Sosial Media

13 2 0
                                    

" Max, kau baru saja tiba sudah minta pulang, oh give me a break." Kesal Neo.

Pasalnya mereka baru tiba di Singapura, dan Max minta pulang, dan alasan konyolnya adalah Max belum mengatakan pada Tira bahwa ia ada meeting ke luar negeri.

"Bukankah, kau bisa memberitahunya via pesan dan telepon?" Neo mengangkat benda gepeng diatas nakas. Ya mereka baru tiba dihotel milik keluarga Max.

"Lagi pula, aku rasa kabar darimu juga tidak sepenting itu untuk Tira." Lanjut Neo membuat Max gerah, Neo senang mengatakannya.

Max melenggang ke kamar mandi, masih ada waktu untuk membersihkan diri.
Neo yang melihat tingkah Max hanya bisa   tertawa, dan segera keluar menuju kamar sebelah. Ia juga akan membersihkan diri.

Didalam kamar mandi Max melucuti semua pakaiannya, ia berendam di bathub. Merilekskan diri, sekelebat bayangan Tira muncul. Ciuman panas yang ia lakukan pada Tira. Ingin sekali Max mengulangnya lagi.

Namun, ia sadar gadis seperti Tira tidak mudah untuk ditahlukkan apa lagi ia sudah memiliki kekasih. Bukan Max jika harus menyerah sekarang.

Setelah menyelesaikan permandiannya, Max segera mengeringkan tubuhnya dan segera keluar dari kamar mandi.

Ia mengganti pakaiannya yang telah disiapkan oleh orang suruhan Neo tadi.

Sebelum keluar, ia mencoba menghubungi Tira. Seperti biasa teleponnya tidak pernah diangkat oleh Tira, kirim pesan apalagi. Untung-untung dibaca walau tidak dibalas.

"Kau benar-benar menguji kesabaranku gadis kecil." Max gemas dengan kelakuan Tira.

Max, seorang CEO yang membuat banyak wanita terpikat tapi tidak dengan Tira. Memang benar-benar ya.

Max dan Neo menuju restoran mewah yang terletak di st. Andrews road. Kedatangan mereka berdua telah ditunggu oleh Richard Glew pemilik dari Glow Fashion Corp. Ia seorang CEO duda yang belum lama ini ditinggal mati oleh istrinya akibat kecelakaan tunggal. Istrinya dulu juga seorang model dari Glow Fashion Corp. Mereka berdua belum dikarunia anak.

"Maafkan aku yang harus merepotkanmu kemari Max, sungguh aku tidak bermaksud begitu." Ucap Richard

"I'm okay, aku mengerti kesibukanmu yang luar biasa itu. Aku juga harus minta maaf karena tidak bisa hadir saat kau sedang berduka." Kata Max sambil menepuk lengan Richard.

"Tidak masalah,karena aku pun tahu kau tak kalah sibuk dariku."

Mereka pun membahas mengenai persiapan fashion week yang akan diadakan dua minggu lagi di Turkey. Mereka berdua sudah merancang untuk pertunjukan besar tahun ini. Keduanya sama-sama handal dalam bidangnya.

Tepat pukul sepuluh malam waktu singapura, artinya di indonesia sekarang masih pukul sembilan malam dan meeting berlangsung selama dua jam saja.

"Kita pulang sekarang." Titah Max.

"What?"

"Biasanya kita akan segera pulang jika ada meeting berikutnya saja." Gerutu Neo.

"Hei, sejak kapan kau jadi penggerutu?"

"Kita belum ke club malam disini, pasti banyak sekaki wanita cantik." Neo mengerlingkan matanya pada Max.

Max tahu bahwa Neo hanya mengujinya saja, Neo tahu jika Max sudah mulai mencintai ia tak akan pergi ketempat seperti itu.

"Okay, kita pulang sekarang." Neo yang diberikan tatapan tajam oleh Max langsung mengedikkan bahunya.

****

"Terimakasih aunty atas jamuannya, Arleta senang sekali bisa bertemu aunty lagi." Ucap Silvi pada mommy Greta.

Ya, tadi dikantor Arleta memaksa Raka untuk bertemu dengan mommy Greta. Dengan berat hati Raka pun membawa Arleta pulang.

Ku Kira Kita Ternyata KalianWhere stories live. Discover now