Gadis Tidak Peka

24 1 0
                                    

Sinar mentari pagi dari balik tirai membuat pemilik mata hazel menjadi sipit. Dengan tergesa-gesa dia mencari ponselnya diatas nakas.
"Bahkan dia sama sekali tidak menghubungiku, apakah sesulit itu mendapatkan hatimu?" Tanya Raka pada dirinya sendiri setelah memeriksa handphone nya dengan bibir ditekuk.

Dari luar terdengar suara pintu diketuk. Sudah tampak Weni dan mommy Greta langsung masuk tanpa bicara apapun saat setelah pintu dibuka oleh Raka.
Setelah menutup pintu Raka mengekor pada keduanya kemudian duduk disofa berukuran panjang yang ada dikamar besar itu.

"Kak, hari ini bukankah kau sedang libur?". Tanya Weni.

"Emm lalu?" Kata Raka sambil mengusap-usap wajahnya yang baru bangun tidur.

"Raka, kenapa kau belum membawa kekasihmu kepada mommy?", Tanya mommy Greta sarkas.

"Mommy terlalu terburu-buru." Ucap Raka.

"Kalau begitu ayo kita keluar." Ajak mommy
.
"Kemana?"Kata Raka datar.

"Mommy mau ditemani belanja." Ujar mommy Greta.

"Bukankah sudah ada Weni?." Tolak Raka.

"Tentu saja kita bertiga kak." Imbuh Weni.

Setelah sempat sedikit adu argumen sebab hari ini Raka benar-benar hanya ingin dirumah. Jika diapartemennya Raka akan menyibukkan diri dengan pekerjaannya tanpa mengenal akhir pekan. Akhirnya Raka mengalah. Dia mau menemani mommy dan adiknya berbelanja. Raka sebenarnya juga sudah terbiasa menemani anggota keluarganya kesana-kemari.

Setelah berhasil membujuk Raka untuk ikut pergi, mommy Greta dan Weni pun beranjak dari kamar Raka. Mereka menunggu Raka diruang keluarga.

Beberapa waktu kemudian Raka turun dengan pakaian casualnya dipadu dengan sepatu kets putih miliknya.

Sesampainya di butik A tempat langganan keluarga Wijaya, mereka disambut dengan hangat oleh beberapa penjaga butik yang sedang tidak melayani pelanggan.

Raka berjalan santai mengikuti mommy Greta dan Weni. Dia hanya mengikuti saja dan sesekali mengomentari jika ada yang tidak cocok dengan modelnya.  Begitulah kedekatan keluarga Wijaya.

Satu jam di butik A, akhirnya mommy Greta dan Weni mendapatkan apa yang dicari.

"Baiklah, sekarang kita ke restauran biasanya." Titah mommy pada Raka sambil melihat jam dipergelangan tangannya.

Dengan santai Raka melajukan mobilnya menuju restauran yang dimaksud. Untuk menuju restauran itu tidak memakan waktu yang lama. Tidak sampai sepuluh menit mereka sudah berada tepat diparkiran restauran jepang.

Mommy Greta dan Weni segera memasuki restauran, sementara Raka masih didalam mobil berkutat dengan handphonenya.

"Kau sungguh benar-benar tidak menghubungiku." Gumam Raka sambil membolak-balikkan handphonenya.

"Apa aku telpon saja yah...ah tidak tidak... Itu akan sangat merendahkan harga diriku dihadapan gadis tidak peka itu. Tapi, bukankah itu sudah terjadi? Aaaahhhggh.."Raka berperang dengan pikirannya sendiri dan memukul-mukul setir.

Didalam restauran mommy Greta dan Weni sudah berhasil menemukan meja tempat dimana sudah ada sosok gadis yang selama ini mereka ikuti. Bukan mommy Greta jika tidak bisa meluluhkan hati seseorang.

"Hai kak Tira." Sapa Weni pada Tira. Mereka saling mencium pipi kira dan kanan begitu pun dengan mommy Greta.

"Apa kau sudah lama menunggu nak?" Tanya mommy Greta.

"Tidak mom." Jawab Tira singkat dengan senyum yang menenangkan siapa saja yang memandang.

"Wah, kau benar-benar cantik. Tidak salah jika anak mommy jadi bucin" ujar mommy Greta.

Sedang asyik berbincang waiters datang membawa menu. Kemudian mereka semua memesan makanan dan minuman. Waiters pun berlalu, bersama datangnya Raka.

Setibanya Raka didepan meja tempat mommy dan adiknya duduk, Raka terperanjat melihat siapa yang ada didepannya kini. Gadis yang membuatnya hampir gila karena tidak ada kabar barang sedetikpun.

