Sebuket Mawar

63 1 0
                                    

Keesokan harinya seperti biasa Rio menjemput Raka, jam enam pagi sudah berada di Istana Jhonatan Suryo Wijaya.
Sebenarnya Raka memiliki apartemen sendiri, tapi atas permintaan mommy Greta sejak satu minggu yang lalu sehingga Raka mau tidak mau dia harus tinggal dirumah.

"Selamat pagi tuan muda, sepertinya tadi malam tidurmu tidak begitu nyenyak." Sapa Rio yang telah melihat Raka duduk dengan segelas susu di atas meja.

" Apa kau sudah mendapatkan apa yang aku minta?" Ketus Raka To the point.

"Hahaha, sungguh cinta bisa merubah orang menjadi bodoh yah." Kata Rio sambil menyerahkan Tablet kepada Raka.

"Diam kau." Kata Raka sambil menatap layar Tablet yang diberikan oleh Rio.

Disana jelas semua lengkap tentang Tirani Beladya, seorang mahasiswi di salah satu kampus perguruan tinggi negeri di Jakarta jurusan ilmu Hukum semester enam yang akrab disapa dengan Tira.
Dua bersaudara, punya adik masih SMA.
Orangtuanya seorang pengusaha tekstil yang telah memiliki beberapa cabang di luar kota.

Tirani Beladya masih single, namun banyak penggemar di kampusnya. Sudah banyak Mahasiswa yang menyatakan cinta padanya namun belum satupun yang di terima.

Kabarnya dia pernah di khianati oleh kekasihnya waktu masih duduk dibangku SMA. Disana juga ada beberapa slide foto Tirani Beladya yang diambil dari akun sosial medianya.

Setelah membaca semua tentang Tira, Raka menarik nafas lega dan senyum-senyum sendiri. Dan itu tak luput dari pandangan Rio barang sedetikpun.

"Apa yang kau lihat?" Kata Raka ketus tapi tidak menghilangkan raut wajah bahagianya.

"Huh..setelah ini apa yang akan kau lakukan?" Kata Rio tak kalah ketus.

"Tentu saja Raka akan menemuinya, dan mommy akan menyambutnya." Terdengar suara mommy Greta dari belakang. Yang ternyata mendengar semua percakapan kedua pria dewasa tapi belum dewasa ini.

"Bolehkah mommy menemuinya?" Lanjut mommy Greta lagi mendekat kearah mereka.

"Jangan macam-macam". Kata Raka sambil menyeruput susu yang masih hangat.

"Kenapa? Itu benar calon mantu mommy kan?" Ujar mommy Greta.

"Belum saatnya mom." Jawab Raka singkat.

Tak lama kemudian daddy Jhon dan Weni muncul berada di tengah-tengah mereka.
Dan Raka pun langsung pamit pergi di ikuti dengan Rio dibelakangnya yang ikutan pamit.

"Ada apa sih mom?" Tanya Weni yang satu frekuensi dengan mommy Greta.

"Apa kau tahu, gadis yang dimaksud Raka ternyata kuliah di Kampus J, dia jurusan hukum semester enam." Kata mommy bergosip ria dengan Weni.

"Terus apa rencana mommy?" Sambung daddy Jhon.

" Mom,akan memikirkan hal itu dad." Kata mommy Greta sambil menghidangkan nasi goreng kedalam piring sang suami dan putri kesayangannya.

Dilain tempat, pagi yang sejuk membuat Tira semakin memeluk erat gulingnya. Ketika pintu diketuk dari luar pun itu tak membuatnnya bangun.
"Tira, kamu tidak ada kelas hari ini sayang?" Tanya bunda.

"Ada bun, cuma satu. Nanti jam 10.00 wib." Jawab Tira malas-malasan.

"Ya sudah ayo buruan mandi, lalu turun kita sarapan bersama. " Ajak bunda.

"Nanti bun." Jawab Tira masih dalam mode mata tertutup suara bantal.

"Ayah dan Lexi sudah menunggu dibawa nak." Ucap bunda lagi.

"Apa, ayah sudah pulang bun? Kapan?" Tanya Tira kaget pasalnya ayahnya sudah pulang dari luar kota. Tira sangat dekat dengan ayahnya, biasanya kemana-mana lebih suka di antar ayah.

Ku Kira Kita Ternyata KalianWhere stories live. Discover now