berat dan nafasku sesak. Aku mengepalkan tangan saat rasa takut menyerang. Hingga bayangan itu hilang padahal tanganku hampir meraihnya. Meski sulit bernapas aku ingin menyentuh tangannya, tetapi saat jemariku menyentuhnya perlahan semuanya gelap.

"Nazil!" Aku terenyak dari mimpi yang membuat napasku hampir terhenti. Kini, jantungku berdebar kencang dan mataku terperanjat saat melihat langit-langit kamar. Saat kesadaranku mulai berkumpul, aku bisa merasakan tubuh yang panas dingin dan penuh keringat. Lalu, suara orang di sekitar mengalihkan perhatianku.

"Nona Zahra!"

"Miss, are you fine?"

"Miss Zahra!"

Panggilan-panggilan itu membuatku mengedar pandangan ke seseorang di sekeliling. Mulai dari pelayan yang mengenakan seragam putih dan manajer hotel yang berjas rapi. Sosok terakhir mengejutkanku, ia berjas rapi, memakai kacamata hitam, dan earphone di telinganya.

Asing bagiku. Hingga pandanganku mengamatinya mulai dari atas sampai ke bawah.

Deg!

Tanganku menggenggam tangannya.

"Siapa kau!" teriakku yang langsung menarik tangan darinya dan menatapnya tajam.

"Saya Agatha bodyguard Anda, Tuan Arga mengirim saya untuk mengikuti Anda sejak di Dubai," ucapnya tegas.

Ada sesuatu yang terasa familiar dari wajahnya, aku memiringkan kepala untuk mengamati lebih lama. Akan tetapi, ia malah membuang muka, lalu menaikkan kacamata hitamnya.

"Ah, I'm sorry, I'm fine. Just leave me alone," pintaku sembari tersenyum.

"Miss, are you sure? You should go to hospital," ucap pelayan itu.

"Don't worry, you can go now, thanks." Manajer maupun pelayan itu pergi.

Sementara sosok yang mengenalkan dirinya sebagai Agatha itu masih berdiri di sampingku.

"You can leave me alone?" tanyaku padanya yang masih memasang wajah serius itu.

"Maaf Nyonya Muda, Tuan memerintahkan saya menjaga Anda!"

Aku menarik napas dalam-dalam karena emosi, "Atas hak apa kau memanggilku 'Nyonya Muda'?" omelku sembari memegangi kepala dan menggeleng.

"Atas hak saya sebagai bodyguard!" jawab Agatha seenaknya.

Jawaban itu membuatku kesal tanpa alasan. "Astaga! Akhh ...," rintihku sembari memegangi kepala yang terasa sakit.

"Anda belum makan seharian ini, kurang istirahat karena perjalanan dari Dubai sampai ke Kairo. Ditambah--"

"Hentikan! Kau semakin membuatku sakit kepala, biarkan aku berbicara dengan Kak Arga!" perintahku sembari mengulurkan tangan, berharap ia mengambilkan ponselku.

"Ponsel Anda sedari tadi berdering, sepertinya panggilan dari Tuan Arga." Dengan sejengkal saja laki-laki itu bisa meraih tas bahu yang ada di lantai, lalu memberikannya padaku.

Menyebalkan saat ia meletakkannya di telapak tanganku dan membuat tanganku refleks jatuh karena merasa berat. Soalnya tangannya dengan tangkas menahan sikutku, lalu menampilkan senyumnya.

"Terima kasih," ucapku yang gugup karena disentuh olehnya. Dengan cepat aku pun menghubungi Kak Arga sambil melirik Agatha yang berjalan keluar.

[Sudah kuduga kamu akan menghubungiku, bagaimana bodyguard dariku?]

Cinta Dari Masa LaluWhere stories live. Discover now