7

491 49 3
                                    

Sebulan sudah bintang sekolah di SMA Harapan Bighit, selama itu pula si manis berteman dengan teman sekelasnya, mereka semua baik terhadapnya. Dan sebulan itu pula ia sudah sangat akrab dengan teman-teman abangnya, kecuali satu sih...siapa lagi kalau bukan si jungkook langit dirgantara.

Tapi, ada sesuatu di sudut hati bintang ketika ia berdekatan dengan langit. Sesuatu yang asing yang baru pertama kali ia rasakan beberapa minggu belakangan ini, entah apa...ia tak mengerti.

"Ih..bintang kenapa sih?" rengeknya, menghentakkan kaki nya kesal karena tidak mengerti dengan dirinya sendiri.

"Kenapa mbul?" tanya bumi, mendudukkan dirinya disamping bintang yang tak lain adalah tetangganya dulu.

"Gatau, bintang gatau kenapa sama diri bintang kak. Rasa nya aneh banget.."

"Aneh gimana emangnya bin?" sahut candra

"Kayak apa yak, pokonya aneh aja gitu. Bintang gak ngerti" jawab bintang dengan bibir terpout

"Kamu jatuh cinta ya?" terka bumi, sukses membuat bintang menoleh kearahnya

"Jatuh cinta?"

"Hm, apa jantung kamu berdebar kalo deket seseorang?" tanya langit, dan bintang mengangguk mengiyakan

"Sama siapa?"

"Kak langit.." santai bintang, membuat mereka berdua membulatkan matanya

"L-langit? kamu degdegan kalo deket sama langit bin?"

"Iya, bintang suka degdegan karena takut kak langit marah-marah sama bintang" polosnya

"Beneran karena takut langit marah?" tanya candra

"Iya, tapi tapi...perasaan bintang kayak aneh gitu kalo deket kak langit"

"Ya itu tandanya kamu jatuh cinta sama dia bintang!" pekik keduanya kompak, yang membuat bintang terlonjak kaget

"Masa sih bintang suka sama kak langit, kak langit kan galak suka marah marah"

"Ya bisa jadi, cinta itu suka datang tiba-tiba bintang dan kadang kita enggak sadar, sama kayak si candra yang gak sadar sadar" jelas bumi dengan nada menyindir diakhir, melirik ke sampingnya tempat si candra duduk

"Kenapa jadi gue anjir"

"Lah elu, si varo udah kasih-kasih kode, tapi lu nya kagak peka peka"

"Si varo? emangnya kenapa dia?"

"Dahlah can, capek ngomong sama lu mah" malas bumi, lalu kembali menatap bintang yang sekarang sedang melamun

"Udah jangan dipikirin bin, nanti kalo emang takdir mah bakalan jadi" ujar bumi, dan bintang hanya mengangguk mengiyakan meski tak mengerti dengan ucapan bumi.






Bel pulang sekolah terdengar, bintang berjalan santai keluar kelas dengan menggendong tas kesayangannya untuk pergi ke parkiran menunggu sang abang.

Saat diperjalanan ia bertemu dengan teman-teman sekelasnya, dan yang dilakukannya adalah menyapa dengan lambaian tangan

"Bintang udah mau pulang?"

"Iya, mau nunggu abang di tempat parkir" jawab bintang

"Hati-hati pulang nya ya bintang, sampai jumpa besok"

"Eum! dadah~~" bintang melambai pada teman sekelasnya itu, lalu melanjutkan jalan nya.

Saat sudah diparkiran, ternyata sang abang sudah ada disana berdiri disamping motor

"Abang, kok tumben udah kesini? biasanya lama"

"Aduh adek, kenapa lama banget sih dek?" ucap gama, membuat bintang mendengus

"Emang nya kenapa sih bang?"

"Begini, abang ada keperluan mendadak banget sama temen abang. Jadi, abang gabisa anter adek pulang...maaf ya" jelas gama

"Terus? adek pulang sama siapa dong?"

