57

260 37 4
                                    

Langit masih saja menunduk, dengan si manis disampingnya. Mereka hanya mengobrol kecil, karena masih ada adiguna yang mengawasi mereka dengan mata tajamnya. Pria itu tak segan segan melempari langit dengan apapun jika berani menyentuh anak manisnya.

Bintang yang menyadari ini semua hanya bisa menghela nafas, menyuruh sang ayah keluar pun tak ada gunanya karena pria paruh baya itu tak juga bergerak dari tempatnya, masih bersandar di daun pintu seolah tak merasakan pegal.

"Ayah, keluar ih~ adek mau ngobrol sama kak langit jadi susah" ucap bintang sedikit merengek karena sudah geram

"Gobrol ya tinggal ngobrol dek, apa susahnya"

"Ih tapi kak langit nya gak nyaman karena ada ayah"

Langit yang merasa di sebut pun segera menggeleng cepat, menatap tak enak pada adiguna yang menatap tajam pada nya.

"E-enggak apa-apa kok o-om, kalau om mau disini gak apa-apa kok" ucap langit gugup, bahkan saling meremas jemari tangan saking takutnya dengan ayah sang kekasih.

Adiguna hanya berdecih, lalu duduk di lantai tetap memeperhatikan mereka berdua. Ia tidak akan lengah untuk menjaga anak manisnya dari anak badung itu.

"Ayah~" rengek bintang, merasa gemas dengan sang ayah yang malah duduk di lantai

"Udah bin, biarin aja ayah kamu disini"

Bintang merengut, merasa tidak enak dengan langit yang seakan sungkan padanya.

"Udah gakpapa" lembut langit, sedikit menyentuh paha si manis dan untung saja  adiguna tak melihatnya karena ia menyembunyikan tangannya dibalik selimut, ia kan jadi bisa remas remas sedikit:)

Tak lama leo datang, dengan cemilan dan menatap heran pada adiguna yang duduk di lantai

"Ngapain lo duduk di bawah kayak gitu bro? kayak lagi ngemis aja" ucap leo, melenggang masuk kedalam dan menyimpan cemilan itu dinakas.

"Ngopi ngapa ngopi, diem deim bae lu"

"Diem deh lo, sana sana" kesal adiguna mengibaskan tangannya

"Temenin gue ngopi Gun, gak enak kalo ngopi sendiri"

"Ngopi disini aja"

"Gabisa, cepetan nanti keburu dingin kopinya" ucap leo, menarik kerah baju adiguna sampai tergusur ke luar kamar, mengabaikan adiguna yang meronta karena tercekik

"Ah anjing lo! lo mau buat gue mati hah?!"

"Sorry sorry, gue gemes soalnya sama lo"  ucap leo, mendudukan dirinya di sofa

"Ayo duduk, kita ngopi-ngopi. Ini biji kopi impor tau, mahal harganya"

"Cih!" decih adiguna tapi tetap menurut untuk duduk, menghirup kopi sebentar dan meminumnya sedikit

"Lo ngapain sih diem mulu di kamar si langit?"

"Ya buat jagain anak manis gue lah, gue takut keponakan badung lo itu grepe grepe tubuh anak gue" jawab adiguna, kembali menyesap kopinya.

"Enggak akan, percaya deh. Langit itu baik, meskipun bandel. Dia gak akan pernah grepe grepe kalo belum sah."

"Cih tau dari mana lo hah?"

"Lah gue kan pamannya, gue yang besarin dia dari kecil. Jadi gue udah tau luar dalem si langit kayak apa" jawab leo, dengan senyum tampannya yang membuat adiguna berdecih lalu kembali menghirup aroma kopi yang membuatnya sedikit lebih tenang

Sedangkan di kamar, langit tersenyum lebar dalam hati. Berterima kasih pada sang paman karena bisa membuatnya bernafas lega. Pandangannya ia alihkan pada si manis yang fokus memakan cemilan.

MY UNIVERSE ( KOOKGA )✔Where stories live. Discover now