"Kau.." Raka menunjuk Tira dengan penuh pertanyaan. Sedangkan yang ditunjuk hanya tersenyum malu.

"Anak mommy ayo duduklah, mommy sudah memesankan makanan favorit untukmu." Ujar mommy Greta menarik Raka untuk duduk disebelah Tira.

Sementara Raka masih diam, dan dia mengedip-ngedipkan kedua matanya. Lantaran dia masih belum percaya dengan apa yang dilihatnya.

"Kakak, hati-hati matamu akan terlepas jika seperti itu terus." Cibir Weni.

Raka pun duduk disebelah Tira, dan terus memandang wajah Tira yang saat ini benar-benar ada dihadapannya.

Tak lama kemudian waiters datang membawakan pesanan mereka.

"Mommy, kau punya hutang penjelasan padaku." Kata Raka sinis lantaran mommy Greta tidak pernah bicara apapun soal gadis yang ada dihadapannya saat ini.

"Kau selesaikan makanmu dulu." Ujar mommy Greta.

"Buka mulutmu." Kata Tira pada Raka, sontak membuat Raka makin shock.

"Ayo buka mulutnya.." Kata Tira kemudian menyuapi Raka.

***

*Flashback on*

"Mommy, apa rencana mommy." Kata Weni.
Saat Raka menemui Tira dikampus, disana ternyata mommy Greta dan Weni secara kebetulan melewati jalanan itu. Mereka melihat mobil Raka bertengger di dekat gerbang kampus. Mommy tahu bahwa Raka putra kesayangannya baru merasakan jatuh cinta pada pandangan pertama.

Selama ini banyak wanita yang berlomba-lomba mendapatkan hati Raka namun itu tidak terjadi seperti saat seorang Tirani Beladya muncul.

Setelah melihat Tira keluar dari mobil Raka, mommy Greta dan Weni menghampiri Tira. Tira yang saat itu sedang menunggu taxi onlinenya sebab hari ini tidak membawa kendaraannya.

"Permisi nona" Sapa seorang wanita membuka kaca jendela mobilnya.

" Apa kita bisa bicara sebentar." Katanya lagi.

Tira yang awalnya menolak, namun akhirnya menurut ketika wanita itu mengaku sebagai ibunya Raka. Mobil itu membawa Tira kesebuah kafe yang tak jauh dari sana.
Mereka hanya memesan minuman saja.

"Saya kira langsung saja, tak perlu banyak basa-basi. Saya Greta mommynya Raka dan ini Weni adiknya Raka paling cantik." Ujar mommy Greta dengan ramah yang diikuti sebuah anggukan oleh Weni dan Tira.

"Saya tahu bahwa putra saya Raka akhir-akhir ini sedang mengalami yang namanya jatuh cinta pada pandangan pertama. Dan kau adalah gadis pilihannya." Kata mommy Greta sejenak menyeruput tipis-tipis cappucino latte hangat miliknya.

" Saya sudah mendengar bagaimana cara kalian bertemu. Mungkin ini memang sangat mendadak. Raka mungkin kerap kali membuatmu tidak nyaman. Jika kau tidak yakin dengan Raka, kau bisa yakin pada mommy. Raka adalah laki-laki yang baik, dan bertanggung jawab atas apa yang sudah menjadi pilihannya." Kata mommy pelan namun penuh penekanan dibalut dengan senyumannya yang mampu meluluhkan hati siapa saja.

"Tapi aunty.."

"Panggil mommy saja ya sayang." Kata mommy Greta memotong ucapan Tira.

"Tapi aunty... Emm.. mom saya akan mempertimbangkannya." Kata Tira dengan senyuman khasnya yang selalu membuat orang lain nyaman.

" Berarti mulai sekarang, kak Tira adalah calon kakak iparku." Kata Weni gembira.

"Baiklah, nak Tira besok jangan lupa kita bertemu di restauran C. Kau dandan yang cantik yah." Kata mommy.

"Setelah ini kakak mau kemana, kami bisa mengantarkan kakak." Imbuh Weni.

"Saya sebenarnya mau pulang dulu, karena nanti sore ada mata kuliah tambahan." Kata Tira.

"Baiklah, kalau begitu kami antarkan pulang." Kata mommy.

"Terimakasih mom, tapi saya masih ada keperluan." Kata Tira.

Akhirnya Tira pergi dengan taxi dan membawanya ke taman yang pada akhirnya dia bertemu dengan laki-laki tidak dikenal. Kemudian dia pulang kerumah sebab sore ada 1 mata kuliah tambahan.

*Flashback off*

Ku Kira Kita Ternyata Kalianحيث تعيش القصص. اكتشف الآن