Dating

1.4K 165 26
                                    


Mark mematutkan dirinya di depan cermin, memperhatikan penampilannya sekali lagi. Hari ini ia akan pergi berkencan dengan Sejeong setelah dua minggu mereka tidak bertemu karena kesibukan masing-masing di organisasi. Mark rindu kekasih imutnya itu karena keduanya hanya bertemu saat berangkat dan pulang. Selebihnya Mark dan Sejeong sibuk dengan kegiatan masing-masing.

Setelah semuanya siap, Mark meraih ponsel, dompet dan kunci motornya. Ia melirik jam tangannya, pukul 15.30, masih ada setengah jam dari waktu bertemu yang dijanjikan. Mark memutuskan untuk berangkat sekarang.

"Ibu, aku pergi dulu!" Pamit Mark sambil memakai sepatu.

"Mau kemana?" tanya Jinyoung yang muncul dari dapur membawa segelas jus.

"Pergi sama Sejeong. Paling malam aku pulang jam 9." Kata Mark. Jinyoung mengangguk mengerti.

"Hati-hati. Sampaikan salam ibu untuk Sejeong, ya. Ibu kangen dia." kata Jinyoung. Mark mengangguk kecil, kemudian bergegas keluar. Tetapi beberapa detik kemudian ia kembali masuk.

"Kenapa? Ada yang ketinggalan?" tanya Jinyoung heran.

"Iya, ada." Mark mendekat dan mengecup pipi ibunya lalu mencium tangannya. "Itu tadi yang ketinggalan, hehe."

Jinyoung tersenyum simpul. Putra sulungnya itu benar-benar remaja yang manis. Disaat teman-teman seusianya sudah tidak mau mencium ibunya, lain halnya dengan Mark. Ia malah terus melakukan kebiasaan itu sampai sekarang. Bahkan tak jarang ia digoda saudara-saudaranya yang lain seperti Seongwoo atau Daniel dengan sebutan "anak mama". Bukannya marah, Mark malah suka dengan sebutan itu.

"Tidak masalah aku disebut anak mama. Seorang laki-laki yang menyayangi ibunya akan tahu bagaimana cara memperlakukan seorang gadis, karena ia tahu hukumnya menyakiti hati wanita."

Begitu kata Mark waktu itu, yang membuat saudara-saudaranya bungkam sekaligus takjub. Pemikiran Mark memang berbeda dari remaja pada umumnya.

"Aku pergi dulu, bu. Sampai nanti." Pamit Mark. Jinyoung hanya melambaikan tangan dan mengawasi dari pintu depan sampai motor Mark menghilang di tikungan.


oooOooo


Mark sampai di depan rumah Sejeong. Ia mengetuk pintu bercat gading itu pelan. Beberapa saat kemudian terdengar sahutan dari dalam.

"Oh, kau sudah datang."

Sejeong yang membukakan pintu langsung tersenyum saat melihat siapa yang datang. Mark melempar senyum tipis sebagai jawaban.

"Kita berangkat sekarang?" tanya Mark.

"Iya. Sebentar, aku ambil tas dan berpamitan sama mama dulu." Kata Sejeong.

"Mamamu sudah pulang?" Sejeong mengangguk sebagai jawaban.

"Kalau begitu aku mau bertemu sebentar dengan beliau. Boleh?" kata Mark.

"Buat apa?"

"Buat minta ijin secara langsung sama beliau mau membawa putri kesayangannya pergi." Kata Mark, yang seketika membuat Sejeong tersipu.

"Iya boleh. Ayo masuk." kata Sejeong. Mark mengekor di belakang kekasihnya itu sambil sesekali mengamati rumah minimalis itu.

"Tunggu disini, ya. Aku panggilkan mama dulu sekalian ambil tas." Kata Sejeong. Mark mengangguk sekilas. Sejeong masuk memanggil mamanya yang sedang berada di dapur.

"Eh, ada Mark."

Suara halus seorang wanita membuat Mark menoleh, kemudian membungkuk dengan sopan untuk menyapa.

My Little Family SeriesTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang