41

394 47 5
                                    

Langit belum juga mengalami perkembangan selama seminggu ini, remaja dominan itu masih dalam kondisi mengkhawatirkan diruang ICU dengan berbagai alat bantu penunjang hidup yang menempel di tubuhnya.

Tubuh langit bahkan mengurus karena kurangnya asupan, dan hanya mengandalkan cairan infus yang masuk pada tubuhnya.

Jelas saja hal ini membuat mereka sedih, terlebih bintang yang setiap malam menangis di kamar memikirkan langit. Ia ingin menjenguk pria itu, tapi tak diperbolehkan.

Ia rindu...

Itulah yang ia rasakan sekarang, sesak memenuhi sudut hatinya karena rasa rindu yang tak tersampaikan.

Ia berjalan pelan di lorong rumah sakit, tangannya membawa sekantung jeruk keprok kesukaannya, dan langit. Sedangkan disebelahnya ada aksa yang menemani menggenggam tangan mungilnya.

"Kak, apa bintang bisa masuk?"

"Aku gak tau, tapi gak ada salahnya juga kalo kita coba" jawab aksa mengeratkan genggamannya untuk menguatkan si manis

Bintang mengangguk, berdoa dalam hati semoga ia bisa melihat langitnya sekarang.

Ceklek!

"Loh bintang?" sapa leo

"Sore om"

Leo balas tersenyum, lalu menyuruh mereka duduk di kursi tunggu

"Kamu gak lelah kesini terus bin?"

"Bintang gak akan pernah lelah sampai kak langit sadar om" jawabnya, menatap sendu pintu ruangan langit. Leo yang melihat itu tersenyum kecil lalu menepuk pundak si manis

"Kamu pengen masuk?"

Si manis menoleh pada leo, pria dewasa itu tersenyum lembut mengelus pipi bintang sayang.

"Apa boleh om?" 

"Boleh, sana masuk...tapi jangan bawa jeruk, okey?"

Si manis mengangguk cepat sampai poni depannya bergerak-gerak, lucu sekali...

Setelah menyimpan kantung kresek disampingnya, bintang bangkit lalu berjalan mendekati pintu ruang ICU. Ia menatap aksa sebentar lalu berjalan masuk setelah mendapat anggukan dari remaja tan itu.

"Kamu gak ikut masuk sa?" tanya leo, pada aksa yang bersandar di kursi dengan kepala menengadah keatas, melihat langit-langit.

Oh iya, leo sudah tau semua teman-teman langit karena sempat beberapa kali datang kerumah sakit, terlebih pada bintang dan aksa karena keduanya paling sering kerumah sakit, jadilah sudah sangat akrab.

"Gak perlu om, biar bintang aja. Karena disini...dia yang paling terpuruk"

Alis leo berkerut, ini juga yang membuatnya bertanya-tanya beberapa hari terakhir ini, tentang ada apa sebenarnya antara langit dan bitang, tidak mungkin si manis datang setiap hari hanya untuk duduk diam di kursi jika bukan ada apa-apa

"Kalo boleh tau, sebenarnya ada apa dengan langit dan bintang? apa mereka ada hubungan?"

Aksa tersenyum kecil, lalu menggeleng "Enggak ada"

"T-terus kenapa dia selalu datang? kalo nggak ada hubungan?"

"Karena bintang mencintai langit, Om" jawab aksa, sedikit berdenyut kala ia mengatakannya.

Sedangkan leo membulatkan matanya karena terkejut, jadi ini alasan si manis selalu datang. 

"Tapi langitnya enggak, sama kayak bintang ke aku. Aku cinta sama bintang, tapi bintangnya enggak, kkk. Lucu ya Om" lanjut aksa tertawa kecil, sedangkan leo hanya diam, terlalu bingung dengan percintaan segitiga ini

"Terus, kenapa kamu gak berjuang buat dapetin bintang, sa? bukannya ini kesempatan bagus buat kamu? ditambah, langit  juga gak suka sama bintang"

Aksa menatap leo sebentar, lalu menatap lurus kedepan "Pengennya sih gitu, tapi aku gak mau buat bintang sakit om. Kita gak bisa maksain perasaan orang lain, yang ada kita juga yang ikutan sakit karena kepura-puraan rasa cinta. Dan juga, sepertinya langit punya rasa sama bintang...tapi dia nya aja yang belum sadar, dan malah balikan sama mantannya"

"Lah, bodoh banget si langit! udah mantep ada yang suka sama dia, ini malah balikan lagi sama mantan, aduh... Om jadi malu punya keponakan kayak dia" ujar leo, sedangkan aksa hanya tertawa kecil

"Apa kamu pernah ngomong soal perasaan kamu sama bintang?"

