53. Perkara Payung

5 1 0
                                    

"Istri tidak boleh memakai payung atau dipayungi oleh orang lain, selain sang suami!"_Agatha Maheswari

"Istri tidak boleh memakai payung atau dipayungi oleh orang lain, selain sang suami!"_Agatha Maheswari

Oops! This image does not follow our content guidelines. To continue publishing, please remove it or upload a different image.

"Mas Suami, hoam ...," lenguhku saat membuka mata dan mendapati Agatha di hadapan sudah mengenakan kemeja putih.

Iris mata abu-abu yang sedikit terkena sinar mentari dari balik tirai jendela memandangku lekat-lekat. Lengkungan tipis terulas di bibir, hingga jari telunjuk dari tangan kanannya membelai rambutku yang berantakan.

"Bangun, Istriku, mandi dan berangkat kuliah."

Dengan cepat aku memeluk tangannya dan memiringkan badan menghadap ke arah suamiku itu. Mata kembali terpejam, tetapi bibir mengukir senyum. Aku pun menggeleng, "Biarkan aku tidur sebentar lagi seperti ini," pintaku.

"Zaujatiku, ayo bangun, aku sudah membuatkan dessert stroberi untukmu," bujuknya dengan lembut.

Sesegera mungkin aku membuka mata.

Deg!

Wajahnya begitu dekat, mataku yang membulat beradu dengan netra berbinarnya. Hidung kami pun hampir bersentuhan hingga terasa embusan napas hangatnya. Tiba-tiba gugup menyerang, aku pun sedikit menekan tubuh ke tempat tidur untuk sedikit menjauh. Saat itulah kusadari bibir ranumnya tersenyum puas.

"Ehm, aku--"

"Mau bangun atau dibuat tidak bisa bangun dari tempat tidur sekalian?" tanyanya sembari menaikkan satu alisnya.

Refleks aku membuang muka dan mendorong dadanya, begitu dapat ruang aku langsung melesat bangun untuk ke kamar mandi.

"Aku akan mandi dalam lima belas menit!" teriakku dari balik pintu sembari memegangi dada. Terdengar suara langkah kaki yang mendekat, dengan kuat aku mencengkeram pintu. Benar, ada yang coba memutar tuas untuk membukanya.

"Sayang, handuknya!" Suara dari luar terdengar.

Mengingat satu komponen penting untuk mandi itu lupa kubawa, ingin sekali menenggelamkan diri seketika. Setelah menepuk jidat dan menekuk wajah karena malu, aku menampilkan senyum tabah dan membuka pintu. Tanpa kata menyahut handuk di tangan Agatha, lalu kembali menutup pintu kamar mandi.

"Jadi gemes," ungkap Agatha yang langkahnya terdengar menjauh.

***

Brakk!

Dari kejauhan suara itu terdengar, mata yang tadinya menatap lantai naik ke loker yang kutuju. Di sana terdapat seorang perempuan berkulit coklat dengan gamis abaya hitam dan hijab panjang, dari penampilannya bisa ditebak ia asal Indonesia. Kulit eksotis dan riasan natural yang khas.

Di sana juga terdapat tiga laki-laki yang mengerubunginya. Salah satunya mendaratkan telapak tangan di pintu kecil loker yang berada di samping perempuan itu berdiri. Terdengar nada bicaranya yang mengancam, sedang aku masih berdiri di tempatku tak berani ikut campur. Sampai perempuan itu sendiri di sana dengan muka murung dan tertunduk.

Cinta Dari Masa LaluWhere stories live. Discover now