42

379 42 4
                                    

Langit masih terbaring lemah di ranjang pesakitannya, padahal ini sudah dua bulan lamanya pria dominan itu memejamkan mata, dan selama itu pula si manis selalu datang menjenguk.

Meski begitu, kondisi langit  mulai berangsur membaik bahkan alat yang menempel ditubuhnya sudah dilepaskan, dan satu minggu yang lalu remaja dominan itu telah dipindahkan ke ruang rawat Vip. Leo senantiasa berada disamping sang keponakan untuk menguatkan, bahkan selalu berdoa pada tuhan untuk kesembuhan keponakannya.

Ceklek!

"Pagi om" sapa bintang, dan leo hanya tersenyum pada anak manis itu yang ternyata adalah anak dari adiguna, teman bisnisnya.

"Kamu sama siapa kesini bin?"

"Sama bang lintang" jawabnya, menyimpan paperbag di nakas yang berisi makanan dari sang bunda untuk leo sarapan.

"Tumben sama lintang, biasanya kamu sama aksa"

"Kak aksa lagi ada perlu katanya, jadi gabisa anter bintang" jelas si manis tanpa menoleh karena fokus menyiapkan makanan

"Terus kemana si lintang?"

"Kantin, mau beli rokok katanya. Oh iya om, ini sarapan dari bunda"

"Buat om?"

"Huum, hari ini bunda masak banyak jadi disuruh bawa kesini deh" jawab si manis dengan senyum kecilnya

"Wah, makasih ya. Kebetulan banget om juga belum sarapan, eum...kalo begitu om sarapan diluar aja, kamu disini jagain langit ya"

"Um!"

Leo tersenyum gemas, mengusap surai si manis pelan lalu keluar membawa sarapannya.

Setelah melihat Leo keluar, si manis mengalihkan pandangannya pada langit yang masih terpejam damai. Ia menarik nafas dalam, lalu mendudukan diri di kursi samping ranjang.

"Kak langit kapan bangun?" tanya nya,  menggenggam tangan yang lebih tua dengan erat untuk menyalurkan rasa rindunya, meski ia tahu mungkin saja langit tak menginginkan dirindui olehnya.

"Bintang kangen..."

"Bintang kangen kasarnya kakak, kangen kakak marahin bintang, pokoknya bintang kangen kak langit. Meskipun kakak kasar, tapi bintang tau kok...kasarnya kakak itu buat nyalurin rasa sayangnya kak langit ke bintang, iya kan kak? atau bintang salah ya? ah gatau deh...pokoknya bintang kangen banget sama kak langit manggil lo gue lo gue, kkk" ucap si manis panjang lebar dengan tawa kecilnya, sesekali mengelusi rahang tegas langit sayang

"Kakak tau nggak, selama kakak tidur...bang lintang sama aa kiming ledekin kakak terus, katanya kak langit kurus kayak tengkorak hidup, kan bintang kesel dengernya. Masa kak langit ganteng begini dibilang tengkorak hidup sih!"

Si manis mengerucutkan bibirnya karena kesal, saat mengingat lintang dan kiming yang selalu saja mengejek langitnya. Memang benar-benar!

Ceklek!

"Bin, ayo berangkat...udah mau telat ini" ucap lintang menyembulkan kepalanya kedalam, menatap si manis yang masih duduk anteng di kursi samping ranjang pesakitan sang sahabat.

"Bintang..."

"Apa bang?"

"Ayo berangkat sekolah, sebentar lagi masuk"

Si manis mengangguk pelan, lalu bangkit setelah mengecup punggung tangan langit.

"Ayo bang"  ucap bintang, lintang mengangguk lalu berjalan beriringan untuk pergi ke sekolah setelah sebelumnya berpamitan pada Leo.








Seperti biasa, setiap jam istirahat berlangsung...bintang dan lintang and the geng selalu duduk di kursi pojok yang sudah menjadi hak paten mereka. Mereka duduk tenang sambil berbincang kecil

"Langit gak ada kemajuan, lin?" tanya varo

"Yah gitu-gitu aja sih bang, tadi gue juga liat sebentar...masih sama kayak sebelum-sebelumnya"

"Ck! lagian kenapa bisa si langit kecelakaan?" tanya jongin berdecak, ia selalu bertanya-tanya akan hal itu...padahal setahu nya langit pandai mengendalikan kendaraan jika dijalan.

"Siapa yang tau kalo langit bakal kecelakaan, jongin. Tapi gue rasa ini ada sangkut pautnya dengan traumanya, dia kecelakaan pas ujan kan?" ucap gama

"Bener sih bang, tapi polisi bilang langit udah ngebut dari sebelum ujan, lo liat sendiri kan rekaman CCTV nya" sahut kiming, dan juna mengangguk mengiyakan.

"Gue rasa, ada sesuatu yang buat langit ngebut kayak gitu"

"Apa?" tanya bumi dan chandra

"Ya, gue gak tau kak. Makanya kita cari tahu" jawab aksa, dan diangguki teman-temannya kecuali bintang karena fokus memakan kwetiau goreng.

Sedangkan di sisi lain, di sebuah toilet tak terpakai di ujung sekolah...terdapat sejoli yang sedang asik bergumul panas dengan si wanita yang sedang bergerak naik turun di pangkuan sang pria untuk memuaskan  pria nya, yang sekarang tengah asik menyusu di buah dada besarnya.

Sekitar satu jam mereka melakukan itu, akhirnya sang pria berhasil mencapai puncak dan menyemburkan benihnya pada lubang sang wanita yang sekarang tengah lemas karena mengalami pelepasan.

"Turunlah" titahnya, dan langsung dituruti sang wanita dengan perlahan mengeluarkan kejantanan sang prianya.

"Aaahh..." desahnya.

Setelah merasa lubangnya kosong, si wanita membersihkan lubangnya dengan tisue begitupun sang pria.

"Alex, a-aku mau ngomong sesuatu"

"Apa?" jawab alex tanpa menoleh karena fokus membenarkan penampilannya.

"A-aku hamil" 

"Ya terus apa hubungannya sama gue?" tanya alex menatap rendah pada bulan.

"Kamu tanya apa hubungannya sama kamu? jelas ada alex, ini anak kamu. Dan aku mau, kamu tanggung jawab seperti apa yang kamu bilang"

"Kalo gue gak mau gimana?"

"Kamu udah janji mau tanggung jawab lex, aku udah relain semuanya buat kamu...keperawanan aku, bahkan aku rela selingkuhin langit lagi cuma buat kamu, terus apa sekarang...kamu gak mau tanggung jawab dengan apa yang udah kamu buat? lo brengsek lex!" ucap bulan menatap tak percaya pada alex yang sekarang tengah tersenyum remeh padanya.

"Lo nyalahin gue? cih! jelas jelas ini salah lo karena gampang percaya sama orang cuma karena iming-iming barang mewah dan apapun itu tentang materi. Lo sendiri yang minta gue buat perawanin lo karena lo mau tas mewah, iyakan? itu berari lo jual diri bulan...dan itu udah jelas bukan salah gue"

"J-jadi maksud kamu hubungan kita gak spesial? t-terus hubungan kita selama 3 bulan terakhir ini apa lex?"

"FWB, udah gitu doang...gue butuh sex dan lo butuh uang. That's it!" ucap alex santai, sedangkan bulan menggelengkan kepalanya tak terima

"Enggak! pokoknya kamu harus tanggung jawab lex! pokoknya lo harus tanggung jawab!! lo bilang lo cinta sama gue, sekarang buktiin cinta lo alex!!"

Alex hanya berdecak risih, lalu dengan kasar menghempas lengan bulan yang memegangi bajunya sampai wanita itu terjatuh.

Dan tanpa berkata apapun ia pergi dari sana dengan siulan santainya, meninggalkan bulan yang terduduk menangis memegangi perutnya meraung memanggil namanya.

"Hiks...alex! kamu udah janji mau tanggung jawab! alex! sialan! arrrhhggg!!" bulan memukul-mukul pintu toilet usang itu penuh emosi, lalu meremat perut ratanya.

"Hiks...kamu tenang aja nak, mama pastiin kamu terlahir punya ayah...hiks"

"Langit...cuma langit harapan gue sekarang" ucapnya, ia menghapus air matanya kasar dan bangkit dari sana untuk mencari langit yang sudah lama tak terlihat  dan memutuskan untuk menanyakan nya pada teman-teman mantan kekasihnya itu.
















Hayoloh gimana?
Voment ya
Next Chap?
TBC.

MY UNIVERSE ( KOOKGA )✔Where stories live. Discover now