34

321 42 4
                                    

Bintang, remaja manis itu memegang sisian celana sekolahnya karena gugup diintrogasi oleh orang tuanya, ia hanya bisa menunduk berdoa dalam hati agar ayah dan bundanya itu percaya padanya.

"Beneran cuma jatoh?"

"Iya bunda, adek cuma jatoh...kalo gak percaya, tanya aja sama kak aksa" ucap si manis, lalu menoleh pada remaja tan yang sedari tadi santai memakan buah jeruk tanpa membantunya

"Beneran sa?"

"Iya om, bintang tadi jatoh karena tali sepatunya gak ke iket jadi jatoh dan pipinya kena ujung kursi taman" jelas aksa, tersenyum kecil kearah si manis yang juga sedang mengumbar senyum manis padanya

"Hah...lain kali hati-hati adek, liat bibir kamu jadi begini kan"

"Hehe...iya bunda, lain kali adek hati-hati deh" balas si manis dengan cengiran tanpa dosa nya.

"Abang kamu mana?"

"Gaktau, tadi pas pulang sekolah adek juga gak liat abang" jawab bintang, ikut memakan buah jeruk kesukaannya.

"Pasti keluyuran dulu tuh anak, ish!"

"Udahlah mas biarin, mungkin lagi jalan sama pacarnya" ucap chaerin, lalu menatap pada si manis

"Adek mandi dulu sana, pasti tubuh kamu lengket"

"Iya bund, kalo gitu adek ke kamar dulu"  angguk si manis lalu pergi dari sana untuk membersihkan diri.

"Yaudah kalo gitu, aksa juga mau pamit tante"

"Kok cepet banget sih sa? kamu ada urusan?" tanya adiguna

"Enggak kok om, ini kan hampir malam...takut bang bumi khawatir"

Adiguna dan chaerin mengangguk paham, lalu membiarkan remaja tan itu pamit untuk pulang.

"Hati-hati dijalan sa"

"Iya om, aksa pulang dulu ya...salamin buat bintang"

"Hm, nanti tante sampein"

Aksa mengangguk, melambai sebentar lalu mulai melajukan motornya pergi dari sana.









Tak terasa sudah sekitar 4 bulan, langit tak lagi dekat dengan gama dan juga lintang and the geng, remaja tampan itu selalu menghabiskan waktu dengan wanitanya setiap detik, entah itu di kantin, kelas, ataupun apartement.

Tapi....

Entah kenapa semua waktu yang ia luangkan untuk wanitanya terasa begitu sia-sia, terasa begitu asing, karena hatinya terasa kosong meski ia sudah memilikinya.

Dan selama itu pula ia tak lagi bertegur sapa dengan si manis, tak lagi melirik atau bahkan memandang lama remaja manis pemilik senyum gusi itu.

"Ayy, kamu kenapa diem aja?" tanya bulan, menepuk paha langit yang membuat remaja tampan itu tersentak lalu tersenyum kecil

"Maaf, aku hanya ada sedikit masalah aja"

"Mau cerita?"

"Enggak, aku bisa ngatasin nya kok. Udah sekarang kamu makan tuh, nanti keburu dingin mie nya" ucap langit, seraya membenarkan anak rambut sang kekasih

"Kamu gak makan lagi?"

"Enggak laper by, udah jangan bicara terus...kapan makan nya kalo gitu"

"Iya iya, aku makan nih"  ucap bulan lalu memakan mie pesanan nya, sedangkan langit hanya tersenyum kecil seraya mengusap surai panjangnya.

Namun, pandangannya teralihkan saat suara tawa menggema mulai memenuhi kantin, ia terdiam saat melihat teman-temannya mucul dan duduk di meja biasa, sudut pojok kantin.

Tapi, alisnya menukik tak suka saat melihat si manis yang datang terakhir dengan aksa saling berpegangan tangan dan duduk bersebelahan. Senyum gusi nya tak pernah luntur dari wajah cantiknya, dan itu membuat jantungnya berdegup kencang.

Bulan yang melihat arah pandang langit langsung memegang tangannya, dan otomatis pria itu langsung menoleh  dan mengangkat alisnya seolah bertanya.

"Kenapa by?"

"Kamu suka ya sama bintang?"

"Kenapa ngomong gitu hm? aku gak suka sama dia by, buktinya aku kembali sama kamu" lembut langit menangkup sang kekasih

"Tapi aku liat kamu suka curi pandang sama dia, aku gak suka ya kalo kamu kayak gitu. Aku disini lang, bukan disana..." 

Langit menghela nafas pelan, lalu memeluk tubuh wanitanya "Maaf, maafin aku by..."

"Untuk kali ini aku maafin, jangan diulangi lagi...aku gak suka"

Langit mengangguk, lalu mengeratkan pelukannya.








Bintang berjalan perlahan memandangi rak-rak buku diperpustakaan, remaja manis itu sedang mencari buku untuk bahan tugasnya yang tadi diberikan oleh pak guru. Bibirnya mengerucut, karena tak juga menemukan buku yang ia cari.

"Ini dimana sih bukunya?" gumamnya, dengan kaki pendeknya terus berjalan pelan menelusuri rak-rak tinggi itu

"Oh ketemu!"

Senyum gusinya mengembang, lalu mengambil salah satu kursi disana untuk ia naik, karena bukunya berada di rak paling tinggi. Kaki nya berjinjit karena tidak sampai, mungkin sedikit lagi.

"Su....sah" gumamnya, terus meregangkan tangannya supaya sampai. Namun, bukannya sampai malah kursinya yang bergoyang karena ketidakseimbangan dirinya, berakhirlah dirinya oleng dan...

"Eh eh! aaaaaaa!"

Grep!

Bintang memejam siap menerima sakit, namun alisnya berkerut saat rasa sakit itu tak juga mengenai bagian tubuhnya, lantas ia membuka matanya dan alangkah terkejutnya ia saat melihat langit berada didepannya dengan tangan pria itu yang melingkar erat dipinggang rampingnya.

"Lo gakpapa?" tanya nya cemas, sedangkan si manis hanya diam karena terkejut

"Heh?! lo gakpapa?"

Bintang tersentak saat langit sedikit menaikan nada bicaranya, si manis dengan terburu melepaskan diri dari pelukannya lalu menunduk

"B-bintang gakpapa kak, m-makasih..." cicitnya pelan

"Lagian kenapa lo naik naik kursi segala sih? kalo susah tinggal minta tolong aja sama yang lain?!" omelnya, dan si manis hanya bisa terdiam memainkan jemarinya.

Langit menghela nafas dalam, ia begitu cemas saat melihat si manis menaiki kursi dan berakhir terjatuh seperti tadi, untungnya ia sempat berlari dan merengkuh pinggang ramping itu sebelum mengenai kerasnya lantai. aish!  memangnya tak ada cara lain apa? kenapa harus naik-naik kursi segala...

"Apa yang lo cari?"

"U-uh?"

"Ck! buku apa yang lo cari?!"

"E-eum...sains" jawab bintang

Langit berjalan pelan mendekat kearah rak, lalu dengan mudah mengambil buku yang tempatnya sangat tinggi itu hanya dengan menggunakan lengan panjangnya.

"Nih"

"M-makasih kak...maaf ngerepotin" ucap bintang tanpa menatap, lalu berlari dari sana untuk kembali ke kelas, meninggalkan langit yang terdiam mengepalkan tangannya.

'Kenapa sakit banget ya dicuekin?'









Mampus!
Voment ya
Next Chap?
TBC.

MY UNIVERSE ( KOOKGA )✔Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang