Makan Siang

15 1 0
                                    

Max adalah CEO yang dikenal dengan cuek,dan dingin namun dia tidak segalak seperti yang orang lihat.

Dia juga bukan seorang pemain, dia salah satu laki-laki yang memegang sebuah komitmen. Namun, sudah 3 minggu ini Max baru saja mengalami patah hati ditinggal sang kekasih yang sangat dia cintai. Kekasihnya adalah seorang model yang dinaungi oleh MZA Entertainment kini hamil dan pergi bersama laki-laki lain.
Max sempat tak percaya, namun Neo memberikan bukti-bukti hingga akhirnya Max melihat dengan mata kepalanya sendiri.

Ia melihat sendiri diapartemen yang ia berikan untuk kekasih yang sangat ia cintai itu, sedang terjadi pergumulan sepasang insan yang sedang beradu nafas. Suara desahan yang bertalu-talu.

Tanpa keduanya ketahui Max berdiri diambang pintu yang sedikit terbuka dengan kedua tangan yang dikepal.

Max berusaha menahan diri. Ia berlalu pergi meninggalkan unit apartemen itu.
Semua fasilitas yang ia berikan kepada Angela sang kekasih pun ia tarik.

Sejak saat itu Max sering sekali menyendiri ditaman tempat dimana pertama kali ia bertemu dengan Tira. Sejak pertemuan pertamanya dengan Tira itu, Max bisa melupakan sang kekasih.

Max mencoba mencari tahu segala hal tentang Tira melalui asistennya.
Hingga saat dia tahu rencana magang Tira yang diajukan di Firma Hukum yang kantornya tepat satu gedung dengan MZA Entertainment. Tanpa Max tahu ternyata proposal magang Tira di Firma Hukumnya disetujui oleh bagian Human Recruitment.
Yah seperti saat ini Max dan Tira bertemu kembali.

"Baiklah, kalau begitu saya permisi dulu pak." Kata Tira.

" Apakah aku sudah memberikanmu izin untuk keluar dari ruangan ini?". Tanya Max.

"Tadi bapak bilang saya tidak boleh makan siang di luar kantor." Kata Tira mulai kesal.

" Yah, tapi kau hanya akan makan siang bersamaku disini, diruangan ini." Kata Max.

"Kenapa saya harus makan siang disini? saya hanya perlu ke kantin saja, permisi." Kata Tira menundukkan sedikit kepalanya lalu berjalan kepintu. Baru saja hendak membuka handle pintu suara bariton itu lagi-lagi menghentikannya.

"Selangkah saja kakimu keluar dari ruangan ini, maka magangmu berakhir saat ini juga." Kata Max pelan namun penuh penekanan.

"Apa ini sebuah ancaman?". Kata Tira memutar badannya dan menatap Max tajam.

"Apakah kau merasa terancam?" Balas Max menarik sudut bibir keatas.

Tak lama kemudian Neo dan seorang petugas pantry membawakan makanan yang sudah dipesan Max melalui Neo. Tira hanya diam terpaku ditempatnya sambil melihat apa yang sedang terjadi.
Ada begitu banyak macam makanan, mulai dari

"Tuan muda, makan siang anda sudah siap. Silahkan dinikmati." Kata Neo mempersilahkan bosnya sambil mengerlingkan matanya.

"Thank you Neo, kau boleh pergi." Kata Max singkat.

"Jangan membuatnya takut." Ujar Neo mengingatkan sahabat sekaligus atasannya itu kemudian berlalu pergi.

Setelah Neo dan petugas pantry pergi dari ruangan itu, Max berdiri dari kursi kebesarannya lalu mendekati Tira yang masih terpaku di tempatnya.

"Bagaimana, apakah makanan disini kurang banyak atau kurang menarik?." Tanya Max.

"Maaf pak, saya benar-benar tidak bisa. Saya harus pergi." Kata Tira menggelengkan kepalanya.

"Apa kelebihan kekasihmu itu?". Tanya Max menarik lengan Tira hingga kini hanya jarak mereka terkikis beradu nafas.

Tira hanya memandang Max shock atas perlakuannya.

Ku Kira Kita Ternyata KalianTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang