49

435 45 5
                                    

Pulang sekolah, kelas bintang bubar terlebih dahulu...si manis memutuskan untuk menunggu sang kekasih di parkiran karena malas jika harus menungguinya di tangga.

Selagi menunggu, ia hanya diam sesekali membalas sapaan teman-temannya yang berpapasan dengan dirinya, sampai..

"Heh!"

"K-kak bulan.."

"Ikut gue"

Tanpa berlama-lama, bulan langsung menyambar tangan si manis untuk ia bawa ke belakang sekolah yang dikenal cukup sepi karena jarang ada siswa dan siswi datang kesana.

"Kakak mau apa?"

"Jauhin langit!" tekannya.

"K-kenapa?"

"Lo masih tanya kenapa hah?! lo tau sendiri gue hamil, dan ini itu anak nya langit"

"Tapi kak langit bilang itu bukan ana__

"GUE TAU!" potong bulan berteriak yang membuat si manis terlonjak karena kaget, dan itu cukup membuat mentalnya down seketika.

"Gue tau ini bukan anak nya langit, tapi apa lo tega biarin anak ini lahir tanpa ayah? gue dan langit udah kenal lama sebelum lo datang bintang! jadi gue mohon sama lo buat lepasin langit buat gue, ah enggak! untuk anak yang ada dikandungan gue lebih tepatnya"

Bintang hanya diam, tidak tau harus merespon apa. Apakah ia harus merelakan langit untuk anak yang dikandung bulan? ataukah tetap mempertahankan hubungan mereka yang baru hangat-hangatnya?

"Gue tunggu waktunya sampai sore, kalo sampe lo gak juga lepasin langit, lo akan tau akibatnya bintang!" tekannya, lalu melenggang pergi dari sana meninggalkan si manis yang terdiam.

Bintang menghela nafas, kenapa percintaanya rumit sekali..

Dengan langkah pelan ia berbalik, lalu pergi dari sana untuk kembali ke parkiran. Setelah sampai disana pun, ia hanya melamun sampai tak menyadari jika langit sudah berdiri di depannya.

"Ngelamunin apa sih sampe aku di anggurin gini" ucap langit, duduk di atas jok motornya, sedangkan si manis masih diam melamun

"Sayang!"

"U-uh, kakak? kapan ada disini?" kaget si manis

"Dari jaman zigot!"

"Yang bener kak, kok bintang gak tau kakak udah disini sih?"

"Ya kamu ngelamun mulu, sampe-sampe orang ganteng kaya aku dianggurin" kesal langit, sedangkan si manis hanya mengerucutkan bibirnya

"Kamu ngelamunin apa sih sayang?"

"Gak ngelamunin apa-apa kok kak, udah ayo pulang"

"Kamu ada yang disembunyiin ya dari aku?" tanya langit 

"Enggak ada kakak, udah ayo pulang...bintang udah capek nunggu kakak dari tadi tau"

Langit menghela nafas pelan, lalu mengangguk mengiyakan meski dalam hatinya masih penasaran dengan apa yang difikirkan si kekasih mungilnya ini.









Setelah sampai di kediaman adiguna, si manis turun dan memberikan helmnya pada sang kekasih.

"Kakak gak mau mampir dulu?" tanya bintang

"Eum, aku takut ada ayah kamu"

"Gak ada kok, ayah sama bunda lagi pergi. Tuh mobilnya aja gak ada"

Langit mengangguk, lalu ikut masuk ke dalam rumah mengekori bintang.

"Kalo kak langit mau minum, ambil aja ya. Bintang mau ke atas dulu, mau ganti baju" ucap si manis, dan langit hanya mengangguk sebagai tanggapannya.

Setelah melihat sang kekasih pergi ke atas, langit langsung berjalan ke dapur untuk mencari minuman kaleng dingin dalam kulkas untuk meredakan hausnya.

"Bang gama stok nya ini mulu, gaada yang lain apa?" gumamnya, saat melihat isi kulkas besar itu berisi minuman kaleng bersoda satu produk.

Daripada tenggorokan nya kering, jadi ia membawa satu kaleng dan ditegaknya santai sambil berjalan ke ruang tamu.

"Udah ganti bajunya?" tanya nya saat melihat bintang turun dari tangga

"Udah lah, kakak enggak liat baju bintang udah beda?"

"Basa-basi aja sih, sini duduk"

Bintang mengangguk, lalu duduk disamping langit yang langsung merangkul pundaknya.

Hening, tak ada obrolan apapun. Hanya saling berpelukan menikmati kehangatan masing-masing.

"Kak"

"Hm?"

"Kalo misalnya kita udahan gimana?" tanya bintang, sukses membuat langit melotot kaget

"Kenapa kamu ngomong gitu? jelaslah aku gak mau! enak aja, kita baru pacaran sayang...kenapa kamu udah ngomong udahan aja"

"Bintang kan cuma nanya aja kak, emangnya salah?"

"Jelas salah! salah besar! sampai kapan pun aku gaakan putusin kamu, kalaupun kamu yang putusin aku duluan...aku tetep gak mau dan akan paksa kamu buat gak putusin aku" ucap langit, menatap serius pada si mungil yang mengerucutkan bibirnya

"Dasar pemaksa!"

"Biarin, yang penting aku terus sama kamu" ucap langit, lalu memeluk si manis erat

"Apa karena ini kamu ngelamun hm?"

Si manis hanya diam, dan itu cukup untuk menjawab pertanyaan nya. Langit melepaskan pelukannya, lalu menangkup wajah menggemaskan itu sayang.

"Kenapa? kenapa tiba-tiba tanya soal putus hubungan hm? apa ada yang ganggu kamu? ayo bilang sama aku, gak papa jangan takut" ucap langit lembut

"Eum...kak bulan"

Cukup satu nama, dan langit langsung mengerti apa yang terjadi.

"Dengerin aku sayang, sampai kapan pun aku gak akan pernah mau ninggalin kamu meskipun kamu yang minta aku buat pergi, jadi tolong jangan dengerin kata-kata dia lagi ataupun nurutin apapun yang dia minta. Emangnya kamu mau putus sama aku?"

"Enggak..." jawab si manis pelan

"Makanya jangan tanya-tanya lagi soal putus, kalo kamu nya aja gak mau putus"

"Maaf"

"Tatap aku kalo mau minta maaf"

Si manis mengangkat kepalanya, menatap pada wajah tampan langit yang sekarang sedang menatapnya datar.

"Maaf kakak"

"Gak! aku gak mau maafin kamu"

"Loh kok gitu sih, kata bunda kalo ada yang minta maaf  harus dimaafin"

"Itukan kata bunda kamu, bukan kata  bunda aku" ucap langit, dengan tangan bersilang didada.

"Kak langit nyebelin!"

"Nyebelin gini tapi kamu cinta kan?"

"Gak!"

"Masa sih, mana coba ngomong sama aku kalo kamu gak cinta"

Si manis hanya diam, sedangkan langit hanya bersmirk lalu menangkup pipi gemoy itu sampai bibir sang kekasih mengerucut lucu kedepan.

Muach!

Muach!

Muach!

"Gemesin banget sih kamu" ucapnya, lalu kembali menarik tubuh mungil bintang ke pelukan eratnya.

Sedangkan si manis hanya tersenyum malu dengan pipi memerah, lalu membalas pelukan langit tak kalah erat.












Halooooha manteman
Kembali lagi dengan book absurd ini lagi😂
Voment ya
Next Chap?
TBC.

MY UNIVERSE ( KOOKGA )✔Nơi câu chuyện tồn tại. Hãy khám phá bây giờ