40

393 46 3
                                    

Setelah bangun dari pingsan, bintang sama sekali tak di perbolehkan turun ranjang oleh adiguna karena ia terserang demam yang mengharuskan salah satu tangannya dihiasi cairan ifus agar tubuhnya kembali fit.

Dan sekarang remaja manis itu hanya diam bersandar pada kepala ranjang, melamun.

"Adek"

"Hm?"

"Kenapa kamu ngelamun aja sih dek?" tanya chaerin, menatap khawatir pada bungsunya itu

"Adek cuma...mikirin kak langit bund"

Chaerin menghela nafas pelan, lalu mengusap lengan si bungsu lembut

"Langit baik-baik aja dek, buktinya dia masih bisa bertahan sampe sekarang"

"Sampai kapan bund? sampe kapan kak langit akan tidur terus?" tanya si manis menatap sang bunda dengan manik sendunya

"Kita doain yang terbaik aja buat langit dek, jangan putus asa"

Bintang hanya diam, menatap kosong pada jemarinya. Ia ingin melihat kakak pemarahnya, tapi masih tidak boleh karena pria dominan itu belum bisa dijenguk.

"Sekarang adek sarapan ya"

"Adek gak laper bund" ucap bintang

"Gak boleh lewatin sarapan, nanti perut kamu sakit. Udah jangan bantah, sini bunda suapin"

Si manis hanya menganguk, tak mau membuat sang bunda khawatir dan sedih jika dirinya benar-benar sakit perut, ia tidak ingin membuat kedua orang tuanya susah karena mengurusnya.

"Buka mulutnya sayang...aaaa"

Bintang membuka mulutnya, menerima suapan bubur ayam dari chaerin lalu mengunyahnya pelan.

Ceklek

"Abang? kok gak sekolah?" heran chaerin saat melihat si sulung membuka pintu ruang rawat si bungsu

"Ini juga mau berangkat bund, cuma abang mampir dulu kesini buat liat adek"

Bintang yang mendengar itu tersenyum kecil, lalu membiarkan tubuhnya di peluk hangat oleh gama

"Makasih udah jenguk adek" tulus si manis membalas pelukan abang nya itu dengan sebelah tangan.

Sementara gama hanya tersenyum lembut lalu megecup kening yang lebih muda sayang

"Cepet sembuh ya adek, biar kita bisa jajan cilok lagi"

"Eum! bintang janji akan cepet sembuh bang, hihi" balas si manis terkikik geli, yang membuat gama dan chaerin gemas.

"Gemesin banget sih, adeknya gama" gemas gama mencubit hidung kecil itu pelan, sedangkan yang dicubit hanya merenggut kesal

"Yaudah kalo gitu abang berangkat dulu bund, yugy udah nungguin kasian"

"Uh? kak yugy juga ada disini?" tanya bintang

"Hm, diluar. Malu katanya kalo masuk"

"Kenapa harus malu segala?" bingung chaerin

"Ehehehe...mungkin malu mau ketemu camer"

Cherin hanya menggelengkan kepalanya pelan dengan tawa geli, ish...ada-ada saja.

"Yaudah sana berangkat"

"Hm, abang pamit ya" ucap gama, mencium tangan sang bunda lalu pergi dari sana.






siang datang, dan si manis bosan diruangan nya. Sang bunda entah kemana, pamitnya sih ingin membeli sesuatu...tapi belum kembali sampai saat ini.

"Bosan" gumamnya, melirik kanan dan kirinya untuk mencari sesuatu yang menarik...tapi tak ada satupun yang menarik perhatiannya.

"Apa, bintang keruangan kak langit aja ya?" ucapnya dengan senyum mengembang, lalu turun dengan perlahan dan berjalan pelan keluar dengan menyeret tiang infusnya.

Sepanjang koridor, banyak sekali yang menyapanya dan memberikan hadian ini dan itu, padahal mereka tidak saling kenal...tapi kenapa mereka baik sekali memberinya hadiah sampai memenuhi kantung baju rumah sakitnya.

"Terima kasih om" ucap si manis saat menerima satu batang lolipop cukup besar padanya

"Sama-sama, cepet sembuh ya..."

