65

216 34 2
                                    

Sebelum mengantar sang kekasih pulang, langit membawa si manis ke taman sebentar untuk menghabiskan waktu bersama. Remaja tampan itu juga sudah izin pada adiguna untuk mengajak bintang bermain sebentar, dan untung saja pria paruh baya itu mengizinkannya.

"K-kak, yang dibandara tadi...bintang min_

"Gakpapa" potong langit dengan senyum kecilnya

"Kak langit gak marah?"

Langit menggeleng, lalu memegang tangan mungil sang kekasih lembut.

"Kenapa harus marah? itu kan cuma kecupan kecil, dan itu juga si aksa yang mulai duluan"

"Kak langit beneran gak marah?"

"Enggak sayang, udah ya jangan bahas itu lagi...nanti aku beneran marah sama kamu" ucap langit yang membuat si manis segera menganggukan kepalanya.

"Mau jajan apa? biar aku beliin"

"Eum...es krim coklat aja" jawab bintang

"Oke, kamu tunggu disini ya"

"Eum, hati-hati kak"

Langit mengangguk, memberi kecupan kilat pada bibir tipis si manis lalu pergi dari sana untuk membeli es krim coklat.

Tak butuh waktu lama, sekitar 10 menit kemudian remaja dominan itu sudah kembali dengan satu es krim coklat ditangannya.

"Nih es krim nya"

"Makasih kak, tapi kenapa cuma satu? kak langit gak beli?" heran si manis

"Enggak, es krim nya satu berdua aja biar lebih enak"

Bintang mendengus geli, lalu mulai memakan es krim yang di beli langit. Sesekali ia suapi pria itu karena langit yang meminta di suapi

"Sayang?"

"Apa kak?"

"Kayaknya, sebentar lagi kita bakal jarang ketemu" ucap langit, yang membuat bintang mengerutkan keningnya bingung

"Kenapa? apa kak langit mau pergi?"

"Enggak, cuma perusahaan aku lagi ada masalah. Jadi kayaknya, liburan ini kita gak bisa main-main" jelas langit yang membuat si manis mempoutkan bibirnya sedih

"Kkk, kenapa ini bibir monyong gitu hm?"

Bintang mengerang, ia semakin memajukan bibir nya kedepan karena kesal yang membuat langit gemas.

"Bibirnya jangan monyong gitu dong, nanti aku makan habis loh kamu disini bin"

"Makan aja, bintang suka kok" cicitnya pelan, seraya melirik kecil pada langit yang terdiam tak percaya

Senyum miring tersemat, dengan cepat tangan langit membawa si manis dalam pangkuannya hingga mereka berdua bertatapan. Dengan perlahan langit menarik tengkuk bintang dan menempelkan labium nya pada bibir tipis itu, melumatnya pelan atas dan bawah dengan tangan meremas pinggang ramping bintang gemas.

Sedangkan bintang hanya menikmati, tangannya bertumpu cantik pada pundak kokoh yang lebih tua agar tidak terjatuh.

"Eummhh..." lenguhnya, saat langit mengobrak abrik isi mulutnya dengan lidah panasnya itu.

"K-kakh..."

Langit hanya tersenyum di sela-sela ciumannya, ia terus memakan habis bibir tipis sang kekasih sampai merasakan tepukan kecil di bahunya.

Dengan perlahan dan terpaksa, langit melepaskan ciumannya. Membiarkan bintang mengambil nafas dengan rakus.

Muach!

Langit mengecup gemas bibir si manis, lalu tersenyum lembut pada bintang yang asik mengais udara. Tangannya ia bawa untuk mengelus bibir bengkak si manis pelan, lalu menekan nya perlahan.

"Rasanya makin manis" ucapnya, yang membuat pipi bintang memerah malu dan memilih menyembunyikan wajahnya pada ceruk leher sang kekasih.

Langit yang melihat reaksi itu hanya tertawa, lalu memeluk tubuh si manis erat sambil ia goyangkan ke kanan dan kiri

"Mau pulang sekarang?" tanya langit

"Pengennya sih nanti, tapi ini udah mau malem"

"Yaudah, kita pulang aja ya. Takut ayah kamu khawatir"

Bintang mengangguk, lalu membiarkan tubuhnya di gendong ala koala oleh langit untuk menuju motornya.

"Udah nyaman?" tanya langit, setelah mendudukan si mungil di jok belakang motornya.

"Udah"

Langit mengangguk dengan senyum kecilnya, lalu naik di jok depan dan langsung menyalakan mesin motor kemudian melaju dari sana untuk mengantarkan si manis pulang.

Sepanjang perjalanan, mereka tak mengobrol. Mereka berdua hanya diam dengan lengan si manis yang melingkar erat di perut sixpack langit, sementara pria itu hanya fokus menyetir agar selamat sampai tujuan.

"Kakak gak mau masuk dulu?" tanya bintang saat sudah sampai di depan gerbang rumahnya

"Lain kali aja"

"Yah...kok gitu sih" sedihnya

"Ini udah mau male__

"Emangnya kenapa kalo mau malem?"

Keduanya menoleh, langit langsung menunduk sopan sedangkan si manis mempoutkan bibirnya.

"Saya ngerasa gak enak aja om" jawab langit, tetap menunduk tak berani menatap pria paruh baya itu.

"Kalo anak saya minta kamu mampir, ya kamu harus turutin dong. Gimana sih"

"T-tapi om, saya ngerasa gak en_

" Oh...jadi kamu gak mau nurutin niat baik anak saya gitu?" ujar adiguna yang membuat langit segera menggeleng brutal

"Enggak enggak b-bukan gitu om, saya cuma ngerasa gak enak aja"

"Cih!" decih adiguna, lalu pergi dari sana untuk kembali masuk kedalam rumah

Bintang menghela nafas pelan, lalu mengalihkan pandangannya pada langit yang sedang mengigit bibirnya, mungkin gugup.

"Udah jangan terlalu di fikirin kak, kalo kakak gak mau masuk gak apa-apa kok" ucap bintang dengan senyum lembutnya, berhasil membuat langit ikut tersenyum kecil.

"Maaf ya sayang"

"Gak apa-apa, kalo gitu bintang masuk duluan ya. Kak langit hati-hati dijalannya, inget jangan ngebut-ngebut" nasihatnya dengan raut serius

"Iya sayang, aku bakalan hati-hati kok bawa motornya. Udah sana masuk, gak baik anak perawan masih di luar magrib magrib gini"

Bintang mendengus kesal, karena di sebut perawan. Dengan kesal ia berbalik dan berjalan masuk dengan kaki di hentakan yang membuat langit tertawa gemas

"Aku pulang ya sayang! bye~"

Bintang berhenti melangkah, ia berbalik lalu balas melambai pada langit yang sudah memakai helmnya.

Setelah sang kekasih pergi, bintang masuk rumah dan langsung naik keatas untuk pergi ke kamar dan membersihkan dirinya dari lengketnya keringat.












Hai hai hai
Voment ya
Next Chap?
TBC.

MY UNIVERSE ( KOOKGA )✔Where stories live. Discover now