Precious Experience

1.3K 181 28
                                    

Youngjae mengerucutkan bibirnya dengan kesal. Bagaimana tidak? subuh tadi Jinyoung sudah membangunkannya dan mengajaknya untuk menghadiri acara charity yang diadakan oleh teman-teman ibunya itu. Bukan apa-apa, tapi Youngjae malas berada diacara seperti itu. Selain ramai, acaranya pasti lama dan melankolis. Ia tidak suka itu.

"Kenapa tidak mengajak Mark hyung saja sih, bu? Kan dia bisa menggantikan ibu menyetir kalau ibu capek." Keluh Youngjae. Jinyoung tersenyum tipis mendengar pertanyaan putranya itu.

"Walaupun Mark hyung sudah bisa menyetir, tetapi dia belum punya lisensi. Mana boleh menyetir? Lagipula hari ini dia ada acara dengan teman-temannya." Jawab Jinyoung.

"Tapi kenapa harus aku? Kan ada Jackson hyung, Bambam, atau Yugyeom. Kenapa tidak mereka saja?" tanya Youngjae.

"Oh, jadi Youngjae keberatan menemani ibu ke acara itu?" tukas Jinyoung.

"Tidak, bukan begitu. Ibu kan tahu aku tidak suka acara-acara seperti itu. Ramai, lama, dan panas. Aku juga masih ngantuk." Kata Youngjae.

"Ya sudah, sampai disana Youngjae boleh tidur lagi di ruangan ibu. Tidak usah cemberut begitu, ah." Kata Jinyoung sambil mengusak rambut putranya itu dengan sayang. Youngjae tetap saja tidak mengindahkan ucapan ibunya. Mood-nya sudah rusak sejak subuh tadi.

oooOooo


Youngjae terbangun karena merasa posisi tidurnya tidak nyaman. Lagipula siapa yang bisa betah tidur di sofa walaupun itu sangat empuk seklaipun? Oh, ada. Ayahnya, karena di ruangan Jaebum ada sofa besar yang digunakan sebagai kasur kalau sedang lembur. Tapi tetap saja rasanya tidak senyaman ketika tidur di kasur.

"Eh, Youngjae bangun?"

Youngjae menoleh dan melihat salah satu teman ibunya masuk ke ruangan itu. Bocah itu nyengir sekilas dengan wajah mengantuk yang lucu.

"Ibu mana, bi?" tanya Youngjae.

"Masih ada di auditorium. Kenapa? Youngjae lapar?"

"Tidak. Tadi Youngjae sudah sarapan di rumah." Bocah itu bangun dari sofa dan menuju kamar mandi untuk mencuci muka dan merapikan rambutnya. Setelah selesai, ia keluar dari ruangan itu.

Bocah itu sedikit terkejut ketika melihat siapa yang menjadi peserta charity. Ternyata mereka adalah orang tua yang memiliki anak-anak dengan kebutuhan khusus. Bahkan banyak diantara mereka yang mengajak anak-anak mereka. Rata-rata dari mereka menderita cerebral palsy, down syndrome, autism spectrum disorder, bahkan ada yang hydrocephalus dan hydranencephaly. Melihatnya saja sudah membuat Youngjae miris dan merinding.

Youngjae kemudian duduk di barisan belakang, bersama seorang wanita paruh baya dan anak laki-laki yang sedang bermain robot-robotan. Ibu itu tersenyum ketika melihat Youngjae duduk disampingnya.

"Punya keluarga yang berkebutuhan khusus juga?" tanya wanita itu. Youngjae menggeleng sekilas.

"Bukan. Ibu saja ketua acara ini." jawab Youngjae dengan sopan tanpa bermaksud untuk sombong. Namun matanya tidak lepas dari anak yang bermain lego itu. Dari pengamatan Youngjae, anak itu seumuran dengan Mark, atau lebih tua sedikit. Anak itu seolah tidak peduli dengan sekitarnya.

"Maaf kalau boleh tahu, anak ibu sakit apa?" tanya Youngjae. Wanita itu tersenyum tipis dan mengusap putranya yang asyik dengan dunianya sendiri.

"Dia menderita autism spectrum disorder yang disertai gangguan perkembangan. Seharusnya dia sudah bersikap seperti anak umur 18 tahun, tapi ternyata tidak bisa. Apapun yang dia lakukan semuanya seperti anak usia 5 tahun." Wanita itu menoleh kepada putranya. "Kijung, ayo beri salam untuk adik ini."

My Little Family SeriesWhere stories live. Discover now