59

263 31 2
                                    

Tok! tok! tok!

"Dek, abang masuk ya?" ucap gama, lalu membuka pintu kamar sang adik perlahan.

Hal yang pertama kali ia lihat adalah gundukan selimut, dengan isakan lirih terdengar samar. Ia mendekat, lalu mengelus punggung sempit bergetar itu pelan

"Adek kenapa? ayo cerita sama abang" lembut gama, tapi si manis menggeleng pelan.

"Adek..."

Bintang bergerak pelan, lalu membuka selimutnya sedikit sampai memperlihatkan wajah basahnya.

"Hiks...abang..."

"Astaga, sini" ucap gama, merentangkan tangannya dan dengan cepat bintang bangun lalu menghambur memeluk sang abang.

"Hiks...hiks..."

"Kenapa? ayo cerita sama abang hm"

"Ayah...hiks...ayah, abang..."

"Ada apa sama ayah hm?" tanya gama, menangkup wajah sang adik dan mengelus lembut disana

"A-ayah bentak dan teriakin adek hiks...sakit abang...hiks..."

Gama sedikit terkejut mendengarnya, kenapa sang ayah sampai berteriak pada sang adik? apakah ada sesuatu yang membuat pria paruh baya itu marah?

"Syut...udah jangan nangis, nanti kamu sesak, adek"

"Hiks...ayah marah bang....hiks ayah marah sama adek..."

"Coba cerita ke abang kenapa ayah bisa marah sama adek, tenangin diri kamu dulu baru cerita hm"

Bintang mengangguk, kembali menyembunyikan wajah basahnya pada dada bidang sang abang, terisak meremat baju bagian belakang gama dengan begitu erat.

Gama dengan sabar menunggu, mengelusi punggung bergetar sang adik perlahan sampai bintang benar-benar tenang.

"Sekarang ayo cerita sama abang..."

Dengan sisa segukan, bintang berusaha menceritakan apa penyebab sang ayah memarahinya sampai berteriak. Ia kembali terisak, dan menubrukan wajahnya pada dada gama

"Gimana ini bang? hiks...ayah marah sama adek hiks...apa adek salah bang?"

Gama menghela nafas, ia juga bingung harus menjawab apa. Ia yakin sang ayah hanya tetlalu takut sampai membentak sang adik, pria paruh baya itu pasti takut bungsunya kenapa-napa, ia yakin itu.

"Udah kamu nggak salah, nanti kamu bicarain sama ayah ya. Abang gak mau kalian marahan"

"Hiks...tapi adek takut ayah marah lagi bentak bentak lagi hiks...adek nggak mau, takut" ujar si manis disela isakannya.

"Gak akan, percaya sama abang hm?"

Bintang mengangguk, menikmati usapan lembut gama di pipi basahnya.

"Sekarang adek mandi ya, nanti turun buat makan. Bunda udah masakin makanan kesukaan kamu" ucap gama

"Hm"

Gama tersenyum gemas, mengusak rambut sang adik pelan lalu keluar membiarkan bintang untuk mandi.

Sedangkan disisi lain, chaerin berdiri di depan pintu kamarnya. Menarik nafas dalam, lalu membuka pintu coklat itu perlahan, dan disuguhkan oleh punggung sang suami yang sedang berdiri memandangi luar jendela dengan tangan yang dimasukan ke dalam saku.

Grep!

"Mas, kenapa?" tanya chaerin, menyandarkan kepalanya di punggung kokoh sang suami

"A-aku ayah yang jahat, a-aku bentak adek sayang"

MY UNIVERSE ( KOOKGA )✔Where stories live. Discover now