Kau Sangat Cantik

13 1 0
                                    

Tira juga baru sadar bahwa jika ia masih mengenakan kalung yang didapat dari bundanya.

"Apa ada yang ingin kau bicarakan, nona Tira?." Kata.Max sambil bersedakap dada dengan senyuman devilnya.

"Saya tidak mengerti pak. Sebaiknya saya kembali ruangan saya." Kata Tira, namun belum sempat berdiri dihentikan oleh Max.

"Sudah ku katakan, hari ini temani aku disini." Kata Max mengingatkan Tira.

Melihat Tira hanya mematung, Max segera menghampirnya. Ketika hendak menyentuh pundak Tira, gadis dengan rambut sebahu itu pun spontan bergeser menghindari tangan kekar milik Max sehingga membuat pemilik tangan mengernyitkan dahinya.

"Tolong beritahu saya alasan kenapa bapak melakukan hal ini kepada saya? Saya tidak pernah mengenal bapak sebelumnya." Kata Tira menelan salivanya.

"Apa kau tidak ingat pertemuan pertama kita didekat  danau buatan dekat kota?". Tanya Max kini telah duduk disofa besar yang ada didalam ruangan kerjanya.

"Aku menyukaimu sejak saat itu." Kata Max kemudian diam sejenak.

"Lalu aku segera meminta Neo mencari tau semua tentangmu, ketika melewati toko perhiasan tidak tahu kenapa wajahmu terlintas dipikiranku. Kemudian ternyata secara kebetulan ibumu adalah teman mommyku, aku titip saja kalungnya.
Dan sungguh aku tak menyangka kau akan memakainya." Lanjut Max sambil berdiri lalu memeluk erat Tira belakang.

Spontan Tira meronta ingin melepaskan diri dari pelukan Max, beberapa kali mencoba namun gagal. Tira sadar kekuatannya tidak sebanding dengan Max.

"Kumohon singkirkan tangan bapak.", Pinta Tira dengan mata melotot.

"Kau sungguh sangat menggemaskan." Max semakin mengeratkan pelukannya pada Tira, bahkan sekarang berbalik berada dihadapan Tira. Hembusan nafas keduanya kini saling menyatu.

Aroma mint nafas Max sangat terasa di indera penciuman Tira, itu membuat Tira semakin tak karuan. Lalu daun bibir Max mulai menyentuh daun bibir Tira yang terasa lembut dan tipis. Max melumatnya dengan lembut, kemudian disesap perlahan.
Sedikit menggigit daun bibir Tira, sehingga mau tidak mau Tira memberikan akses lidah Max masuk kedalam rongga mulut Tira. Max terus mengabsen setiap inci dalam mulut Tira menggunakan lidahnya yang liar.

Seketika Tira mengingat Raka sang kekasih, menyadari Max tengah lengah Tira pun sontak mendorong dan menendang bagian pusaka Max.

Max pun terduduk meringis kesakitan sambil memegangi asetnya yang paling berharga.

"A..apa yang kau lakukan?" Tanya Max marah dan kesal.

"Bapak telah melakukan hal yang tidak senonoh terhadap mahasiswi magang. Bapak sungguh memalukan." Ucap Tira, merapikan bajunya yang sedikit berantakan lalu berlalu pergi dari ruangan itu. Tidak lupa ia mengambil kunci ruangan yang ada diatas meja kerja Max.

Max yang ditinggalkan pun mencoba berdiri berusaha untuk bangun dan duduk disofa. Hingga tak lama Neo masuk melihat keadaan Max yang menyedihkan.

"Wah wah.. sepertinya kau tidak akan bisa memproduksi calon-calon pengusaha penerus keluarga Abraham, Max." Ejek Neo, asisten sekaligus sahabat Max yang setia itu.

"Apa kau sudah bosan bekerja denganku Neo?". Tanya Max dingin seperti es dikutub.

"Hahaha.. tentu saja aku belum ingin pensiun dini brother." Neo malah semakin tertawa melihat sahabatnya yang tampak menyedihkan karena mencintai kekasih orang.

"Bukankah sebaiknya kau merelakannya?" Lanjut Neo sambil bersedekap dada bersandar pada bagian depan meja kerja Max.

"Kau perlu ingat, Tira baru dilamar dan belum menikah Neo. Jadi aku tidak akan berhenti sebelum hari itu tiba. Dan kau akan melihat akulah yang akan menjadi pasangannya kelak." Kata Max dengan bangga.

Ku Kira Kita Ternyata KalianWhere stories live. Discover now