1

1K 77 3
                                    

"Bundaaaa..."

Pekikan itu berasal dari seorang remaja laki-laki cantik dan juga mungil berumur 16 tahun, yang kini tengah berlari riang ke arang sang bunda yang baru saja turun mobil dengan ayahnya. Remaja itu...Yoongi Bintang Adiguna, bungsu keluarga Adiguna.

Grep

Tangan putihnya memeluk sang bunda erat, mendusal manja disana.

"Adek kangen~" manjanya, membuat wanita cantik yang menjadi nyonya adiguna itu tersenyum dan mengecup sayang pucuk si bungsu

"Bunda juga kangen sama adek" balas chaerin

"Bunda doang nih yang di kangenin?"

Bintang melepas pelukannya, lalu menoleh pada sang ayah yang sekarang tengah merengut sedih, dan dengan terburu si mungil memeluk tubuh atletis adiguna dengan erat

"Uh...jangan sedih ayah, adek kangen juga kok sama ayah"

"Iya ayah gak sedih kok, gimana liburan nya hm? adek gak ngerepotin bibi minah kan?" tanya adiguna seraya memangku si bungsu

Dan sebelum bintang menjawab, seorang wanita paruh baya keluar dengan senyum lembutnya. dia adalah minah, mantan asisten rumah tangga mereka.

"Tuan muda bintang ndak merepotkan saya tuan, dia anak yang baik. Malah saya yang suka tidak enak karena nak bintang suka tolong saya"

Bintang yang dipuji anak baik, jadi malu dan menyembunyikan wajahnya di ceruk leher sang ayah. Adiguna hanya terkekeh, mengusak surai si bungsu dengan gemas.

"Syukur deh kalo adek gak ngerepotin, makasih banyak ya bi sudah mau jagain bintang seminggu ini. Aduh, kalo gak ada bibi gatau deh gimana nasib bungsu ku ini ditangan si sulung" ucap chaerin memegang tangan keriput minah

"Gagapa nyonya, lagipula saya seneng kalo nak bintang datang, karena rumah saya jadi rame"

"Sekali lagi makasih ya bi, maaf kami gak bisa lama-lama disini...sudah sore soalnya, takut kemaleman sampe rumah" ucap chaerin, yang membuat wanita paruh baya itu mengangguk meski enggan karena pasti rumah nya sepi lagi seperti sebelumnya

"Kalau begitu kami pamit ya bi" pamit adiguna

"Iya tuan, hati-hati dijalan"

Mereka mengangguk, lalu mulai masuk mobil dengan si bungsu duduk di belakang bermain ponsel sang bunda, menonton kartun pororo:)

Perjalanan itu hanya di isi obrolan kecil pasangan adiguna dan suara dari kartun pororo, kadang juga terdengar gerutuan si bungsu karena kesal jika ada iklan di saluran itu.

"Bunda sudah" ucapnya menyodorkan ponsel belogo apel tergigit itu pada sang bunda

"Kok sebentar banget dek? mau ganti kartun nya?" tanya chaerin, tapi si bungsu adiguna itu menggeleng

"Adek bosan bund..." jawab bintang mempoutkan bibirnya

"Adek mau apa? mau ngemil?" tanya adiguna melirik pada kaca spion

"Mau cilok" jawab bintang menoleh pada jendela menatap jejeran street food di luar

"Jangan dulu dek, nanti aja beli cilok nya ya" larang adiguna, membuat bibir kecil itu semakin maju ke depan

"Mau sekarang ayah, adek mau cilok nya sekarang" rengek bintang membuat chaerin tidak tega, tapi ia harus mematuhi keputusan suaminya itu, untuk tak selalu menuruti keinginan si bungsu buat beli cilok .

"Turuti kata ayah dek, apa adek mau sakit perut lagi kayak dulu karena kebanyakan makan cilok hm?" si bungsu menggeleng, teringat kembali saat ia sakit perut karena kabanyakan makan cilok, dan itu benar-benar menyiksanya

MY UNIVERSE ( KOOKGA )✔Where stories live. Discover now