Jaga Matamu Neo

14 2 0
                                    

Pagi ini Tira dan Silvi janjian dikampus J, mereka datang kekampus untuk setor absen seminggu sekali pasca magang.

"Gimana tempat lu magang, asik gak?". Tanya Silvi sambil menyeruput mocachinnonya yang sudah tidak terlalu panas itu.

"Biasa aja sih, cuman gue rada sebel aja sama bos disana." Cibir Tira.

"Sebel gimana maksud lu?". Tanya Silvi kemudian.

"Mboh lah.. sebel aja gue.. ya kali gue gak bisa berkutik. Macam dikerjain aja ni gue." Ujar Tira makin sewot.

"Yasudahlah, dijalani saja. Toh cuman 3bulan aja kok." Silvi memberikan support pada Tira.

"Nah, justru itu.. 3bulan gak tau gue jadi apa disana.. jadi ikan panggang kah, atau ayam geprek kah.. mboh mboh mboh... gak ngerti lagi wes." Ujar Tira kini dengan menopang dagu dengan kedua tangannya.

"Btw, gue masih belum yakin yang katanya pacar lu itu. Kok gak pernah cerita ke gue sih?" Silvi mulai interogasi.

"Gue juga gak ngerti, kenapa bisa dia jadi pacar gue." Jawab Tira.

"Tunggu,,, tunggu.. seinget gue tu cowok yang ketemu ditoko buku itu kan? Lalu kenapa bisa sekarang jadi pacar lu?" Tambah Silvi.

"Aduuh.. gue juga gak tau bestieee...ketemu gak sengaja juga kaaan.. terus uda gini gue bisa apa..?." Jawab Tira frustasi.

"Yauda tinggal tolak aja, tinggalin aja napa." Ujar Silvi.

"Tolak aja, tinggalin aja.." cibir Tira dengan bibir miring kiri dan kanan.

"Uda gue lakuin, dia gak bisa ditolak dan gak mau ditolak." Lanjut Tira.

"Yasudah, kalo begitu jalani saja. Cinta akan datang dengan sendirinya jika kalian sering bertemu." Ujar Silvi sambil membelai lembut punggung Tira layaknya kakak dan adik.

"Kayak orang bener aja lu, itu Revan gimana? Uda sampai mana perjalanan kalian.. awas aja kalo sampe gak jadi.. gue sate lu." Cerocos Tira menggoda Silvi yang tak kunjung jadian dengan Revan.

"Berat..berat..jujur lawan gue berat." Kata Silvi langsung Bete.

"Beras kali ah berat...emang siapa lawannya?." Kini giliran Tira yang interogasi.

"Elu.. yah elu lawannya. Gila, dia cinta mati banget kayaknya sama lu." Kata Silvi akhirnya jujur soal perasaan Revan pada Tira.

Menurutnya sudah tidak perlu ditutupi, karena entah disebut hanya pertemanan atau persahabatan hubungannya dengan Tira toh dia tulus. Dan ia juga melihat bahwa Tira memiliki hati yang tulus.

"Apa?....hahaha.. yang bener aja lu..
Gila lu. Yah gak mungkinlah bestieee.." Kata Tira yang pura-pura tidak mengetahui hal itu. Nyatanya selama ini  ia sangat menjaga perasaan Silvi. Maka dari itu Tira tak terlalu ingin menggubris perhatian dari Revan.

Dan kini Tira bahagia bahwa Silvi sudah bisa jujur akan perasaannya, terutama pada dirinya sendiri.

Menurut Tira, tidak perlu membenci sesuatu jika kenyataan tidak sesuai harapan.

"Beneran shaaay...gue capek.. gue nyerah aja apa yah? Dan nerima perjodohan dari orangtua gue?." Tanya Silvi frustasi.

"Sebenernya dulu waktu kecil kita cukup deket sih, cuman gue mah ogah. Gak tipe gue banget." Lanjut Silvi

"Lu bilang tu cowok uda punya pacar gimana sih lu..ya kali lu mau rebut cowok orang yeh kan." Cerocos Tira yang tiba-tiba tidak mengerti jalan pikiran sahabatnya itu.

"Yaaaa, tunggu dia putus aja kali ah." Kata Silvi dengan tertawa sambil berlari kabur untuk menghindar dari geplakan Tira.

Akhirnya, mereka kembali kekantor tempat mereka magang masing-masing.

Ku Kira Kita Ternyata KalianWhere stories live. Discover now