A Big Gift

1.8K 219 36
                                    


Sore itu, lapangan futsal JYP International School terlihat ramai. Tampak beberapa orang siswa laki-laki bermain futsal sambil sesekali bercanda. Kemeja seragam sekolah mereka sudah ditanggalkan dan diletakkan diatas tas masing-masing agar tidak tertukar. Mereka terlihat riang bermain memperebutkan benda bundar berwarna merah yang bergulir kesana-kemari, apalagi ini adalah hari Sabtu, dimana waktu akhir pekan akan dimulai.

Dari sekian banyaknya siswa laki-laki yang bermain futsal, tampak Bambam dan Yugyeom yang ikut berlarian memperebutkan bola. Ini sudah menjadi rutinitas bocah kembar itu setiap Hari Sabtu. Mereka akan pulang lebih sore dari biasanya karena mereka bermain futsal bersama teman-teman mereka, dan kedua orang tua mereka sudah mengijinkan. Bagi Jaebum dan Jinyoung, selama kegiatan tersebut positif, tidak ada alasan bagi keduanya untuk melarang kegiatan buah hati mereka.

"Ah, aku capek. Ayo istirahat." Keluh Woojin. Yang disetujui oleh teman-temannya yang lain. Mereka pun duduk di pinggir lapangan sambil minum air mineral yang mereka bawa.

"Kurasa aku harus ganti sepatu. Kakiku mulai sakit pakai sepatu ini." kata Bambam.

"Mungkin karena kakimu yang mulai membesar. Makanya sepatumu jadi sempit." Kata Jihoon.

"Mana ada. Bambam baru membeli sepatu itu bulan lalu. Kaki Bambam tidak membesar secepat itu." sergah Yugyeom.

"Kudengar ada sepatu model baru yang keren. Limited edition pula." Kata Jisung.

"Pasti harganya mahal. Kira-kira kalau aku minta ke ayahku akan dibelikan tidak, ya?" kata Jaehwan. Mereka mengobrol seru tentang sepatu baru yang sedang menjadi pembicaraan bocah seusia mereka, kecuali satu orang yang malah sibuk memperhatikan teman-temannya yang mengobrol.

"Donghan, kenapa kau diam saja?" tanya Bambam. Donghan yang merasa ditegur hanya tersenyum dan menggeleng.

"Tidak apa-apa. Ayo kita pulang, ini sudah sore." Kata Donghan seraya berdiri dan menepuk celana seragamnya yang sedikit kotor. Teman-temannya segera mengikuti usai mengenakan seragam mereka.

"Sampai bertemu Hari Senin, teman-teman." Pamit Yugyeom dan Bambam. Arah rumah mereka berlawanan dengan teman-temannya yang lain. Sehingga mereka pulang hanya berdua. Namun pandangan Yugyeom tertuju pada sesuatu yang tak sengaja ia lihat. Sejenak ia tertegun ketika baru menyadari hal tersebut.

"Yugyeom, kenapa mendadak berhenti?" tanya Bambam yang keheranan.

"Ah, tidak apa-apa. Ayo pulang." Kata Yugyeom sambil menggamit lengan kakak kembarnya. Bambam hanya mengangkat bahu tidak peduli.

Kenapa kami jahat sekali sampai tidak menyadari itu?, gumam Yugyeom dalam hati.


oooOooo


Malam harinya, Bambam menyalakan lampu belajar di meja belajarnya. Ia mulai mempersiapkan buku-buku yang akan ia gunakan untuk belajar. Walaupun Hari Sabtu, bocah itu tidak melupakan kewajibannya untuk belajar. Namun tiba-tiba Yugyeom datang menghampirinya.

"Bambam, tabunganmu ada berapa?" tanya Yugyeom.

"Kenapa tiba-tiba menanyakan soal tabunganku?" bukannya menjawab, Bambam malah balik bertanya.

"Aku ada misi rahasia. Tapi aku harus tahu dulu ada berapa tabunganmu, supaya bisa digabungkan denganku." Kata Yugyeom. Bambam membuka laci meja belajarnya dan mengeluarkan kotak tipis. Dibukanya kotak itu, yang ternyata berisi lembaran uang yang lumayan banyak jumlahnya. Ia pun segera menghitung uang tersebut, sementara Yugyeom sabar menunggu.

My Little Family SeriesWhere stories live. Discover now