49. Ada Sesuatu?

5 0 0
                                    

Hai-hai para readers yang menunggu calon imam!

Selamat membaca cerita labil dari penulis jomblo satu ini. Semakin ke sini makin pengin jadi istri Gus Rayhan mwehehehe^^

Kali ini penulis hanya ingin menyampaikan pengumuman!

Surat terbuka untuk Agatha Maheswara Novelart!

Mohon maaf, Anda meresahkan karena penulis harus menulis beberapa part dan berbagai adegan hanya untuk menceritakan agenda satu hari Anda. Terima kasih sudah menambah beban jomblowati yang sedang mencari jodoh ini!

Klarifikasi!

Penulis akan menggunakan bahasa Indonesia karena keseluruhan cerita di beberapa part yang berlatar Amsterdam percakapannya menggunakan bahasa Inggris. Memudahkan pembaca saja tujuannya. Berbeda saat di Kairo karena di tokoh ingin berpura-pura sebagai orang lain dan di sana menggunakan bahasa Arab. Hanya ada beberapa adegan yang menggunakan bahasa Inggris tidak semuanya. Anggap saja ini aslinya bahasa Inggris, tapi diceritakan dalam bahasa Indonesia agar pembaca mengerti.

"Apa aku akan diterima dalam keluarganya?" Pertanyaan itu terus terngiang di pikiranku selama di mobil. Overthinking yang tak ada akhir. Ingin mengalihkan perhatian pun tidak bisa karena Aletta yang berada di pangkuan sedang tertidur lelap.

"Sayang? Apa yang kau pikirkan?" tanya suamiku yang sedang menyetir itu.

Seketika aku tersadar dari lamunan dan menoleh ke arahnya, "Hm? Aku?"

"Tentu saja, ada apa denganmu?" tanyanya lagi.

"Tidak, aku hanya memikirkan Aletta. Di usianya harus mengalami ini, operasi terdengar menakutkan bahkan untuk orang seusiaku. Apalagi mata ... dan ini terjadi padanya," balasku membuat alasan.

Tiba-tiba ia menghentikan mobil di sebuah halaman yang luas. Aku memiringkan kepala untuk melihat apa yang ada di luar dari kaca mobil bagian depan. Gedung tinggi yang lebih mewah dari Perusahaan Nuarta. Tidak jauh berbeda dari perusahaan besar lainnya yang memiliki beberapa lantai, menjulang tinggi di kota dengan desain minimalis. Tentu berbeda dengan Nuarta Publisher yang hanya terdiri dari dua lantai. Setelah terkagum dengan gedung di hadapan aku menoleh ke sisi lain, sebuah monumen mungkin logi dari perusahaan yang berada di tengah-tengah tepat di atas air mancur. Di bagian logo itu tertulis 'Novelart Media & Publisher'.

Perhatianku pun kembali pada Agatha yang tiba-tiba menepuk bahu, "Kita sudah sampai, bagaimana? Apa kamu menyukainya?" tanyanya.

Belum sempat kujawab, tapi sebuah mobil berhenti di samping kami. Tidak lain adalah Tante Fatma dan suaminya, ia turun untuk menjemput putrinya. Aku pun hanya bisa tersenyum saat ia membawa Aletta dan meninggalkanku bersama Agatha. Inilah puncaknya kegugupan itu. Sejenak aku memandang Tante Fatma dengan tatapan gelisah, ia yang seolah mengerti hanya tersenyum dan menepuk bahuku, lalu berpesan kepada Agatha.

"Jaga Tuan Putri kami," ucapnya, lalu pergi.

Agatha hanya menjawab dengan anggukan dan senyuman, lalu melakukan mobil ke depan pintu perusahaannya. Kini, aku berada tepat di antara logo besar perusahaan Novelart dan pintunya. Di sana sudah ada dua penjaga yang bersiap, lalu mengambil alih mobil untuk diparkirkan setelah kami keluar.

"Ibu dan ayah ada?" tanya Agatha pada penjaga tadi.

"Mereka sedang makan siang, Tuan," jawab sang penjaga.

Sedangkan aku merapikan dress panjang warna putih dan blazer pink soft, tak lupa hijab putih yang kutata rapi menutup dada. Menarik bagian kanan ke atas kiri, lalu memakaikan bross angsa. Terakhir tas bahu berwarna putih yang kucangklong di bahu kiri. Begitu Agatha melangkah masuk, aku langsung mengikuti dan memegangi lengan jasnya.

Cinta Dari Masa LaluDonde viven las historias. Descúbrelo ahora