My Hero

2.1K 257 45
                                    


Recent ages (Only for this chapter) :

Jaebum & Jinyoung  = 40 tahun

Mark = 15 tahun

Jackson = 13 tahun

Youngjae = 11 tahun

Bambam & Yugyeom = 9 tahun

.

Mark masuk ke rumah dengan langkah gontai. Hari ini adalah hari yang sangat menyebalkan untuk remaja itu. Ia harus mengerjakan semua pekerjaan OSIS yang seharusnya sudah dibagi pada teman-temannya seorang diri. Ditambah lagi dengan ketua dari ekskul taekwondo menyuruhnya untuk meminta tanda tangan proposal dari kepala sekolah. Padahal saat itu kepala sekolah sudah tidak ada di kantornya dan proposal itu harus dikumpulkan besok. Mark sampai harus mendatangi rumah kepala sekolahnya yang letaknya sangat jauh dari sekolahnya dan arahnya berlawanan dengan jalan ke rumahnya.

"Aku pulang." Salam Mark seraya menyimpan sepatunya di rak yang ada di samping pintu depan. Bambam dan Yugyeom menyambutnya pertama kali sambil membawa buku PR mereka.

"Mark hyung, ajari kami—"

"Minta tolong Jackson saja. Hyung capek." Sahut Mark sedikit ketus, yang membuat adik kembarnya tersentak kaget. Tetapi Mark tidak peduli, yang ia inginkan adalah segera sampai di kasurnya dan tidur.

Baru saja ia membuka kulkas, Youngjae muncul di dapur dengan tumpukan buku tugas ditangannya.

"Hyung, tolong ajari aku mengerjakan tugas ini. Aku tidak mengerti sama sekali dengan materinya." Pinta Youngjae. Mark memicingkan matanya kesal.

"Apa saja yang kau lakukan disekolah? Dan lagi, tugas sebanyak ini dan kau belum mengerjakan satu pun? Astaga Youngjae!" dengus Mark. Youngjae menunduk, ia takut kalau Mark sedang marah seperti ini.

"Aku benar-benar tidak mengerti, hyung. Makanya aku minta tolong padamu untuk mengajariku.' Ujar Youngjae pelan.

"Nanti saja! aku capek!"

Mark meletakkan gelas yang ia pegang dengan kasar kemudian ia segera ke kamarnya. Baru saja akan membuka pintu, suara lain menegurnya.

"Eh, Mark sudah pulang. Tumben sekali sampai sore." Tegur Jinyoung yang baru saja selesai menyiram tanaman di halaman belakang. Mark menyalami sang ibu dengan malas.

"Banyak tugas di sekolah." Jawab Mark pendek. "Kenapa tidak ada makanan di meja, bu?"

"Tadi teman-teman Jackson datang. Jadi ibu berikan jatah makan siangmu untuk mereka dulu. Nanti ibu masakkan untukmu lagi." kata Jinyoung. "Setelah ini tolong bantu adik-adik mengerjakan PR dan sekalian cuci piringnya, ya. Ibu—"

"Bu, aku capek! Kenapa semua orang tidak ada yang mengerti, sih?!" tiba-tiba Mark berteriak kesal. Amarahnya yang ia tahan sejak di sekolah, ia lampiaskan pada ibunya. Jinyoung sampai terkejut dan mundur beberapa langkah.

Blam!

Mark membanting pintu dengan kasar tepat di depan sang ibu. Jinyoung menghela nafas panjang dan berjalan ke dapur.

Jackson yang baru keluar dari kamarnya, sedikit bingung dengan suara ribut yang ditimbulkan kakak sulungnya. Ia kemudian masuk ke kamar Mark setelah mengetuk pintu pelan. Mark tidak suka bila ada orang yang masuk ke kamarnya seenaknya.

"Kau kenapa, hyung?" tanya Jackson.

"Berisik. Keluar sana! Aku capek." Sahut Mark. Ia berbaring memunggungi Jackson yang duduk di meja belajarnya. Jackson hanya mengangkat bahunya. Suasana kamar itu hening. Mark nyaris saja tidur, kalau saja tidak diganggu oleh sebuah suara yang tadi bertanya padanya.

My Little Family SeriesWhere stories live. Discover now