Aku Tidak Akan Merebutnya

17 1 0
                                    

Obrolan Tira dan sahabat awalnya sedikit canggung mungkin karena adanya Raka. Tapi Raka berusaha untuk mengimbangi Tira walaupun ia sebenarnya laki-laki yang irit bicara jika bertemu orang baru. Namun, ia hanya ingin membuat Tira nyaman.
Perlakuan Raka terhadap Tira tidak luput dari mata kedua sahabat Tira.
Walaupun secara kasat mata mereka mengobrol tapi didalam pikiran masing-masing tengah berperang.

"Seandainya Revan bersikap seperti itu sam
a gue, atau paling tidak gue diposisi Tira yang di perlakukan manis oleh orang yang kita cintai.. ah sungguh beruntungnya Tira." Batin Silvi.

Sementara Revan hanya memegangi benda gepeng miliknya lebih erat.

"Sialan, kenapa bukan gue yang menjadi pacar Tira.." Batin Revan.

Ketika akhirnya masing-masing mereka sedang menikmati obrolannya, mendadak ada Max dan Neo yang mengambil tempat yang mejanya tepat disebelah Tira. Hal itu sangat mengejutkan Tira dan Revan. Keduanya menatap kearah yang sama.

Namun yang ditatap seolah tidak berdosa sama sekali, Neo melihat tingkah sahabatnya hanya menggelengkan kepala saja.

"Apa yang kau lakukan disini Max?" Tanya Revan to the point.

"Apakah aku tidak boleh berkunjung ke kafe ini? Bukankah kafe ini milik umum?" Max bertanya balik pada Revan yang membuat Tira mendadak kaku, karena kursinya dengan Max bersebelahan. Max menyadari bahwa Tira sedang menghindarinya.

"Apa kau mengenalnya Revan?" Tanya Silvi.

"Dia kakak sepupu gue." Jawab Revan sambil memasukkan kentang kedalam mulutnya, matanya masih menatap Max.

"Uhuk..uhhuk..uhhuk.." Mendengar pernyataan Revan barusan membuat Tira tersedak.

"Apa kau baik-baik saja sayang?" Tanya Raka sambil memberikan segelas air mineral pada Tira.

"Lu gak apa-apa kan Tira? Sebaiknya lu makan pelan-pelan..kebiasaan gitu deh." Kata Revan yang ikut panik.

Semua orang disana saling pandang satu sama lain melihat adegan barusan. Pasalnya ada dua laki-laki yang begitu perhatian pada Tira.

"Gue baik-baik aja kok, santai." Kata Tira pada Revan.

"Wah seru sekali yah, ternyata CEO Wijaya Grub juga bergabung disini bersama bocah-bocah." Sindir Max sambil menatap tajam Raka.
Raka yang merasa dirinya diajak bicarapun langsung menatap balik Max dengan tak kalah tajamnya.

Pasalnya mereka berdua adalah rekan bisnis, namun karena keduanya memiliki otak yang sama cerdasnya dan sedikit memiliki kesamaan sifat yaitu ego yang tinggi. Sehingga banyak sekali para pebisnis senang bergabung bersama  Wijaya Grub dan MZA Corp.
Perusahaan Wijaya grub tidak hanya bergerak dibidang properti tapi juga dan artistik.

"Tentu saja tuan Max, menemani sang kekasih kemanapun ia pergi itu sangatlah menyenangkan, agar tidak diikuti oleh asisten terus." Balas Raka karena sejak menjalin hubungan dengan Tira ia melarang Rio snag asisten untuk mengikutinya selama bersama Tira.

"Apakah kau sangat senang nona Tira?." Max langsung bertanya pada Tira sontak membuat Tira kaget dan bingung ingin merespon bagaimana.

"Apa kau mengenalnya?." Tanya Raka sambil menatap Tira.

"Lu kenal Max?". Revan pun tak kalah kaget.

"Emm.. anu.. kalian lupa atau memang tidak tahu yah tempat magangku dimana?" Rasanya berat sekali Tira menelan salivanya, karena baik Raka dan Revan harusnya sudah paham itu.

"Astagaaaa..."Ucap Raka dan Revan bersamaan.

"Iya gue lupa.. berarti selama ini lu satu gedung sama kakak sepupu gue??." Revan memastikan apa yang dia dengar tidak salah.

Ku Kira Kita Ternyata KalianWhere stories live. Discover now