"Eum...bentar" gama menolehkan kepalanya ke kanan kiri untuk mencari seseorang yang ia kenal untuk mengantar sang adik pulang, dan gotcha!

"Ngit! langit!" pangil gama, pada langit yang baru saja menuruni tiga undak tangga

"Apa bang?"

"Anterin adek gue pulang ya? gue ada urusan ini" pinta gama, membuat langit mengerutkan keningnya lalu melirik bintang, yang mirip sekali dengan kucing karena takut tidak bisa pulang

"Yaudah"

"Thanks lang" ucap gama, lalu berbalik menatap sang adek "Adek, pulangnya bareng kak langit ya. Gapapa kan?"

"Hm, gapapa. Yang penting adek bisa pulang"

"Yaudah abang pergi dulu ya dek, hati hati"  pamit gama, lalu pergi dari sana meninggalkan dua remaja beda ukuran yang sama-sama terdiam

Langit berjalan mendekati motor ninjanya, lalu mengeluarkannya dari jajaran motor yang terparkir. Remaja dominan itu mulai menaiki nya, lalu menyalakan mesin

"Ayo naik, kenapa lo diem aja?"

"Uh...bintang gabisa, motornya tinggi" renggut bintang mempoutkan bibirnya

"Ya lo tinggal injek aja ini, apa susahnya sih?!"

"Gabisa kakak, ini tinggi...bintang gabisa, harus diangkat angkat"

Langit mengehela nafas kasar, lalu kembali turun dari motornya dan dengan cepat mengangkat tubuh mungil bintang dan mendudukkan nya di jok belakang motornya.

"Nyusahin aja lo!" kesal langit, lalu kembali menaiki motor nya, menyalakan mesin dan...

"Aaaaaa!"

Grep

Bintang memeluk erat tubuh langit, karena remaja dominan itu melajukan motor dengan kecepatan tinggi sekaligus.

"Kakak pelan-pelan!" teriak bintang, matanya memejam erat karena takut...bahkan kini setetes air matanya turun membasahi pipi chubby nya.

Langit mana peduli, ia terus menjalankan motornya kencang membelah jalanan, menyalip beberapa kendaraan dengan lihai seperti seorang pembalap.

10 menit kemudian, motornya berhenti di depan gerbang rumah bintang. Ia mematikan mesin motornya, lalu menatap tangan bintang yang masih memeluk nya erat.

"Udah nyampe, turun lo!" titahnya, membuat si manis tersentak...lalu membuka matanya perlahan, dan benar saja ia sudah sampai di depan rumah

"Bisa lepasin tangan lo gak?! gue sesak anjir"

Dengan cepat bintang melepaskan pelukannya, tak lupa juga meminta maaf pada kakak pemarahnya.

"Napa masih diem? turun cepet!"

"Gabisa turun..." lirih bintang, membuat langit menghela nafas kasar lalu turun dari motor, dan saat ia berbalik..alisnya berkerut saat melihat wajah adik dari seniornya itu merah dan juga lembab

'Dia nangis?'

"Ayo turun, gue pegangin" langit mengulurkan tangannya, dan dengan pelan tangan putih bintang menyambutnya, memgangi tangan berurat itu erat.

Namun sayang, baru saja ingin menginjak tanah..baju nya tersangkut dan berakhir dirinya limbung menimpa tubuh atletis langit.

Seperti di adegan drama korea, waktu terasa melambat...mereka berdua saling pandang dengan posisi wajah sangat dekat bahkan nafas mereka berdua saling beradu hangat.

Bintang yang lebih dulu sadar segera  bangkit, lalu meminta maaf berkali-kali pada langit.

"M-maaf kak, bintang kurang hati-hati.."

Langit hanya diam, sambil menepuk nepuk  debu pada baju nya.

"Sana lo masuk!"

"I-Iya makasih uda anterin bintang, kak.." setelah mengatakan itu, bintang langsung berlari masuk meninggalkan langit yang terdiam dengan fikirannya.








Halloha manteman
Gimana?
Voment  ya
Next Chap?
TBC.

MY UNIVERSE ( KOOKGA )✔Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang