Graduation

1.2K 172 51
                                    

Jackson berbaring dengan gelisah di kasurnya. Jarum jam sudah menunjukkan pukul 11 malam, tetapi matanya tak kunjung terpejam. Sebaliknya, ia malah berguling-guling meaningless di kasurnya sambil memandang kalender yang salah satu tanggalnya sudah ia tandai dengan spidol merah.

Hari pengumuman kelulusannya.

Ya, besok adalah hari dimana hasil dari tiga tahun perjuangannya selama menuntut ilmu di Junior High School akan diumumkan. Tentu saja ia nervous, apakah ia bisa lulus dengan nilai yang memuaskan atau justru mengecewakan.

Tidak kunjung menemukan ketenangan, akhirnya Jackson bangkit dari kasurnya dan menuju kamar Mark. Hanya kakak semata wayangnya itu yang saat ini bisa ia andalkan karena biasanya Mark belum tidur. Lain halnya dengan Youngjae, Bambam dan Yugyeom yang sudah pulas dari dua jam yang lalu.

Tok! Tok! Tok!

"Masuk!"

Jackson memutar kenop pintu dan melongok sebentar untuk memastikan ia tidak mengganggu kakaknya. Mark paling tidak suka diganggu kalau sedang sibuk.

"Hyung, kau sibuk?" tanya Jackson.

"Tidak. Aku baru selesai belajar." Mark menyimpan buku-bukunya dan langsung melompat ke kasurnya. "Kenapa, Jackson?"

"Aku panik, hyung." keluh Jackson, yang membuat Mark mengerutkan keningnya.

"Panik kenapa? Kau punya masalah?" tanya Mark. Sebagai anak sulung, tentunya ia khawatir Jackson memendam masalahnya sendiri.

"Besok pengumuman kelulusanku. Aku panik sekali. Bagaimana kalau nilaiku tidak sesuai dengan yang aku perkirakan? Bagaimana kalau aku lulus dengan nilai pas-pasan atau malah aku tidak lulus?" tanya Jackson beruntun. Mark yang tadinya cemas, kini malah tersenyum kecil.

"Hmm, yang sebentar lagi masuk SMA~" Goda Mark. Jackson langsung cemberut mendengar ucapan kakak semata wayangnya itu.

"Ih, aku serius, hyung." gerutu Jackson. Mark terbahak, kapan lagi ia bisa menggoda Jackson yang terkenal jahil kalau bukan sekarang.

"Sekarang aku tanya, apa kau sudah belajar sebelum ujian kemarin?" tanya Mark. Jackson mengangguk sekali sebagai jawaban.

"Lalu apa kau kau sudah berusaha mengerjakan ujian dengan sungguh-sungguh?" tanya Mark sekali lagi, dan Jackson mengangguk.

"Lantas apa yang perlu kau khawatirkan? Kau sudah belajar, sudah mengerjakan dengan sungguh-sungguh, sudah berusaha semampumu. Kenapa masih khawatir tidak lulus?" tukas Mark. Jackson menunduk untuk sesaat, sampai ia kembali mendongak karena kepalanya diusap dengan lembut oleh kakaknya.

"Jackson, aku percaya kalau besok kau akan mendapat nilai yang bagus. Tidak pernah ada usaha yang mengkhianati hasil, usahamu belajar selama 3 tahun ini akan terbayar besok ketika kau melihat namamu ada di daftar siswa peringkat atas. Adikku ini pintar, dan aku percaya itu." ujar Mark dengan bijak. Jackson tersenyum lebar, ia sudah merasa lega sekarang.

"Kau benar, hyung. Aku sudah berusaha semampuku dan besok aku akan menerima hasilnya. Terima kasih sudah membuatku kembali percaya diri." kata Jackson.

"Iya, sama-sama. Sekarang keluar sana, aku mau tidur." kata Mark.

"Aku tidur disini ya, hyung~" Jackson memeluk lengan Mark dengan manja yang membuat sang kakak seketika merinding.

"Tidak boleh! Kasurku jadi sempit, dan lagi kau itu tidur seperti renang. Banyak gaya. Sana tidur dikamarmu sendiri!" tolak Mark.

"Ayolah, hyung... please~" rengek Jackson.

My Little Family SeriesTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang