Home Alone

3.5K 315 24
                                    

Mark mengucak matanya ketika seseorang mengguncangkan tubuhnya perlahan. Manik kelam bocah berumur 10 tahun itu mengerjap lucu kala melihat Jinyoung duduk di tepi ranjangnya. Ia kemudian bangkit dan mencium pipi sang ibu dengan sayang.

"Selamat pagi, bu." Sapa Mark dengan suara serak khas orang yang baru bangun tidur.

"Selamat pagi, sayang. Maaf ibu membangunkanmu." Ucap Jinyoung.

"Ada apa, bu?" tanya Mark.

"Ikut ke kamar ibu sebentar, yuk. Ada yang ingin ibu dan ayah bicarakan dengan Mark." Ajak Jinyoung. Mark mengangguk kecil karena masih dalam mode mengantuk. Jinyoung mengangkat tubuh putra sulungnya dan menggendongnya ke kamar. Mark hanya diam sambil menyandarkan kepalanya di bahu sang ibu. Jarang sekali bocah itu menunjukkan sisi manjanya di depan orang tuanya karena Mark tahu dia adalah anak tertua, jadi dia harus mandiri agar bisa jadi contoh untuk adik-adiknya kelak.

Jinyoung memutar gerendel pintu dan mendorongnya agar terbuka. Dilihatnya Jaebum sedang mengenakan dasi di depan cermin riasnya. Melihat istri dan anaknya masuk, pria itu langsung menoleh dan tersenyum lebar.

"Selamat pagi, jagoannya ayah." Ucap Jaebum seraya memberikan kecupan singkat di kening sang anak.

"Selamat pagi, ayah." Balas Mark.

"Kau membangunkan Mark?" manik Jaebum beralih pada Jinyoung. Wanita cantik itu mengangguk sekilas.

"Aku terpaksa membangunkannya, sayang." Kata Jinyoung. Ia mendudukkan Mark di tepi ranjang dan mengusap surai sang anak dengan lembut.

"Mark, hari ini ayah dan ibu akan ke Busan. Kami ada keperluan disana sampai sore. Kalau Mark dirumah dengan adik-adik mau tidak?" tanya Jinyoung.

"Hanya kami berlima? Tidak ada yang lain?" tanya Mark.

"Iya. Maaf ayah dan ibu tidak bisa meminta paman Hyunsik karena dia sedang banyak pasien. Tidak apa-apa kan?" ujar Jinyoung. Ia khawatir kalau Mark akan menolak karena baru kali ini bocah itu ditinggal dengan adik-adiknya seharian tanpa orang dewasa. Tetapi ternyata Mark menganggukkan kepalanya dengan senang hati.

"Iya, tidak apa-apa, bu. Aku bisa jaga adik-adik kok." Kata Mark.

"Tapi ada beberapa hal yang harus Mark ingat. Pertama, jangan mainan kompor. Itu berbahaya, sayang. Kedua, jangan main keluar. Kalau mau main di taman tidak apa-apa, tapi jangan keluar dari pagar. Ketiga, kalau ada orang yang tidak dikenal mengetuk pintu rumah, jangan langsung di bukakan. Keempat, ajak adik-adik tidur siang. Mark bisa telepon bibi Jung kalau butuh bantuan. Nanti pulang dari Busan, ayah akan belikan buku bacaan baru untuk Mark. Bagaimana?" Jaebum memberikan wejangan pada sang anak agar tidak terjadi sesuatu. Mendengar kata "buku bacaan baru", Mark langsung bersemangat.

"Buku bacaan baru? Benar, yah?" manik Mark berbinar. Jaebum menganggukkan kepalanya.

"Mark ingat apa saja pesan ayah tadi?" tanya Jaebum. Ia harus memastikan kalau anaknya itu mengerti dengan perintahnya.

"Tidak boleh mainan kompor, tidak boleh main keluar, tidak boleh membukakan pintu kalau orangnya tidak Mark kenal, kalau butuh bantuan telepon bibi Jung, dan ajak adik-adik tidur siang." Mark menjawab dengan lancar pertanyaan Jaebum yang membuat sang ayah tersenyum puas.

"Ibu sudah siapkan sarapan dan susu untuk kalian. Nanti bibi Jung akan mengantarkan makan siang. Jangan lupa ucapkan terima kasih, ya." Kata Jinyoung. Mark mengangguk mengerti.

"Mark boleh tidur lagi kalau masih mengantuk. Ayah dan ibu mau siap-siap dulu." Kata Jaebum. Mark menggelengkan kepalanya, tetapi merebahkan diri di kasur orang tuanya.

My Little Family SeriesTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang