39

366 43 3
                                    

"Bang kamu mau kemana? buru-buru banget" tanya chaerin saat melihat gama yang menuruni tangga dengan terburu sambil mengenakan jaket

"Temen abang kecelakaan bund"

"Hah?! siapa bang?" tanya adiguna terkejut 

"Langit"

Prang!

Mereka bertiga menoleh, dan gama terdiam saat melihat sang adik berdiri di belakang nya dengan pecahan kaca dekat kakinya

"Adek..."

"Bohong kan bang? abang bohong kan?" tanya bintang lirih dengan mata berkacanya

"K-kak langit gak kecelakaan kan? kak langit baik-baik aja kan bang?"

Gama menggeleng, menatap sendu sang  adik yang mulai menangis tanpa isakan dengan tubuh mungil yang gemetar

"Abang gak tau dek" lirih gama, membawa sang adik dalam pelukannya

"Enggak mungkin bang..."

"Tenangin diri kamu dek, kamu tunggu disini hm...abang mau ke rumah sakit buat liat keadaannya"

"Ikut! adek mau ikut bang" ucap bintang

"Gak dek, kamu tunggu aja disini"

"Adek mau ikut!" tekan bintang, sedikit menaikan nada bicaranya yang membuat gama terdiam

"Maaf dek, abang gak bisa bawa kamu"

Setelah mengatakan itu, gama langsung pergi keluar mengabaikan teriakan sang adik yang memanggil-manggil namanya

Bukan tanpa alasan, gama melakukan itu karena ia hanya terlalu kecewa pada langit. Jadi ia tak akan membiarkan sang adik menemui sahabatnya lagi, meski dalam keadaan apapun

"Bang gama! hiks...mau ikut abang...hiks" isaknya, tapi sang abang mengabaikannya dan melaju dari sana untuk kerumah sakit.

Adiguna yang melihat bungsunya seperti itupun langsung membawanya dalam gendongan koala, menepuki punggung bergetar itu pelan dengan gumaman menenangkan

"Ayah...adek mau ikut abang hiks...kak langit..."

"Tenangin diri kamu dek"

Adiguna terus mengelusi punggung si bungsu pelan, begitupun chaerin yang terus membisikan kata penenang.

Mereka berdua sudah tau perilah siapa langit, dan seberapa berpengaruhnya pria dominan itu pada bungsunya. Meski beberapa waktu lalu, kabar tak mengenakan mengenai langit yang menampar bungsunya sempat membuat amarahnya memuncak, dan ingin menghajar remaja yang bernama langit itu sampai tepar... namun ia urungkan dan masih bisa ia tahan karena mengingat anak manisnya, yang pasti akan sedih jika mengetahui ia menghajar cintanya.

"Ayah...adek mau ikut abang, mau lihat kak langit" lirihnya pelan, dengan kepala yang terkulai di pundak kokoh sang ayah

"Iya iya ayo kita susul abang"

Adiguna langsung menyuruh sang istri membawakan jaket si bungsu, dan tentu saja dipatuhi chaerin yang langsung bergegas berlari kekamar bintang untuk mengambil jaket tebal.

"Adek pake dulu jaketnya sayang" lembut chaerin, dan si manis hanya menurut memasang jaket nya sendiri setelah adiguna menurunkannya.

"Ayo kita pergi"

Bintang mengangguk, lalu berjalan mengikuti sang ayah dari belakang untuk pergi kerumah sakit.

Sedangkan dirumah sakit, keadaan benar-benar tegang karena sang dokter yang sedari tadi belum keluar dari ruangan operasi. Gama dan yang lainnya hanya bisa terduduk saling meremat jemarinya.

MY UNIVERSE ( KOOKGA )✔Where stories live. Discover now