38

398 51 6
                                    

Setelah kejadian tadi di rooftop, si manis tak berhenti tersenyum dengan pipi memerah. Meski ia tahu ini salah, tapi setidaknya ia bahagia karena bisa merasakan pelukan langit. Ia senang saat  pria dominan itu memeluknya dengan erat, mengelusi punggung sempitnya perlahan penuh afeksi membuat dirinya melayang, meski harus kembali jatuh pada angan karena pria itu sudah milik orang lain.

"Uh?" si manis tersentak saat kedua matanya ditutupi oleh sepasang telapak tangan

"Tebak siapa?"

"Kak aksa" jawab si mungil seraya melepaskan telapak tangan itu

"Kok tahu sih? gak seru ah"

Si manis tertawa kecil, merasa lucu dengan remaja tan itu apalagi sekarang mempoutkan bibirnya seperti anak kecil

"Tau dong~" si manis mencolek dagu aksa, yang dihadiahi dengusan kesal oleh remaja tan itu

"Gak seru!"

"Ih marah~" ledek si manis, menjawil bibir monyong itu jahil.

Sedangkan remaja tan itu hanya diam, membiarkan si manis melakukan apapun.

"Ayo pulang kak"

"Gak mau!"

"Loh kok gak mau sih?" heran si manis

Aksa membungkuk sedikit, lalu menunjuk pipi kanan nya "Cium dulu, baru kita pulang"

Si manis mengerjapkan matanya polos, sedangkan remaja dominan didepannya menaik turunkan alis, menggodanya. Bintang mengangkat bahunya acuh, lalu...

Muach!

"Udah, ayo pulang"

Aksa membeku tak percaya, padahal kan tadi ia hanya bercanda, karena ingin menjahili si manis...tapi kenapa malah beneran dicium, kalau terus seperti ini ia harus bagaimana?

"Kok malah jadi patung sih kak? kak aksa ayo pulang, kak aksa!" bintang menggoyangkan lengan aksa sampai remaja tan itu sadar dari euphoria nya

"I-iya iya ayo pulang"

Aksa langsung memasangkan helm pada si manis, lalu mendudukan tubuh mungil itu  pada jok motor diikuti olehnya dan melaju dari sana meninggalkan seorang remaja lainnya yang sekarang meremas dada karena denyutan sakit.

'Kenapa sakit banget...' 




Malam datang, seorang remaja dominan sedang bersiap didepan cermin untuk merapihkan penampilannya, karena hari ini ia akan bertemu dengan sang kekasih untuk makan malam merayakan hari jadi mereka

Langit, pria dominan itu menyugar rambutnya kebelakang seraya tersenyum tampan, lalu membenarkan jas yang ia kenakan.

Setelah dirasa cukup, ia mengambil jam tangannya lalu keluar untuk pergi menuju apartement sang kekasih menggunakan mobil mewahnya.

Meski kedua orang tuanya sudah tiada, tapi kekayaan nya tetap mengalir karena beberapa usaha dan perusahaan nya tetap berjalan yang sekarang dikelola sang paman, dan terkadang akan di kontrol olehnya hanya untuk memeriksa apabila ada kesalahan.

Langit mengetuk-ngetuk jarinya pada stir karena jalanan macet, sesekali melihat jam tangan untuk melihat waktu yang ternyata sudah memasuki pukul 8 malam. Ia membuka jendela sedikit untuk melihat cuaca malam hari ini yang gelap tanpa kemerlap bintang.

"Kayaknya bakal ujan" gumamnya, lalu menutup kembali jendelanya.

Dengan sabar ia menunggu, meski dalam hati menggerutu karena kesal mobilnya tak bergerak sedikitpun akibat macet. Dan pada akhirnya setelah satu jam, mobilnya bisa melaju lancar menuju apartement sang kekasih.

MY UNIVERSE ( KOOKGA )✔Where stories live. Discover now