53

246 43 3
                                    

Bintang benar-benar dibuat  kesal oleh keputusan sang ayah yang melarangnya pergi ke sekolah karena alasan ia terluka, padahal itu bukalah luka besar melainkan hanya luka lecet yang tak terlalu lebar.

"Ayah, adek mau sekolah!"

"Sekali ayah bilang enggak, berarti enggak adek!" balas adiguna, menatap tegas pada si bungsu yang terduduk sudah rapih dengan seragam sekolah nya.

Bintang mengerucutkan bibirnya kesal, dan tanpa kata langsung berlari pergi ke kamarnya.

"Ayah jahat banget sih! bintang kan gak kenapa-napa, kenapa harus di larang sekolah? mana satu minggu lagi dilarangnya" gerutunya kesal sambil melepas seragamnya dan diganti dengan baju santai

"Kalo bintang kangen kak langit gimana?"

Ia merengek dengan hentakan kakinya, lalu berjalan ke arah ranjang dan rebah begitu saja memeluk bonekanya.

"Kak langit, lagi ngapain ya monie?" tanyanya pada boneka hitam itu, biasanya pagi-pagi sekali sang kekasih sudah menunggu dirinya di depan gerbang. tapi sekarang tidak bisa karena dilarang sang ayah untuk bertemu. 

Ia mengerucutkan bibirnya, karena si boneka tak menjawab. Ia begitu penasaran apa yang akan dilakukan langit ketika tak ada dirinya? apa akan senang? atau sedih? ah ia tidak tahu!

Tangan putihnya bergerak mengambil buku novel di atas nakas, lalu membacanya santai untuk menikmati waktu kosongnya.

Tak jauh  berbeda dengan si manis, langit juga sedang murung sekarang. Ia duduk diam dengan wajah datar namun menyiratkan kerinduan itu.

"Kamu lagi apa sayang? belum terhitung satu hari...tapi aku udah rindu. Terus gimana kalo seminggu?" gumamnya, dengan helaan nafas pelan.

Ia memilih menelungkupkan kepalanya di lipatan tangan, lalu memejamkan matanya membayangkan si manis.

"Aku mau ketemu, tapi takut kena marah sama ayah kamu bin. Kenapa sih ayah kamu hukum aku kayak gini? aku gak sanggup, gak kuat hatiku" racaunya, ia ingin menangis karena merindukan kekasih manisnya itu.

Dan, itu semua tak luput dari pandangan teman-teman nya.

"Kenapa si langit? misuh-misuh gak jelas, terus tiba-tiba melow"

"Gak tau, tumben benget dia kayak gitu" sahut kiming, mereka tak berani bertanya karena takut kena semprot langit.

Mereka bahkan menatap heran saat langit menghentakan kakinya dengan tubuh bergerak-gerak, seperti anak-anak yang tak dibelikan mainan

"Lang! lo kenapa? kesurupan?" tanya lintang

"Gak!"

"Terus lo kenapa dari tadi diem mulu, n-ngapain lagi hentak-hentakin kaki. L-lo gila?" tanya kiming menatap sedikit takut pada langit

"Diem lo! udah sana-sana jangan ganggu gue!"

kiming mendengus, lalu kembali ke kursinya diikuti lintang dan jongin. Tapi tidak dengan aksa yang masih berdiri di depan kekasih si manis.

"Kok tumben gak bareng bintang, kemana dia?" tanya aksa yang membuat langit berdecak kesal

"Ngapain lo nanyain pacar gue"

"Ya gue penasaran aja, sebab dari pagi gue gak liat dia" ucap aksa, sedikit kesal dengan sikap ketus langit.

"Lo tanyain aja sama bang gama nanti, gue lagi males jelasin. Udah sana ah!  ganggu aja lo" 

Aksa mengangkat bahu acuh, lalu pergi ke belakang tempat duduknya karena sebentar lagi bel masuk dan dimulainya pelajaran.








Jam istirahat berbunyi, semua siswa berhamburan untuk pergi ke kantin termasuk langit dan teman-temannya. Mereka berjalan santai dengan kedua tangan di masukan ke dalam saku celana, ugh...sungguh membuat para siswa siswi menjerit karena ketampanan mereka.

Keempatnya duduk di kursi mereka, lalu tak lama datang gama, juna, varo serta bumi dan chandra.

"Gimana ujiannya, lancar bang?" tanya kiming pada mereka

"Ya gitu deh, pusing-pusing gimana gitu. iyakan var?"

"Bukan pusing lagi bjir, kepala gue rasanya mau pecah" ucap varo, dengan gelengan kepalanya.

"Halah lebay lo! soal pada gampang gitu dibilang pusing"

"Eh anjing, lo mah gampang ngomong gitu karena lo pinter. Lah kita?" kesal varo menatap juna yang santai minum es tes manis

"Bodoh"

Semuanya tertawa, merasa lucu dengan tingkah para kakak kelas nya ini

"Gak kerasa ya, kalian udah mau jadi alumni" ucap lintang pada mereka

"Btw, mau dilanjutin di sini apa ke luar negeri nih?"

"Gue mau nyoba ke oxford, siapa tahu keterima" ucap namjoon

"Gue juga mau di luar negeri kayaknya, kebetulan bokap ama nyokap tinggal disana, jadi gue  ngikut mereka" sahut bumi

"Jadi, nanti aksa sendiri dong disini?" tanya jongin

"Siapa bilang, dia ikut gue nanti pas gue udah lulus"

"Beneran sa?" tanya kiming, diangguki aksa

"Yah, padahal sayang loh. Tinggal setahun lagi disini, masa harus pindah luar negeri lagi sih"

"Ya gimana lagi, orang tua  gue kan tinggal disana, jadi gue harus balik ke sana" ujar aksa

"Terus lo mau kemana bang?"

"Kayaknya disini deh, di universitas hybe" jawab gama

"Lah sama, gue juga mau kesana" sahut chandra

"Bagus deh, biar kita bisa temanan terus"

"Gue juga ke sana ah, biar bisa deket ama yayang chandra"

"Idih!"

Mereka kembali tertawa, melihat wajah jijik chandra yang ditunjukan pada varo yang sekarang sedang mengerucutkan bibir kesal.

Tapi, langit tak ikut tertawa karena ia sedang memikirkan si manis. Ia jadi semakin rindu pada remaja itu.

Persetan dengan adiguna! ia akan menemui si manis saat pulang sekolah, bodo amat kena marah juga. Ia sudah tidak tahan dengan rasa rindu.

'Tunggu aku ya sayang'









Halllowww
Makin hari makin absurd😭
Masih memikirkan ending yang enak
Voment ya
Next Chap?
TBC.

MY UNIVERSE ( KOOKGA )✔Where stories live. Discover now