48

334 42 10
                                    

Sebuah motor gede keluaran terbaru sudah menunggu di depan gerbang kediaman adiguna untuk menjemput sang kekasih, inginnya masuk kedalam...tapi terlalu takut  dengan adiguna karena sepertinya pria paruh baya itu tak suka padanya.

Langit berkaca sambil menyugar rambutnya kebelakang, saat melihat kekasih manisnya sudah keluar rumah dan berlari kearahnya.

"Pagi kak langit" sapanya, dengan senyum manis yang membuat suasana pagi langit menghangat

"Pagi juga pacar"

Pipi bintang memerah, yang membuat remaja dominan itu gemas bukan main dengan keimutan sang kekasih.

"Sini aku pakein helm nya dulu" ucap langit, dan si manis hanya mengangguk saja membiarkan kekasihnya itu memasangkan helm pada kepalanya.

Setelah memasangkan helm, langit membantu si manis untuk naik keatas motor gede nya lalu disusul dirinya yang langsung menyalakan mesin motor barunya.

"Pegangan, aku takut kamu jatoh"

"Eum!" balas bintang, dan tanpa ragu langsung melingkarkan lengan putih nya pada perut sang kekasih.

Setelahnya, motor gede berwarna hitam itu melaju dari kediaman adiguna untuk menuju sekolah.









Setelah sampai di sekolah, langit langsung memarkirkan motor barunya di tempat parkir biasa dekat dengan motor teman-teman nya. Ia turun dan membuka helm miliknya lalu membantu si manis yang kesulitan membuka helm.

"Udah, ayo turun"

"Pegangin, nanti bintang jatuh lagi"

"Iya iya, ini juga kan udah dipegangin" ucap langit, lalu membantu si manis turun dari motornya.

"Lagian kakak kenapa beli motor nya gede banget sih! kan jadi susah tau"

"Terserah aku lah" ucap langit, lalu menggenggam tangan si manis untuk pergi ke kelas. sedangkan bintang hanya mempoutkan bibirnya kesal berjalan beriringan dengan kakak pemarahnya.

Saat melewati koridor, semua pandangan siswa dan siswi benar-benar mengarah pada mereka berdua yang membuat si manis tidak nyaman.

Seakan mengerti ketidaknyamanan sang kekasih, langit mengeratkan genggamannya untuk menenangkan sekaligus memberitahu bahwa dirinya ada disisinya.

Baru saja berbelok, tubuh langit terhunyung ke depan karena pelukan tiba-tiba seseorang dari belakang, bahkan saking kuatnya dorongan itu...pegangan tangannya  pada jemari si manis sampai terlepas.

Langit berdecak, emosinya naik tiba-tiba dan langsung melepas kasar lilitan tangan itu.

"Ngapain lo peluk-peluk gue anjing!"

"Langit, Kamu kemana aja? aku cariin, tapi kamu gaada dimana-mana"

"Cih! lo gak perlu cari gue lagi, dan gue ingetin lagi sama lo ya, kita ini udah berakhir. Be.rak.hir!" ucap langit dengan nada menekan di akhir, lalu menarik tangan bintang untuk pergi dari sana.

"Tapi aku hamil anak kamu langit!!"

Langkah langit terhenti, lalu berbalik dan menatap tajam pada mantan kekasihnya itu.

"Heh lonte! lo kira gue percaya? enggak anjing! kalo lo mau minta pertanggung jawaban, noh pergi aja ke selingkuhan lo!"

Setelah mengatakan itu, langit langsung pergi dari sana dengan si manis yang sedari tadi menggenggam tangannya, meninggalkan bulan yang mengepal kesal.

"Ini semua karna lo, bintang. Awas aja lo!" desisnya, lalu pergi entah kemana.







Jam istirahat terdengar, bintang keluar dari kelas dengan semangat lalu berjalan kearah tangga untuk menunggu langit keluar untuk pergi ke kantin bersama.

Dan tak lama kemudian, senyumnya mengembang saat melihat langit keluar kelas bersama aksa dan lintang and the geng.

"Ayo pergi" ajak langit, lalu menggandeng kekasih mungilnya itu setelah mendapat anggukan dan empunya.

Sedangkan dibelakang, aksa hanya  tersenyum kecil melihatnya. Melihat pujaan hatinya bahagia, itu sudah cukup untuknya.

"Sabar, gue yakin lo bakalan dapet orang yang spek nya kaya bintang" ucap lintang, sambil merangkul bahu aksa.

"Hm, tapi sampai kapanpun...bintang gaakan pernah ada yang gantiin, karena dia adalah dia lin"

"Ya, gue tau" ucap lintang, lalu menepuk pundak temannya itu pelan. Ia bangga setengah mati saat aksa dengan rela membiarkan pujaan hatinya bersama orang lain, padahal jika ia berada di posisi aksa...pasti ia sudah berjuang untuk mendapatkan si manis, apalagi saat langit koma...bukankah itu sebuah kesempatan dan keberuntungan? tapi remaja tan itu tak melakukannya.

Aksa tidak menyerah pada cintanya, namun memilih merelakan cintanya  bahagia dengan orang lain...hebat bukan. Tak semua orang bisa seperti itu, termasuk dirinya yang tak akan pernah rela jika cintanya dengan orang lain.

"Lo hebat sa" ucap kiming diangguki jongin, sedangkan aksa hanya tersenyum kecil menanggapinya.

"Gue ngelakuin itu demi kebaikan bersama"

"Idih kebaikan bersama ceunah"

"Udah udah, ayo duduk di meja biasa"

"Apa gak sebaiknya kita pisah meja aja ya? masa kita jadi nyamuk, gue mah ogah"

"Bener juga, tuh disana aja masih kosong" jongin menunjuk meja kosong tak jauh dari meja langit dan bintang.

Mereka pun mengangguk lalu melangkah kesana dan duduk santai, mengobrol random sambil menunggu pesanan makanan mereka.

Sedangkan di meja lainnya, di pojok kantin...si manis tengah menyuapi sang kekasih dengan bibir terpout karena remaja dominan itu memaksa untuk menyuapinya.

"Kakak kenapa gak makan sendiri aja sih, bintang kan juga mau makan"

"Ih, aku kan baru aja sembuh sayang. Jadi sudah seharusnya kamu suapin aku" ucap langit membuka mulutnya untuk memberi kode agar si manis kembali menyuapinya.

Bintang kembali mendengus kesal, tapi tetap menyuapi langit, sesekali melirik makanan nya yang sama sekali belum terjamah olehnya.

Setiap ia akan menyendok makanannya, langit selalu saja menyuruh nya memberikan suapan, kan sebal!

Langit yang melihat itu hanya tersenyum kecil, lalu mengambil makanan si manis.

"Buka mulutnya, biar aku suapin"

"Gausah, bintang bisa makan sendiri kok kak"

"Jangan bantah, ayo buka mulutnya"

Si manis mengangguk, membuka mulutnya menerima suapan dari kekasih tampannya.

Dan pada akhirnya, jam istirahat itu mereka habiskan dengan makan suap-suapan disaksikan seluruh siswa dan siswi disana yang memandang iri pada keduanya.










Halooooooow
Voment ya
Next Chap?
TBC.

MY UNIVERSE ( KOOKGA )✔Where stories live. Discover now