Meskipun Kau Menolak, Aku Akan Tetap Terus Berada Disisimu

48 2 0
                                    

Setelah meeting selesai Rio melihat Raka yang tampak termenung dan senyum-senyum sendiri.

"Apakah proyek ini begitu berat bagimu?". Tanya Rio yang mengira Raka frustasi dengan proyek yang mereka kerjakan kali ini yang diakui cukup menguras waktu dan tenaga.

"Apa kau meragukan kemampuanku?" Tanya Raka balik dengan santai.

"Harusnya tidak,tapi melihatmu senyum-senyum sendiri seperti tadi itu membuatku merinding." Ujar Rio.

"Apa yang membuatmu tampak sangat bahagia?". Selidik Rio.

" Tirani Beladya, sekarang dia adalah kekasihku." Kata Raka tersenyum malu.

"Maksudmu?" Kata Rio membenarkan posisi telinganya.

"Tidak ada pengulangan." Kata Raka santai.

"Apa yang sudah kau lakukan padanya." Selidik Rio.

"Aku hanya mengungkapkan isi hatiku." Jawab Raka jujur.

"Apa dia setuju?." Lanjut Rio lagi.

"Tentu tidak,tapi bukankah kau tahu Raka Suryo Wijaya tidak ingin penolakan." Ujar Raka dengan bangga.

"Hmmm... Kita mungkin bisa mendapatkan apa yang kita mau, tapi hati seseorang tidak bisa kita paksa untuk mengikuti apa yang kita mau." Kata Rio menghela nafas dan mengingatkan Raka sebagai sahabat sekaligus atasannya itu.

Raka hanya mengedikkan bahu. Mengungkapkan isi hatinya pada gadis yang ia suka itu sudah sangat membuatnya bahagia.
Perasaannya saat ini ingin terus selalu berada didekat gadis pujaan hatinya itu.

Hari ini adalah hari yang sangat melelahkan,
Tidak biasanya jam tujuh malam Raka sudah ada dirumah. Biasanya mommy Greta harus telpon dan cari alasan agar Raka bisa pulang kerumah lebih awal.

Setelah makan malam dan ngobrol santai, Raka bergegas masuk ke kamarnya di lantai dua.
Interior kamar berwarna grey dan putih meneduhkan mata yang memandang.

Raka segera mengambil handphone yang ada diatas nakas. Raka segera mendial nomor yang ada dipanggilan keluarnya.

"Halo." Sapa suara diseberang yang tak lain adalah Tira.

"Apa kau sudah tidur?" Tanya Raka

"Siapa ini?". Tanya Tira dengan suara mengantuk.

"Kau bahkan melupakan suaraku." Kata Raka.

"Kau mengganggu tidurku." Kata Tira sekenanya.
M
"Apa kau sangat lelah?." Tanya Raka lagi.

Alih-alih mendapat jawaban dari gadis yang digadang-gadang kekasihnya itu, malah terdengar sambungan terputus. Berulang kali Raka mendial nomor Tira tetap tidak tersambung.

Itu membuat Raka kesal dan tidak tenang. Hingga waktu sudah menunjukkan pukul tiga dini hari akhirnya Raka baru terlelap.

Sang surya menjemput pagi di akhir pekan, cahayanya menyelinap dibalik tirai.

Jam menunjukkan pukul enam pagi. Dan Raka terbangun dari tidurnya.
Tangannya meraba-raba mencari handphonenya tadi malam. Dan segera mendial kembali nomor gadis yang semalaman tidak bisa membuatnya tidur.

"Apa dia belum bangun?." Gumam Raka.

"Sebaiknya aku harus memastikannya  langsung." Lanjut Raka beranjak dari tempat tidur dan bergegas kekamar mandi.
Setelah selesai mandi Raka segera ambil kaos oblong berwarna putih dan celana olahraga panjang. Dan tidak lupa jaket kulit hitam dari walk in closetnya.

"Mau pergi kemana anak mommy sepagi ini?" Tanya mommy Greta menghampiri laki-laki tampan yang turun dari tangga.

"Raka mau keluar dulu mom." Jawab Raka.

Ku Kira Kita Ternyata KalianWhere stories live. Discover now