Ethan Dan Birgitta

112 2 0
                                    

*Aaah.. Akhirnya yah..*

*Sebelumnya terimakasih bagi yang sudah berkenan mampir dan membaca Novel pertamaku*

*Semoga kalian suka*
*Happy reading bestiekoe*
.
.
.
.

Semua keluarga terharu dengan kelahiran putra pertama Max dan Tira. Tidak disangka-sangka hal yang tidak pernah terpikirkan bahkan diluar rencana kita adalah bagian dari hidup kita sendiri.

Layaknya Max dan Tira yang tak pernah terpikir untuk menjadi sepasang suami istri hingga kini mendapati seorang putra yang sangat lucu dan sangat tamvan.

Mereka semua ingin memberikan nama, semua heboh dengan pendapat masing-masing. Tira dan Max hanya tertawa kecil saat melihat kedua keluarga kompak ingin memberikan nama.

"Ethan Benjamin." Tiba-tiba suara Tira menghentikan keheboan diruangan persalinan itu.

"Ya, Putra kami bernama Ethan Benjamin, artinya anak yang kuat dan beruntung." Seketika semua saling pandang.

"Sayang, kenapa kau tidak memberitahuku jika sudah memiliki nama khusus untuk anak kita?" Tanya Max gembira mendengar nama putranya yang disebut oleh sang istri.

"Surprice biasa saja." Ucap Tira dengan senyumannya yang terlihat semakin cantik setelah melahirkan.

Tira mendapatkan pelukan dari kedua orangtuanya dan juga kedua mertua nya yang sudah seperti orangtua kandung bagi Tira.

Kini Amora mengambil alih baby Ethan yang sejak tadi dalam dekapan Tira. Bayi lucu memiliki mata hazel seperti Max. Lexi yang sejak tadi gemas melihat baby Ethan, ia mendekat pada Amora. Sesekali ia mencubit pipi keponakannya itu.

"Neo, sepertinya kau harus bergerak cepat. Nampaknya Lexi juga ingin menjadi seorang ibu." Kata Abraham.

Suaminya Amora kerap kali menggoda Neo, sahabat sekaligus asisten putranya itu. Abraham juga ingin Neo memiliki keluarga seperti Max, karena ia sudah menganggap laki-laki yang perawakannya tak jauh beda dengan putranya itu sebagai anaknya sendiri.

Akibat ulah Abraham, semua mata tertuju pada Lexi dan Neo.

"Emangnya lu uda jadian sama Neo dek?" Tanya Tira spontan membuat orang sekitar deg-deg an menunggu jawaban dari Lexi. Lexi pun seperti orang kebingungan, akhirnya ia bersikap pura-pura gila mengajak si bayi bicara. Membuat semua orang disana tertawa terbahak-bahak.

Berbeda dengan yang lain, Neo memilih untuk meninggalkan ruangan itu dengan santai. Ia juga pura-pura gila mencari aman. Ia was-was jika mendapatkan pertanyaan yang serupa.

Empat hari kemudian Tira sudah pulang dari rumah sakit. Max meminta asisten rumah tangga untuk mencarikan pengasuh atau baby sister untuk menjaga sang putra. Namun, Tira terus menolak dengan alasan ia masih bisa mengasuh anaknya sendiri.

"Lalu bagaimana dengan kuliahmu sayang?" Tanya Max.

"Emmm selama aku kuliah nanti kan bisa dibantu sama ART sebentar toh. Lagi pula aku akan tetap pumping.",

"Atur saja, aku hanya tidak ingin kau kelelahan." Ucap Max mengecup kepala Tira, kemudian turun ke kepala baby Ethan.

"Baru saja Neo mengabarkan jika Silvi melahirkan hari ini, dirumah sakit yang sama ditempatmu kemarin."

"Oya, lalu apa jenis kelamin anaknya?"

"Perempuan."

"Hahaha." Tira tiba-tiba tertawa.

"Apa ada yang lucu?" Max mengernyitkan dahinya.

"Ya, jelas lucu Max. Bahkan sangat lucu." Max memicingkan matanya.

Ku Kira Kita Ternyata KalianWhere stories live. Discover now