My Type

1.4K 177 45
                                    

Hari ini Sejeong berkunjung ke rumah Mark. Ini adalah pertama kalinya gadis itu berkunjung ke rumah pemuda itu setelah satu bulan mereka berpacaran. Sejujurnya Sejeong agak grogi karena akan bertemu dengan keluarga Mark. Ia takut keluarga Mark tidak menyukainya.

Sesuai janji mereka, Mark duduk diatas motornya sambil memainkan ponselnya, menunggu Sejeong di tempat parkir. Efek berbeda kelas membuat jam pulang sekolah mereka juga berbeda karena guru yang mengajar terkadang tidak mematuhi jadwal yang sudah ada.

"Mark!"

Mark mendongak dan tersenyum ketika melihat Sejeong berlari kecil kearahnya. Ia langsung berdiri dari motornya dan menyimpan ponselnya ke saku jaket.

"Maaf membuatmu menunggu lama. Shin ssaem tadi masih menjelasakan tugas kelompok untuk minggu depan." Kata Sejeong setelah sampai di depan Mark. Mark tersenyum dan mengangguk.

"Tidak apa-apa. Aku juga baru menunggu selama 15 menit." Mark mengulurkan tangannya dan merapikan rambut Sejeong yang berantakan. "Lain kali tidak usah berlari. Aku akan menunggumu selama apapun."

Pipi Sejeong sontak merona hebat hingga ke telinga. Ia tidak menyangka Mark akan mengatakan hal yang demikian manis, walaupun sederhana.

"Ayo pulang. Ibu sudah menunggu di rumah, katanya sudah tidak sabar bertemu denganmu." Ajak Mark. Ia melepas jaketnya dan mengulurkannya pada Sejeong. Gadis imut itu malah memandang bingung.

"Apa ini?" tanya Sejeong.

"Jaket." Mark tertawa melihat Sejeong mengerucutkan bibirnya sebal.

"Iya, aku tahu ini jaket. Tapi maksudnya apa?" dengus Sejeong.

"Pakai ini. Rumahku cukup jauh dari sini, dan ini bulan Februari. Udara masih dingin walaupun sudah masuk akhir musim dingin. aku tidak mau kau sakit." Ujar Mark, yang lagi-lagi membuat Sejeong tersipu malu.

"Tapi kau sendiri bagaimana?" tanya Sejeong.

"Aku baik-baik saja. Udara dingin tidak mudah membuatku sakit. Yang penting kau yang tidak terkena angin dingin langsung." Kata Mark sambil mengusak rambut Sejeong. Ia pun segera naik ke motornya.

 Ia pun segera naik ke motornya

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

"Motormu tinggi sekali, sih." Keluh Sejeong.

"Kau saja yang pendek." Goda Mark. Sejeong langsung merengut kesal, tetapi itu tidak berlangsung lama saat Mark mengulurkan tangannya untuk membantu.

"Aku baru punya lisensi motor, walaupun aku sudah bisa menyetir mobil. Nanti kalau aku sudah punya lisensi mobil, aku akan pakai mobil supaya kau tidak kesulitan kalau pergi denganku." Ujar Mark. Sejeong tersenyum kecil, betapa beruntungnya ia bisa mendapatkan hati Mark.

"Pegangan yang kencang. Aku tidak pernah pelan kalau bawa motor." Kata Mark.

"Pegangan dimana?" Sejeong mengerjap bingung. Masalahnya motor Mark tidak memiliki besi belakang yang bisa dijadikan pegangan. Mark yang gemas langsung menarik kedua tangan Sejeong agar melingkar di pinggangnya.

My Little Family SeriesTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang