55

219 34 3
                                    

Langit benar-benar terjaga sepanjang malam karena takut tiba-tiba adiguna masuk ke kamar sang kekasih, ia hanya bisa mengelusi punggung si manis dengan perasaan was-was tidak tenang.

Ia menoleh ke arah jam, menghela nafas saat jarum pendek itu menunjuk pada angka 3 dini hari.

"Aku harus pergi sayang" bisiknya

Cup!

"See you, aku menyayangimu"

Setelah mengatakan itu, langit dengan perlahan bangun dan beranjak menuju jendela untuk ia kembali keluar.

"Lah anjir! tangga nya kemana?" heran langit, kaget sekaget-kagetnya saat tangga  yang ia bawa tak ada disana, jika seperti ini...bagaimana ia bisa keluar

"Arghhh kenapa jadi gini sih!"

Langit menggerutu, kesal bukan main dengan ketidak beruntungannya. Ia mondar mandir yang membuat si manis terganggu oleh langkah kakinya.

"U-uh kakak?"

Langit menoleh, saat suara serak namun lembut itu memanggilnya, ia berjalan mendekat pada si manis yang berkedip sayu memandanginya.

"Kenapa bangun? apa aku ganggu tidur kamu?"

"Hm" angguk bintang, memeluk manja perut langit.

"Maaf, a-aku cuma lagi bingung aja sayang"

"Bingung kenapa?" tanya bintang mendongkak dengan kedipan polos yang membuat langit gemas.

Cup!

"Tangganya ilang"

"Apa?! kok bisa kak?" kaget si manis, ia terduduk memandangi lagit yang murung

"Mana aku tau, pas aku mau turun tangganya udah enggak ada"

Bintang segera memeluk langit, berusaha menenangkan sang kekasih yang kebingungan. Si manis tak habis fikir siapa yang jahil mengambil tangga milik langit, jahat sekali.

Eum...sebenarnya, adiguna lah yang membawa tangga itu saat kemarin malam.

Flashback on

Setelah puas menonton dua film, adiguna meregangkan ototnya lalu melangkah ke luar rumah untuk mengunci gerbang dengan gembok agar tak terjadi hal-hal yang tidak di inginkan. 

"Sepi banget? apa gak ada jadwal ronda malam ini?" gumannya, melirik sekitar yang hening dan sepi.

Adiguna memilih acuh, lalu mengunci gerbang rumahnya dengan dua gembok dan kembali berbalik untuk masuk rumah

Saat melewati halaman depan, tak sengaja matanya melihat sebuah tangga yang bersandar tepat dibawah jendela kamar si bungsu. Alisnya naik, berjalan mendekati tangga yang bersandar nyaman itu.

"Kenapa ada tangga disini?" bingungnya, tapi detik selanjutnya ia mengangguk pelan karena mengingat sesuatu

"Ah...pasti tukang renov lupa bawa kemarin" terkanya, lalu membawa tangga itu untuk ia simpan ke gudang.

Setelah selesai dari gudang, pria paruh baya itu langsung masuk ke dalam rumah tak lupa juga menguncinya dan pergi ke kamar menyusul sang isti yang sudah tertidur lelap mengarungi dunia mimpi

Flashback off

"Terus kakak pulang nya gimana?" tanya bintang sedih, ia takut langit ketahuan sang ayah nanti. Apalagi mereka berdua-duaan di dalam kamar.

"Aku gak tau, mau loncat tapi ini tinggi banget"

"Ih jangan loncat, nanti kakak luka" kesal bintang

"Gak ada cara lain lagi sayang" 

"Kita jalan depan aja, ayo"

"Kamu yakin?" tanya langit menangkup wajah si manis

"Huum, ayo keburu ayah kebangun"

Langit mengangguk, mengikuti si manis yang menuntun tangannya berjalan mengendap-endap keluar kamar dan menuruni tangga.

"Hati-hati kak" bisik bintang karena kondisi rumah nya yang gelap akibat lampu di matikan

"Kamu juga hati-hati sayang, perhatiin langkah kamu"

Bintang hanya mengangguk, melangkah perlahan menuju pintu dan membuka nya perlahan.

"Udah sampe sini aja, kamu masuk lagi sana"

"Tapi kak, bintang mau temenin kak_hmmpt"

Langit membungkan bibir mungil itu dengan bibirnya karena sudah tidak tahan dari semalam, lalu mulai melumatnya perlahan atas dan bawah dengan lembut. Bintang yang diperlakukan seperti itu hanya diam karena tidak tahu harus apa, hanya meremat lemah baju yang di kenakan langit.

"Hmmmp..."

Karena gemas dengan si manis yang tak membuka mulutnya, langit meremas pinggang ramping itu sampai empunya memekik yang membuatnya langsung memasukan lidah panasnya untuk mengabsen seluruh isi mulut hangat sang kekasih.

"Emmhhh" desah bintang teredam, semakin meremat baju langit untuk menyalurkan perasaan aneh yang dirasakannya.

"Hmmmppp"

Langit melepaskan pangutannya perlahan saat merasakan pukulan lemah dari si manis, ia menatapnya lembut dengan dengan senyum kecil.

Dengan perlahan mengusap bibir sedikit bengkak itu, sedangkan si manis sibuk mengais udara dengan wajah memerah, memandangi langit.

Cup!

"Sana masuklah" ucap langit, membelai pipi gembil itu sayang

"T-tapi, gerbangnya di gembok. Terus kakak gimana keluarnya?"

"Udah jangan kamu fikirin, biar itu jadi urusan aku"

Bintang mengangguk pasrah, memeluk sebentar tubuh besar itu dengan erat lalu pamit masuk kedalam.

Langit berbalik, mulai berjalan menuju gerbang yang digembok. Menghela nafas pelan, lalu mulai memanjat pagar besi itu perlahan. Pinjakan demi pijakan ia lakukan sampai bisa berada di atas. Saat ia ingin turun, jaketnya tersangkut dan berakhirlah ia sibuk melepas jaket

"Anjing pake nyangkut segala lagi ah!" kesalnya, terus berusaha melepaskan jaketnya dari besi itu

Dan tanpa diketahuinya, segerombol bapak-bapak sedang berpatroli di daerah sana dengan membawa senter dan pemukul baseball

"Woy maling lu ya!"

Langit menoleh cepat, matanya membulat terkejut saat segerombolan bapak-bapak yang berlari kearahnya sambil meneriakinya maling

"Arghhhh sial banget gue! anjing babi ah bangsat!" paniknya, dengan brutal langit terus berusaha menarik jaketnya yang masih menancap di di pagar besi itu, namun sialnya malah tak bisa. Ia dengan kesal melepas jaketnya lalu melompat dan berlari dari sana untuk menghindari bapak-bapak ronda itu

"Berhenti maling! woy jangan lari lu!!" teriak mereka, yang membuat langit ketar ketir menaiki motor dan melaju kencang meninggalkan bapak-bapak itu serta jaket kesayangannya yang menggantung di gerbang rumah si manis.

Langit bernafas lega saat sudah berada jauh dari  petugas ronda itu, keringatnya mengucur di pelipis karena lelah padahal cuaca dini hari sangatlah dingin, tapi itu tak berlaku untuk langit yang kegerahan akibat berlari.

Ah...sungguh perjuangan yang perlu diacungi jari tengah









Halloowwww
Voment ya
Next Chap?
TBC.

MY UNIVERSE ( KOOKGA )✔Where stories live. Discover now