63

228 33 4
                                    

Sekarang, di ruangan serba putih itu hanya ada bintang dan langit. Si manis sama sekali tak memalingkan pandangannya dari sang kekasih, ia tersenyum manis...tapi tidak dengan langit, pria tampan itu hanya membalasnya dengan tatapan datar yang membuat senyum nya pudar dan mendadak kesal.

"Ngapain senyum-senyum gitu hah?"

"Emangnya gak boleh!" ketus bintang

"Enggak boleh! sekarang ayo jelasin kenapa kamu bisa ada di tempat kayak gitu" 

Bintang mempoutkan bibirnya, dengan tangan bersilang di dada yang menandakan bahwa ia merasa semakin kesal, kenapa sih pria itu harus bertanya? padahal ini adalah kesempatan mereka berdua untuk berpelukan sebab sang ayah sedang tak berada di sana.

"Ayo jawab, kenapa  diem"

"Ish! bintang ikut karena mereka bilang mau main buat rayain berakhirnya ujian, eh tapi taunya...mereka bawa bintang ke tempat itu"  jujurnya

"Kamu gak diapa-apain kan sama mereka?"

"Eum...gak tau, bintang gak inget kak" ucap si manis, yang membuat langit menghela nafas pelan

"Udah ah jangan nanya terus, bintang pusing tau"

"Oke oke maaf" angguk langit, ia tersenyum gemas melihat wajah kesal si manis

"Mau makan nggak?"

"Enggak mau" tolak bintang dengan gelengan kepala pelan nya

"Terus mau apa hm?"

"Kakak" jawab si manis dengan gummy smile yang begitu menggemaskan

Langit geleng-geleng dengan senyum kecil, lalu naik ke atas ranjang dan membawa si manis dalam rengkuhannya.

"Kangen kamu tau, bin"

"Sama, bintang juga kangen kakak. Setiap di sekolah...bintang suka liat kakak merhatiin bintang, tapi bintang gak bisa ngapa-ngapain" ucap bintang mendongkak menatap langit dengan senyum kecilnya

"Jadi kamu tau?"

Bintang mengangguk, lalu menenggelamkan wajahnya pada dada bidang langit yang membuat empunya tersenyum geli.

"Maafin ayah bintang ya kak" 

Remaja dominan itu menunduk, untuk bersitatap dengan manik kucing kesukaannya yang sekarang tengah berkedip sayu. Langit menggeleng kecil, dan membelai pipi gembil itu sayang.

"Gak usah minta maaf, ayah kamu lakuin ini untuk kebaikan kita berdua bin. jadi shh...jangan minta maaf lagi, oke"

Bintang mengangguk, kembali mendusal manja pada dada bidang sang kekasih dengan tangan berurat langit melingkari pinggang rampingnya posesif, mengabaikan tatapan seseorang di balik pintu ruangan rawat si manis yang sedari tadi memperhatikan mereka berdua.

Puk

Adiguna menoleh, dan mendapati wajah tampan si sulung yang sedang tersenyum kecil padanya.

"Udah izinin aja yah, kasian. Abang tau langit baik kok, jadi ayah gak usah khawatir. Abang yakin, langit gak akan nyakitin adek" ucap gama

"Tapi ayah masih ragu bang" 

"Gak usah ragu, kasian juga ke adek nya nanti. Ayah mau adek murung gara-gara gak ketemu sama pacarnya?" tanya gama, mendudukan dirinya di kursi tunggu sedangkan adiguna masih asik berdiri memperhatikan si bungsu dari balik jendela. 

"Kalo langit berani nyakitin adek, nanti biar abang yang jadi orang pertama hajar dia sampe babak belur" 

Adiguna mendengus dengan senyum geli nya, lalu ikut duduk di samping si sulung.

"Bunda mana?"

"Masih di kantin, katanya mau bungkus makanan buat adek sama langit" jawab gama, yang membuat pria paruh baya itu mengangguk paham

"Terus aksa sama lintang?"

"Mereka udah balik, nanti ke sini lagi katanya"

Adiguna kembali mengangguk, merogoh ponselnya untuk melihat perkembangan perusahaannya.

"Dia bisa gak ya ngurus perusahaan?"

Gama menoleh dengan alis terangkat, bingung akan pertanyaan sang ayah.

"Dia? siapa?"

"Langit" jawab adiguna, yang membuat gama tertawa kecil

"Kenapa kamu ketawa bang? gak ada yang lucu kan dari pertanyaan ayah?"

"Lucu aja, ayah nanyain langit bisa apa enggak ngurus perusahaan? ya jelas bisa lah! orang dia yang ngurus perusahaan orang tuanya  sendiri" jelas gama, yang membuat adiguna melotot tak percaya.

"Yang bener aja kamu, dia kan masih kecil. Bandel lagi, mana bisa ngurus perusahaan?"

"Ayah gak percaya? tanya aja sama om leo"

Adiguna terdiam, benarkah langit bisa mengurus perusahaan? jika benar...maka ia akan merestui hubungan remaja itu dengan bungsunya.

"Kenapa ayah nanya gitu? jangan bilang kalo ayah mau nguji langit ngurus perusahaan" terka gama, dan adiguna hanya tersenyum miring lalu pergi untuk menyusul sang istri yang masih berada di kantin.

Sedangkan gama, hanya mengedikan bahu acuh lalu memainkan ponsel. bertukar pesan dengan sang kekasih.





Sedangkan di dalam ruangan, si manis sedang marah pada langit karena remaja dominan itu tak sengaja mengigit pipi nya terlalu kencang sampai meninggalkan bekas.

"Maafin aku sayang, aku bener-bener gak sengaja"

"Ini sakit tau! bintang kan udah bilang buat jangan di gigit, tapi kenapa kak langit gak denger!" omelnya, dengan mata memincing tajam tapi jatuhnya malah menggemaskan di mata langit.

"Habisnya kamu gemesin, jadi aku gak tahan pengen makan kamu"

Si manis memalingkan wajahnya, ia terlampau kesal pokoknya!

"Sayang..."

"Diem!" ketusnya, tapi langit yang tidak ingin menyerah. Jadi ia tangkup wajah manis itu lalu mengecupi wajah cantik itu dengan kecupan gemas sampai empunya merengek karena risih.

"Kakak~ ih lepasin"

Muach!

Muach!

Muach!

"Aaaaa kak langit lepasin~" bintang berusaha menjauhkan wajah langit dari wajahnya, tapi tak berhasil. Ia pasrah, membiarkan sang kekasih menciumnya sampai puas.

Muaaaaaach!

"Maafin aku ya" ucap langit, setelah mengecup lama bibir monyong si manis dengan gemas.

Si manis hanya bergumam tidak jelas, membawa langit untuk kembali berbaring bersamanya.

"Sini temenin bintang tidur, udah ngantuk berat"

"Yaudah, ayok!"

Dengan semangat langit membawa si manis dalam pelukannya, lalu menepuk-nepuk pantat sintal itu pelan seperti sedang menidurkan bayi.

"Love u kak"

"Love u more, sayang..." 












Hallo semuanya, balik lagi dengan cerita absurd yang enggak tamat-tamat ini.😙🤗
Voment ya
Next Chap?
TBC.

MY UNIVERSE ( KOOKGA )✔Where stories live. Discover now