"Pernah"

"Terus terus gimana?" tanya leo penasaran mengguncang paha aksa, yang membuat remaja tan itu memutar bola matanya malas.

'Kenapa kayak ibu-ibu rempong sih ni om-om satu'

"Ya gitu"

"Gitu gimana? ayo dong cerita...penasaran nih"

"Males ah Om" ucap aksa, melepas tangan pria dewasa itu dari pahanya...kan malu dilihat orang.

Leo mendengus, menyilangkan tangannya di dada karena gagal mendapatkan cerita cinta aksa.

Sedangkan didalam ruangan ICU, si manis hanya berdiri memandang sendu pada langit yang terpejam damai, terbaring lemah di atas ranjang pesakitan rumah sakit.

Air matanya mengalir tanpa bisa ditahan, menangis tanpa isakan karena tak kuasa melihat cintanya seperti itu.

"Hai..." sapanya gemetar, mengelus pelan lengan langit karena takut menyakiti pria dominan itu

"Gimana kabar kakak? apa mimpinya indah sampe kak langit gak mau buka mata?" lirihnya

Si manis hanya tersenyum sendu saat pertanyaan nya tak ada jawaban, hanya bunyi EKG yang menggema di ruangan serba putih itu.

Meski begitu, ia terus mengajak langit bicara berharap suaranya sampai pada alam bawah sadar pria dominan itu.

"Bintang bawa jeruk loh, tapi kata om leo gak boleh di bawa masuk, jahat banget kan kak, padahal jeruk itu buat kak langit, tapi kakak gak usah khawatir...nanti kalo kakak udah sadar, bintang kasih yang banyak buat kak langit" ucapnya riang, dengan senyum  manis dikembangkan.

"Eum, kayaknya waktu jenguk nya udah abis, bintang keluar dulu ya kak" 

Si manis terdiam sebentar, membungkuk untuk mengecup sayang kening langit.

"Jangan lupa untuk bangun ya kak..." bisiknya, lalu berbalik dan berjalan keluar  tanpa tahu jika sudut mata langit mengeluarkan setetes hujannya.

Ceklek!

"Udah?" tanya aksa bangkit dari duduknya menghampiri si manis yang baru saja keluar dari ruangan langit

Si manis hanya mengangguk, dengan senyum kecilnya lalu mengalihkan pandangannya pada leo

"Om leo, makasih banyak ya karena udah ijinin bintang liat kak langit"

"Hm, gak masalah kok bin. Om tau perasaan kamu, pasti berat banget kan?"

Si manis terdiam sebentar, lalu tersenyum kecil menanggapinya.

"Ayo kita pulang kak" ajak bintang menggandeng lengan aksa

"Hm ayo, ayah kamu juga udah nelpon tadi, suruh cepet pulang takut ujan katanya"

"Eum! yaudah kalo gitu, bintang pamit pulang dulu om"

"Iya, makasih udah mau jenguk langit. hati-hati dijalan ya, kamu juga kalo bawa motor jangan ngebut sa" ujar leo

"Siapa juga yang bawa motor, orang hari ini aku bawa mobil" 

"Ya sama aja, itu kan kendaraan juga"  ucap leo, dan aksa hanya mengangguk malas saja menanggapinya

"Kita pamit ya om" pamit si manis, lalu pergi dari sana meninggalkan leo yang tersenyum kecil

'Cepet bangun lang, ada cahaya bintang yang nungguin kamu'
















Absurd syekali leeeeee~~~
Voment ya
Next Chap?
TBC.

MY UNIVERSE ( KOOKGA )✔Kde žijí příběhy. Začni objevovat