56

256 35 5
                                    

Hari ini langit demam akibat kebut-kebutan jam 3 dini hari karena dikejar bapak-bapak petugas ronda, badannya menggigil dengan hawa panas yang mengguar. Ia butuh bintang...tapi remaja itu sedang di kurung oleh ayahnya.

"Lagian kenapa kebut-kebutan hah? udah tau cuaca dini hari dingin banget" omel leo, sambil mengompres kening sang keponakan

"Diem deh om, kepala langit pusing dengernya"

Leo berdecak, mengaduk bubur di mangkuk lalu ia berikan pada langit.

"Makan, abis itu minum obat"

"Gakmau"

"Jangan manja langit, cepet makan nanti malah makin parah sakitnya"

"Ih gak mau, langit mau di suapin sama ayang, om.." ucap langit, mengubah posisi tidurnya jadi membelakangi leo

Sedangkan leo sekarang sedang memasang wajah jijik, sejak kapan keponakannya berubah seperti ini? begitu manja yang membuatnya sedikit errr....aneh.

"Ayangmu gak ada disini, cepet makan!"

"Gak mau om, udah sana keluar. Langit mau tidur" usir langit, memeluk guling dengan erat sambil membayangkan jika si manis lah yang ia peluk.

"Dasar keras kepala! kalo kamu tambah sakit gimana hah? om juga yang repot! kamu itu sebentar lagi ujian kenaikan kelas, harus selalu sehat biar bisa ikut ujian"

Langit tak mendengarkan, terpejam damai dengan dengkuran halus yang membuat leo berdecak semakin kesal dengan keponakannya. Ia bangkit lalu berjalan keluar membawa satu mangkuk bubur yang sama sekali tak terjamah.

Tangan beruratnya mengambil ponsel, lalu menghubungi adiguna untuk membujuk agar memperbolehkan bintang datang ke apart, menyuapi langit.

📞

"Ada apa leo?"

"Bro, langit lagi sakit. Bis_

"Ya terus apa hubungannya sama gue?" potong adiguna dengan nada kesal yang begitu sangat kentara.

"Please lah, izinin bintang dateng. Kasian keponakan gue belom makan. Maunya sama bintang"

"Halah alasan! udah ah gue tutup telponnya"

"Eh eh jangan adi! gue ben__

Tut...tut...tut

"Lah beneran dimatiin si bangke" kesal leo, lalu ke dapur untuk membuang bubur yang sudah dingin itu.

Sedangkan di sisi lain, adiguna melempar ponselnya ke samping dengan gerutuan kesal. Lalu memejamkan mata bersandar di kepala sofa.

"Ayah kenapa?"

Pertanyaan bernada lembut itu membuat adiguna menyunggingkan senyum, lalu membuka mata melihat si bungsu yang duduk di sampingnya.

"Ayah gak apa-apa, cuma kesel aja"

"Kesel sama siapa?"

"Tuh sama si leo, ayah heran deh... dia sama keponakannya kenapa sama-sama nyebelin ya?"

"Emangnya om leo bilang apa sampe ayah kesel kayak gini hm?"

"Ck, dia bilang langit sakit da__

"APA?! KAK LANGIT SAKIT?!"

Adiguna menutup kedua telinganya saat si bungsu berteriak dengan cukup kencang, ia menatap si manis yang panik lalu memegangi tangannya

"Kenapa sih dek, biasa aja kali"

"Ih gak bisa ayah! kak langit lagi sakit, adek harus kesana"

"Nggak! kamu diem aja dirumah" larang adiguna dengan wajah seriusnya.

MY UNIVERSE ( KOOKGA )✔Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang