Kau Benar-Benar Menggemaskan

35 1 0
                                    

" Tiraaa... Bangun..walah rek.. wong wedok jam sakmene belom tangi. Dadi opo iki?
(Aduh, anak perempuan jam segini belum bangun. Jadi apa ini)." Gumam bunda seraya membuka selimut yang mengungkung Tira didalamnya.

Sementara Tira hanya menggeliat, menekukkan tubuhnya ke kiri dan ke kanan.
Baru saja matanya akan kembali terpejam, saat itu lah bunda menggelitikkan kaki Tira menggunakan jari tangan.

Seketika Tira langsung menarik kakinya, kemudian duduk dari bangunnya.
"Bunda, kenapa sih...Kakak kan masih ngantuk bun." Kata Tira manja.

"Bukankah ini hari pertamamu magang kak?". Tanya bunda.

"Astagaa....ooo iya bunda. Wah bisa telat nih." Kata Tira beringsut dari tempat tidurnya,mengambil handuk lalu masuk kekamar mandi. Sementara bunda hanya menggelengkan kepalanya dan keluar dari kamar Tira.

" Maafkan anak bunda yah nak Raka, mungkin dia kelelahan." Ujar bunda pada Raka.

"Tidak masalah bun." Kata Raka sembari menyeruput teh hangat yang dibuatkan oleh bunda.  Raka sengaja pagi-pagi sekali ingin mengantarkan Tira pergi ketempat magang pertamanya. Sejak mereka resmi untuk saling membuka hati, Raka tidak pernah absen untuk mengantar Tira kemanapun.

" Kak Raka, kau sungguh so sweet. Apakah kau benar-benar mencintai kak Tira?" Tanya Lexi dengan gamblang.

"Tentu saja.", Jawab dengan senyuman menenangkan hati yang melihat.

" Kak Tira sudah pernah terluka, jika kau datang hanya untuk menambah lukanya,lebih baik jangan memberikan dia harapan yang besar." Lanjut Lexi kali ini agak serius, sang ayah hanya memperhatikan saja obrolan putrinya itu.

"Tapi aku tidak punya alasan untuk melakukan itu." Ujar Raka dengan santai.

" Yowes..yowes.. ayo dimakan sarapannya.." Titah bunda.

"Lagi ngomongin apa sih, seru banget." Sapa Tira menghampiri ayah dan mencium pipi kiri dan kanan sang ayah. Kemudian berakhir di pipi bunda. Dengan kemeja putih dibalut dengan blazer dark grey, bawahan rok senada dengan blazer. Rambut di urai bebas, menggunakan aksesoris kalung emas yang bertuliskan Tira membuat penampilannya makin cantik dan terlihat anggun.

Hal itu tidak luput dari pandangan Raka, namun Tira pura-pura tidak tahu jika sedang diperhatikan.

"Bukan apa-apa sayang,ayo segera dimakan sarapannya." Ujar ayah.

" Memangnya tidak kekantor, nanti terlambat loh?" Pandangan Tira menuju pada Raka yang sedang tersenyum melihatnya.

" Katakan, siapa yang akan memecat siapa jika aku terlambat?" Alih-alih menjawab Raka malah dengan entengnya bertanya.

"Mesti." Kata Tira mencebikkan bibirnya. Hal itu tak luput dari pandangan Raka yang gemas melihatnya
.
Anggota keluarga Tira yang lain hanya menggelengkan kepala melihat keduanya.

Semua keluarga Tira sangat senang begitu tahu Raka benar-benar kekasih Tira. Karena, orangtuanya tidak ingin putri mereka mengalami trauma termasuk dalam urusan cinta.

Karena orangtua Tira mengajarkan untuk tetap menguatkan hati alias sabar dalam segala hal.

Setelah selesai sarapan, Raka dan Tira pamit berangkat. Di ikuti oleh ayah dan Lexi dari belakang yang juga akan berangkat dengan aktivitas masing-masing.

Disepanjang perjalanan, Raka dan Tira berbincang dan bersenda gurau. Sejak bersama Tira, Raka lebih sering membawa mobil sendiri tanpa ada sopir dan Rio sang asisten sekaligus sahabatnya itu.

Sesampainya di pelataran gedung yang memiliki lantai 30, dimana didalamnya terdapat kantor Firma Hukum MZA yang dinaungi oleh perusahaan MZA. Salah satu perusahaan internasional yang bergerak dibidang Fashion.

Ku Kira Kita Ternyata KalianWhere stories live. Discover now