Welcome Twins!! (2/2)

2.8K 237 16
                                    

Ini adalah hari kelima sejak Jinyoung dinyatakan koma. Selama lima hari, Jaebum bolak-balik ke rumah sakit untuk menjaga istrinya, walaupun pekerjaannya sangat banyak. Ketiga putranya ia titipkan pada sang ibu agar tetap ada yang mengurus. Jaebum tidak mengatakan apapun tentang kondisi Jinyoung pada anak-anaknya. Ia hanya mengatakan kalau Jinyoung sakit dan belum bisa dijenguk. Meski sempat protes, namun akhirnya Mark dan kedua adiknya mengerti.

Seperti pagi ini, Jaebum memasuki ruang rawat Jinyoung dengan membawa mawar merah kesukaan wanita itu. Tentu saja sambutan yang diperoleh pria itu hanya bunyi statis dari electrocardiograph, yang menunjukkan Jinyoung masih hidup.

"Selamat pagi, sayang." Ucap Jaebum seraya mencium kening istrinya. Ia menaruh mawar yang ia bawa di vas bunga yang ada di nakas. Lalu ditatapnya wajah cantik istrinya yang terlihat pucat dan kurus.

"Hari ini aku sarapan sendirian. Anak-anak sedang berada di rumah ibu di Busan. Rasanya sedikit aneh sarapan tidak ditemani oleh kau dan anak-anak."

Jaebum selalu mengajak Jinyoung berbicara walaupun ia tahu tidak akan ada suara yang akan menanggapinya. Tetapi setidaknya dengan cara seperti ini, pria itu tetap merasa kalau istrinya masih ada bersamanya.

Cklek!

Jaebum menoleh pada pintu yang terbuka dan masuklah seorang suster dengan membawa baskom dan dua handuk kecil.

"Selamat pagi, tuan. Saya ingin membasuh tubuh nyonya Jinyoung." Kata suster itu dengan sopan. Jaebum mengambil baskom itu dari tangan sang suster.

"Biar saya saja yang melakukannya." Kata Jaebum.

"Baiklah kalau begitu. Saya permisi dulu, tuan."

Suster muda itu membungkuk sopan kemudian segera keluar dari kamar rawat Jinyoung. Jaebum meletakkan baskom itu di nakas. Ia mencelupkan salah satu handuk dan memerasnya sedikit.

"Sekarang aku akan membasuh tubuhmu. Kau harus tetap terlihat cantik walaupun sedang tidur." kata Jaebum, yang selalu meyakinkan dirinya sendiri bahwa Jinyoung saat ini sedang 'tidur', bukan 'koma'. Ia mengusapkan handuk itu ke wajah, lengan dan kaki istrinya dengan lembut, lalu mengeringkannya dengan handuk yang lain. Kemudian Jaebum mengambil sisir di laci nakas dan menyisir rambut Jinyoung.

"Nah, ini baru istri Im Jaebum. Benar-benar cantik."

Jaebum tidak sadar kalau sejak tadi Hyunsik memperhatikannya dari luar. Hyunsik tersenyum miris melihat cobaan yang menimpa adiknya. Ia tahu seberapa besar Jaebum mencintai Jinyoung, ia tahu seperti apa perjuangan Jaebum untuk mendapatkan hati Jinyoung. Melihat Jinyoung terbaring koma seperti sekarang, membuatnya tahu betapa hancurnya Jaebum saat ini.

"Dokter Im, kenapa anda tidak masuk?"

Terguran Dokter Jung membuat Hyunsik sedikit kaget, kemudian membungkuk sedikit untuk menyapanya.

"Saya tidak ingin mengganggu Jaebum. Biarkan dia memiliki quality time bersama Jinyoung." Kata Hyunsik. Ia teringat kemudian sesuatu. "Dokter Jung, bagaimana kondisi Jinyoung sekarang?"

Dokter Jung mengajak Hyunsik duduk di salah satu bangku ruang tunggu agar lebih enak berbicara.

"Masih belum menunjukkan adanya perubahan yang berarti. Tetapi seluruh organ vitalnya dalam kondisi yang baik. Semoga ini tidak akan berlangsung lama, karena seperti yang anda tahu, semakin lama seseorang mengalami masa koma maka satu per satu organ tubuhnya mengalami penurunan kinerja dan akan berakibat buruk pada pasien." Ujar Dokter Jung. Hyunsik terdiam mendengarkan penjelasan dokter senior tersebut.

"Berarti persentase harapan Jinyoung sekitar 50:50?" tanya Hyunsik. Dokter Jung menganggukkan kepalanya.

"Saya sangat berharap Nyonya Jinyoung mampu melewati masa komanya kurang dari sebulan ini." kata Dokter Jung. Hyunsik tahu mengapa dokter senior itu berharap demikian. Jika sudah lewat sebulan, maka organ tubuh akan mengalami penurunan, dan ini akan berakibat buruk pada Jinyoung.

My Little Family SeriesTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang