How To Be a Good Boy

2.8K 244 14
                                    

Hyunsik sedang memeriksa hasil pemeriksaan salah satu pasiennya ketika melihat layar ponselnya berkedip beberapa kali. Dengan segera ia mengambil benda berukuran 5 inchi itu dan menggeser tombol hijau pada layarnya.

"Halo?"

"Hyung, kau sibuk?" suara Jaebum terdengar diseberang sana

"Tidak terlalu. Hari ini pekerjaanku tidak banyak. Ada apa?" kata Hyunsik.

"Aku mau minta tolong temani anak-anakku dirumah. Hari ini aku dan Jinyoung akan ke Daegu untuk menghadiri acara pernikahan adik teman SMA-ku. Kau bisa?" tanya Jaebum.

"Heung? Tumben kau tidak mengajak anak-anak pergi?" tukas Hyunsik sambil memasukkan berkas tadi ke salah satu rak di ruangannya.

"Mereka tidak mau. Sebenarnya mereka bisa di rumah sendiri karena aku yakin Mark bisa menjaga adik-adiknya. Tetapi terakhir kali kami tinggal mereka di rumah sendirian, pelipis Mark memar karena terkena robot Bambam. Makanya aku dan Jinyoung khawatir meninggalkan mereka sendiri lagi." ujar Jaebum panjang lebar.

"Baiklah. Tapi aku harus menunggu dokter yang akan menggantikan tugasku disini. Tidak apa-apa kan kalau aku terlambat ke rumahmu?" kata Hyunsik.

"Tidak masalah. Terima kasih, hyung. Nanti sebagai imbalannya. aku akan membantumu mencari istri lagi untuk mengganti mantan istrimu yang tidak tahu diri itu." kata Jaebum.

"Aish, kau mau aku suntik mati, huh? Kalimatmu tidak enak didengar sama sekali." Dengus Hyunsik. Ia yakin Jaebum tertawa di seberang sana.

"Oke, oke. Maafkan aku. Tapi sungguh, aku tidak tahan melihatmu menduda terlalu lama. Kau juga butuh pendamping, hyung." kata Jaebum.

"Kau pikir mencari istri segampang kau memungut sampah?" kata Hyunsik.

"Nah, justru itu. Aku ingin membantumu mencari istri baru. Lagipula salahmu sendiri yang terlalu sibiuk dengan pasien sejak bercerai. Kau tahu hyung, aku hanya khawatir kalau sampai tua kau tetap sendirian, karena tidak ada yang mengurusmu." Kata Jaebum, yang tetap asyik menggoda kakak semata wayangnya.

"Kau tahu Im Jaebum, bersyukurlah kau itu adik tersayangku. Kalau tidak, aku pasti sudah menyuntik mati kau saat ini juga dan membuat Jinyoung menjadi janda." Balas Hyunsik dengan sadis, yang langsung membuahkan tawa keras Jaebum diseberang sana.

"Oke, jangan lakukan itu. Maaf, hyung. Tapi kalau kau butuh bantuanku untuk mencari istri, aku siap membantu." Kata Jaebum.

"Terserah apa katamu. Sudah, aku masih punya pekerjaan, tidak bisa meladeni tukang gosip sepertimu." Kata Hyunsik.

"Sialan! Baiklah, aku tutup teleponnya. Terima kasih, hyung."

Pik!

Hyunsik memutuskan sambungan teleponnya dengan Jaebum dan meletakkan ponselnya diatas meja. Sedikit terkekeh mengingat pertengkaran kecil mereka barusan. Selalu saja seperti itu, bahkan sudah lewat tiga dekade, ia dan Jaebum masih saja suka beradu mulut dan berdebat seperti anak kecil. Im Hyunsik yang pendiam dan Im Jaebum yang jahil, sejak kecil mereka terkenal dengan sebutan itu. Tetapi jika tidak saling bertemu, pasti akan saling mencari satu sama lain. Seperti itulah Hyunsik dan Jaebum, layaknya kakak beradik pada umumnya.

Hyunsik melirik figura yang dipajang di meja kerjanya. Ada fotonya bersama Jaebum ketika ia pertama kali bekerja sebagai dokter. Ia tersenyum sambil memandangi foto itu.

"Kau sudah banyak berubah, Jaebum. Hyung bangga padamu." Gumam Hyunsik pelan, kemudian ia mengambil stetoskop dan melakukan pemeriksaan untuk pasiennya sebelum pergi ke rumah Jaebum.

My Little Family SeriesWhere stories live. Discover now