Menikahlah Denganku

28 1 0
                                    

Sudah tidak terasa sudah jam lima lebih sepuluh menit, Tira yang fokus mengerjakan tugasnya tidak sadar jika rekan-rekan stafnya disana sudah mulai bersiap-siap untuk pulang.

"Apa kau tidak ingin pulang?". Tanya Mesi salah satu staf diruangannya yang berjumlah empat orang itu.

"Apakah sudah waktunya?" Kata Tira sambil melihat jam dipergelangan tangan kirinya..

"Astaga, mana belum selesai lagi." Umpat Tira dalam hati.

"Saya belum selesai kak, kakak duluan saja. Terimakasih." Ujar Tira pada Mesi.

Mesi pun berlalu meninggalkan Tira yang tinggal seorang diri ,kedua rekannya sudah duluan sejak tadi.

Dering telepon genggam milik Tira pun baru berbunyi,.dengan buru-buru Tira meraih benda gepeng mikiknya itu.

"Aku sudah didepan, cepat keluar atau aku yang akan masuk kedalam menjemputmu." Kata Raka dari telpon.

"Apa? Ah iya, tunggu 10 menit lagi. Aku selesaikan sedikit lagi." Kata Tira dengan tergesa-gesa.
Kemudian sambungan telepon dimatikan.

Tira pun menyelesaikan tugasnya sudah  hampir rampung dan segera merapikan tempat kerjanya sebelum 10 menit.
Ketika hendak keluar ruangan ia melihat atasannya yang hendak keluar lobby bersama asistennya itu.

Tira sengaja berjalan pelan-pelan agar tidak berpapasan dengan mereka.
Namun gerak-geriknya langsung disadari oleh Max.

"Bagaimana dengan ruangan barumu, apakah lebih nyaman dari ruanganku?." Tanya Max spontan saat melihat Tira jalan sambil menunduk, sontak membuat Tira terperanjat dengan pertanyaan dadakan seperti itu.

"Ah, nyaman pak.. sangat nyaman." Jawab Tira sekenanya.

"Apa katamu, jadi kau tidak nyaman berada satu ruangan denganku, begitu?." Cecar Max dan membuat Neo bergidik geli melihat perubahan pribadinya sejak mengenal Tira.

"Ah tidak begitu maksudku pak, jangan salah paham maksud saya...." belum sempat Tira menyelesaikan ucapannya tiba-tiba benda gepeng digenggamannya bedering.

"Ah yah baiklah, ini sudah mau keluar lobby." Kata Tira menjawab telepon dari  Raka.

"Pak, mohon maaf sekali. Tanpa mengurangi rasa hormat saya, saya harus segera pergi. Permisi yah pak." Kata Tira kemudian segera berlalu.

Max yang ditinggalkan pergi begitu saja sontak mengikuti  Tira keluar loby dan disana terlihat seorang laki-laki berdiri bersandar didepan pintu sebuah roll royce hitam.

Ia melihat Tira tersenyum ramah dengan laki-laki yang jelas adalah pacarnya. Namun, ia tak terima ketika bersamanya Tira bersikap biasa saja seolah tidak takjub padanya.

"Apakah tugasmu membuatmu lelah?" Tanya Raka pada sang kekasih.

"Apakah aku terlihat begitu lelah?" Tira balik bertanya.

"Ah tidak, kau tetap terlihat sangat cantik." Ujar Raka sembari membukakan pintu mobil penumpang didepan.

"Terimakasih, kau sungguh berlebihan." Kata Tira dengan sumringah.
Pemandangan itu tak luput dari mata elang Max yang membuat Neo bergidik ngeri berada didekatnya.

Setelah kepergian Tira, Max hanya diam seribu bahasa. Dan berlalu meninggalkan gedung bersama dengan Neo.

"Sebaiknya sudahi saja Max, jangan diteruskan. Sepertinya mereka pasangan yang sangat serasi." Kata Neo saat ditengah perjalanan pulang.

"Sekali lagi kau bicara, aku tinggalkan kau dijalan sini." Ancam Max.

Bukannya takut, Neo malah semakin ingin menggoda Max.

Ku Kira Kita Ternyata KalianWhere stories live. Discover now