Bintang mengangguk dengan senyum manisnya, lalu pergi melanjutkan langkahnya menuju ruangan langit.

senyum yang tadinya mengembang, dengan perlahan menyendu saat melihat ruangan langit tertutup rapat, ia mendudukan dirinya di kursi tunggu...memandang lurus pada pintu ruangan icu itu, berharap langit akan keluar.

Ceklek

Si manis tersentak saat knop pintu itu bergerak, dengan pintu yang dibuka perlahan menampilkan seorang pria dewasa, eum...mungkin 37 tahun-an memandang kaget padanya

"Astaga adek kecil, kenapa kamu bisa ada disini? apa kamu tersesat?" tanya nya cemas, berjalan tergesa mendekatinya

Sedangkan si manis hanya diam, terlalu terkejut dengan tingkah pria dewasa di depannya.

"Dimana orang tua kamu hm? astaga dek, kamu tau kan kalo anak SD gak boleh ada disini, ayo bilang sama om siapa orang tua kamu, biar om anterin"

Raut wajah si manis berganti datar, setelah mendengar penuturan pria dewasa didepannya. apa katanya tadi? SD? ck! enak saja anak SD ! ia sudah SMA ! catat, SMA!

"Bintang udah SMA!" ketus si manis, berhasil membuat mata pria dewasa didepannya membulat terkejut

"Mana ada anak SMA kayak gini, udah deh kamu jangan boong sama om. Lebih baik sekarang sebutin dimana ruangan kamu biar om anterin kesana"

"Ih! bintang gak boong, bintang ini udah SMA om" ujar bintang dengan wajah serius berharap pria dewasa didepannya percaya. namu usahanya itu gagal, karena pria dewasa itu menggeleng dengan jari telunjuk bergoyang didepan wajahnya

"Om gak percaya, masa anak SMA ucul gini, mungil pula"

"Emangnya gak boleh?!" tanya si manis ketus dengan bibir terpout

"Gak boleh lah, SMA itu harusnya sangar...kayak keponakan om tuh, si langit. Tapi sekarang dia lagi cosplay jadi mayat hidup, jadi gak ada sangar-sangarnya" 

Bintang yang mendengar itu mendengus kesal, berani-beraninya pria didepannya ini mengatai langitnya mayat hidup, dasar om menyebalkan!

"Aw aw aw shh...astaga adek kecil, kamu jangan cubit-cubit orang dewasa, gak baik tau" ucap pria itu seraya mengelus pipinya yang dicubit si manis

"Habis Om nya ngeselin, ngatain kak langit mayat hidup"

"K-kamu kenal langit?" tanya pria itu sedikit membulatkan matanya karena tak percaya

"Huum, bintang kan t-temen nya kak langit"

Pria dewasa itu terdiam karena masih tak percaya, menatap bintang dengan senyum kaku nya

'masa sih si langit punya temen kiyowo macam budak nih?'

"Loh, kok om diem?" heran bintang, dan pria dewasa itu langsung mengeleng pelan

"O-om gak papa kok, cuma masih gak percaya aja, ehehe. Jadi, kamu beneran udah SMA ya"

"Iya" jawab si manis dengan anggukan bangganya, yang membuat pria dewasa itu gemas

"Ih, kok gemesin banget sih kamu. Siapa nama kamu hm?"

"Bintang" jawab si manis dengan senyum gusinya, yang membuat pria itu menggigit pipi dalam nya menahan gemas

"Kalo om siapa namanya?"

"Leo" jawabnya dengan senyum kecil, begitupun si manis yang masih tersenyum menggemaskan

"Ini, coklat buat om..sebagai tanda kalo kita udah kenalan"

"Wah, makasih ya"

"Um! kalo gitu bintang pergi dulu ya, takutnya bunda nyariin. Salamin buat  kak langit ya om, nanti kalo kak langit udah dipindahin ruangannya, bintang janji akan sering dateng" ucapnya, lalu pergi setelah mendapat anggukan dari leo

"Kayak mirip siapa ya..."










Annyeong wahai para readers-nim
Voment ya
Next Chap?
TBC.

MY UNIVERSE ( KOOKGA )✔Where stories live. Discover now