How They Met? (1/2)

2.5K 207 8
                                    

Hari ini adalah hari libur nasional. Jaebum duduk di teras rumahnya, menikmati semilir angin yang menerpa wajah tampannya dengan lembut. Telinganya tersumpal earphone berwarna silver yang memutarkan lagu-lagu favoritnya. Hal seperti ini sangat jarang ia lakukan karena biasanya ia selalu berkutat dengan pekerjaannya walaupun ia sudah ada dirumah sekalipun. Makanya sekarang ia akan memanfaakan kesempatan liburnya ini dengan sebaik mungkin.

Chup~

Pria tampan itu sedikit tersentak manakala tiba-tiba sepasang bibir mendarat di pipinya dengan lembut. Jinyoung pelakunya, yang kini sudah duduk di samping Jaebum usai meletakkan secangkir coklat panas.

"Asyiknya. Sampai kupanggil tidak dengar." Sindir Jinyoung.

"Aku jarang libur, sayang. Biarkan aku bersantai sebentar." Kata Jaebum.

"Dalam mimpimu kalau kau ingin bersantai saat dirumah, sayang. Sebentar lagi anak-anakmu akan membuat keributan seperti biasanya." Kata Jinyoung. Jaebum terkekeh pelan mendengar ucapan istrinya. Memang benar, justru saat dirumah inilah saat yang paling melelahkan karena harus meladeni kelima putranya yang mengajaknya bermain.

"Sayang, apa kau ingat bagaimana pertama kita bertemu?" tanya Jaebum. Jinyoung mengangguk, lalu menyandarkan kepalanya di dada bidang Jaebum.

"Tentu saja, karena itu adalah saat-saat yang paling menyebalkan dalam hidupku." Dengus Jinyoung.

"Hidupku juga. Aku tidak menyangka bisa bertemu wanita yang kalau berbicara mirip eminem. Cerewet dan tidak bisa diputus kalau sudah berbicara." Ledek Jaebum. Jinyoung langsung mendaratkan cubitan maut di pinggang suaminya.

"Aku juga tidak menyangka bisa berpacaran selama 3 tahun dengan pria yang lebih dingin dari kutub utara. Bahkan aku sempat mengira ia bisu karena jarang berbicara." Balas Jinyoung.

Keduanya pun mengenang masa dimana mereka bertemu hingga akhirnya saling jatuh cinta dan menikah.


oooOooo


*Flashback*

14 years ago....

Pagelaran fashion show tahunan yang digelar disalah satu gedung mewah di distrik tersebut terlihat meriah. Berbagai kalangan, mulai dari bussinessman, model, perancang busana, sosialita dan kaum jetset lainnya terlihat antusias menyaksikan pagelaran busana musim semi yang dirancang oleh salah satu perancang busana terkenal di Korea.

Tetapi tidak untuk seorang pria yang duduk di salah satu bangku yang ada di baris belakang. Ia terlihat biasa saja, bahkan cenderung tidak minat dengan acara tersebut. Berkali-kali ia menghela nafas sambil memainkan tablet PC­-nya.

"Hei Jaebum, sebentar lagi acara dimulai. Cepat matikan tab-mu."

Pria bernama Jaebum itu mendongak sebentar, kemudian mendengus mendengar teguran temannya.

"Hh... kau tahu aku paling tidak suka dengan acara seperti ini, Bin. Kenapa malah mengajakku ke tempat ini?" gerutu Jaebum. Hanbin, hanya tertawa sambil meninju pelan bahu Jaebum.

"Ayolah, kapan lagi kita bisa keluar dari rutinitas membosankan di kantor? Lagipula ini hanya digelar setahun sekali." Kata Hanbin.

"Aku tidak peduli." decak Jaebum ketus. "Aku lebih baik duduk selama 4 jam di kantor mengerjakan laporan daripada harus duduk menonton orang berlenggak-lenggok tidak jelas seperti orang bodoh disini."

My Little Family SeriesWhere stories live. Discover now