47

417 41 5
                                    

Setelah meresmikan hubungan mereka, langit sama sekali tak melepaskan bintang sedikitpun, ia takut remaja manis itu pergi dan berpaling darinya. Sedangkan si manis tentu saja risih dengan kelakuan tidak biasa dari langit.

"Kakak, ayo lepas dulu"

"Gak mau!" ketus langit, mengeratkan pelukannya pada tubuh sang kekasih.

"Kakak, lepasin...bintang mau bantuin om leo buat beresin barang kakak"

"Udah biarin aja dia sendirian, kamu disini temenin aku okey?"

Bintang menghela nafas lelah, dan hanya bisa pasrah dipeluk erat oleh langit. Mata kucingnya bergerak mengikuti langkah leo yang kesana kemari membereskan barang-barang miliknya dan langit karena hari ini...remaja dominan itu sudah bisa pulang.

"Udah semua, ayo kita pulang"

Langit mengangguk, lalu menggandeng lengan kekasih mungilnya, berjalan lebih dulu meninggalkan leo yang mendengus kesal disana.

"Dasar keponakan durhaka!"





Sesampainya di apartement, leo langsung membawa barang-barang langit ke kamar pria itu, sedangkan si pemilik kamar sedang asik bermesraan di sofa dengan seorang remaja manis yang sedari tadi merengek karena risih tentu saja.

"Semuanya udah om masukin, kalo gitu om pamit pulang ya?"

"Hm, makasih" singkatnya, sedangkan si manis menatap bersalah pada leo

"Om leo, maaf ya bintang tadi gak bantuin, soalnya ini kak langitnya gak mau lepasin bintang"

"Iya gak papa kok bin, yaudah kamu baik-baik ya disini"

"Huum! om leo hati-hati dijalan ya"

Leo mengangguk, mengelus sekilas surai lembut itu lalu pergi dari sana.

"Kakak belum makan kan? mau bintang masakin bubur nggak?"

"Emangnya kamu bisa masak hm?" tanya langit mencubit main-main pipi gembil sang kekasih

"Hehe...enggak sih"

"Dasar, udah biar aku aja yang masak nanti tugas kamu cuma suapin aku okey?"

Bintang mengangguk, lalu mengikuti langit untuk pergi ke dapur guna memasak bubur.

"Kakak emangnya gak lemes?"

"Lemes kenapa?" bingung langit tanpa menoleh karena fokus menuangkan beras pada panci.

"Ih! kan kakak baru aja sembuh, pasti badan kakak lemes kan?"

"Badan aku gak lemes kok sayang, jadi kamu jangan khawatir ya" ucap langit menangkup wajah menggemaskan si manis.

"Hm, tapi kalo lemes jangan dipaksain ya kak"

"Iya sayang nya langit"

Bintang tersenyum kecil dengan pipi memerah, lalu duduk di kursi menunggu langit selesai memasak bubur.

Kurang lebih 20 menitan, akhirnya bubur yang di buat langit jadi, remaja dominan itu mengambil satu mangkok bubur lalu ia simpan di depan di manis.

"Sekarang tugas kamu nyuapin aku"

"Em! em!" angguk si manis, lalu mengangaduk bubur itu sebentar dan mengambil satu sendok untuk di tiup.

"Pelan-pelan kak, takutnya masih panas"

Bintang dengan perlahan memasukan bubur itu kedalam mulut langit, lalu menyendok lagi untuk kembali ia tiup.

"Sayang, sini duduknya di paha aku aja"

"Kenapa?" bingung si manis dengan kerutan di dahinya.

"Ya biar kamu gak harus miring-miring kayak gini"

"Gak papa kok kak, bintang gini aja" tolak si manis, kemudian kembali menyuapkan satu sendok bubur itu pada mulut kekasih tampannya.

Suapan demi suapan bintang berikan, dan pada akhirnya mangkuk putih itu kosong... bersih tanpa menyisakan bubur lagi.

"Udah habis, sekarang kakak minum obatnya"

Langit mengangguk, lalu mengambil satu gelas air dan membawa dua butir obat berwarna kuning dan hijau untuk ia konsumsi.

Setelah selesai, langit langsung membawa si manis ke kamar nya.

"Temenin aku bobo ya sayang"

"Heum, yaudah ayo baring" si manis menaiki ranjang lalu berbaring di sebelah kanan, disusul langit yang berbaring di sebelah kiri.

"Sayang?"

"Iya kak?"

"Makasih ya, karena udah mau nerima aku jadi pacar kamu. Dan makasih juga buat kamu yang terus bertahan buat aku" tulus langit menatap si manis yang sekarang juga tengah menatapnya dengan kedipan polos.

"Aku bener-bener bersyukur karena dicintai setulus ini sama orang yang pernah aku sakitin"

"Sebenernya aku ini pantes gak sih bin dapetin hati kamu? apa aku pantes pacaran sama kamu kayak sekarang ini?"

Bintang tersenyum kecil, lalu mengusap sayang rahang sang kekasih.

"Yang nentuin pantes gak pantes itu bintang kak, jadi kakak jangan berfikir begitu lagi ya? bintang udah lupain semuanya, sekarang tinggal kita jalanin hubungan yang lagi kita jalanin" ucap si manis, yang membuat langit tersenyum hangat dan menarik tubuh mungil itu untuk di rengkuh erat.

"Makasih..."

"Sama-sama, sekarang ayo bobo...bintang udah ngantuk berat ini"

"Aku gak mau bobo"

"Loh, tadi katanya minta ditemenin bobo...kok sekarang jadi gak mau sih kak?"

"Aku takut pas lagi bobo kamu nya ilang"

"Astaga kakak, bintang gak akan ilang. Udah sekarang ayo merem! kalo gak mau juga, bintang beneran pergi nih" ancam si manis, yang membuat langit mengerucutkan bibirnya kesal.

"Iya iya, aku merem nih"

Langit memejamkan matanya, lalu mengeratkan pelukan nya pada tubuh kekasih mungilnya karena takut kabur.

Bintang terkekeh kecil, lalu mendusal pada dada bidang sang kekasih untuk mencari kehangatan dan terpejam menyusul langit.











Hallo:)
Voment ya bestie
Next Chap?
TBC.

MY UNIVERSE ( KOOKGA )✔Where stories live. Discover now