Ambition

1.7K 237 54
                                    

Hari ini keluarga besar Jaebum dan Jinyoung sedang berkumpul di rumah ayah Jaebum. Tidak ada acara ataupun perayaan khusus, hanya sebuah pertemuan biasa untuk mengeratkan tali persaudaraan mereka, mengingat masing-masing dari mereka punya kesibukan masing-masing.

Tentu saja Mark dan adik-adiknya terlihat antusias. Pasalnya mereka bisa bertemu dengan saudara-saudara mereka yang tinggal berjauhan. Momen seperti ini memang jarang sekali terjadi, apalagi setelah mereka sudah remaja, mereka menjadi jarang ketemu seperti sebelumnya.

Seperti sekarang ini, Jackson dan adik-adiknya bermain sepak bola di halaman belakang yang luas bersama saudara sepupu mereka, Sungwoon, Daniel, Seongwoo, dan Guanlin. Sementara Mark lebih memilih untuk mengobrol bersama Jonghyun dan Minhyun. Kedua sepupunya ini setipe dengannya, tidak terlalu banyak bicara dan lebih suka menjadi penonton daripada ikut terlibat.

"Mark, aku dengar dari bibi Jinyoung kau mau ikut olimpiade Sains. Benar?" tanya Jonghyun. Mark yang sedang minum cola hanya mengangguk kecil.

"Kalian juga ikut mewakili sekolah kalian, kan?" sahut Mark.

"Aku tidak mau ikut olimpiade." Kata Minhyun.

"Kenapa? Bukankah keren kalau kita bisa pulang bawa piala?" tanya Mark.

"Aku tidak suka sains. Aku lebih suka musik." Kata Minhyun.

"Memangnya mamamu mengijinkan? Nanti kau malah dimarahi kalau bilang lebih menyukai musik daripada sains." Kata Jonghyun. Minhyun hanya menunduk sambil memainkan rumput di halaman.

"Anak-anak, ayo masuk! Kita makan siang dulu."

Seruan dari Jinyoung membuat sekelompok remaja itu menghentikan aktivitas masing-masing. Mereka segera masuk agar tidak membuat orang tua mereka menunggu. Rupanya para orang dewasa sudah bersiap duduk mengelilingi meja makan yang sudah disiapkan.

"Guanlin, curang ah! Masa tadi sepatuku diinjak." Keluh Yugyeom.

"Maaf, hyung. Aku tidak sengaja." Kata Guanlin sambil nyengir lebar.

"Tapi seru juga bisa main bersama begini. Jarang-jarang bisa kumpul begini." Kata Sungwoon.

"Benar. Apalagi Daniel jarang bertemu dengan kita karena ikut bibi BoA ke London dan pulangnya setahun sekali." Sambung Seongwoo.

"Nanti kalau urusan mama disana sudah selesai, aku pulang ke Korea, kok." Ujar Daniel sambil meneguk air mineral.

"Kangen main bareng. Dulu kita sering banget kan main sampe lupa waktu terus dimarahi ibu sama bibi Kahi" kata Youngjae.

"Semoga nanti ketika masuk SMA kita semua bisa satu sekolah supaya bisa bertemu terus." Kata Jackson.

"Eh, jangan. Kasihan guru-guru kalau dapat murid seperti hyungdeul. Sudah berisik, usil pula. Bisa-bisa mereka nanti pensiun dini." Sergah Bambam, yang langsung dijitak oleh Jackson dan Daniel.

"Enak saja kalau bicara. Kau lebih berisik, tahu!" dengus Jackson.

Para orang dewasa hanya tertawa melihat interaksi anak-anak mereka. Intensitas bertemu yang sangat jarang tak membuat mereka saling menjauhi. Justru anak-anak mereka terlihat dekat satu sama lain.

"Kakek mau tanya, Apa cita-cita kalian?" tanya tuan Im, ayah Jaebum.

"Aku mau jadi arsitek seperti ayah!" seru Jonghyun sambil ngelirik sang bunda, Kahi yang tersenyum.

"Kalau aku mau jadi polisi." Kata Seongwoo.

"Aku mau jadi dokter!" kata Mark.

"Aku mau jadi model seperti mama dan bibi Jinyoung." Kata Daniel. BoA dan Jinyoung hanya tersenyum kecil. Keponakannya yang satu ini memang pandai meluluhkan hati wanita.

My Little Family SeriesTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang