Bab 2 - Isabella Maharani

41.3K 2.1K 49
                                    

Bella sangat sadar kalau dirinya menarik, well, bukan hanya sekedar menarik, tapi bisa membuat laki-laki langsung terpesona pada pandangan pertama.

Kehidupan glamour sudah dikecapnya sejak usia muda, 15 tahun. Dimulai dari modelling sampai dengan layar lebar.

Siapa yang bilang dunia selebritis itu mudah? Salah sama sekali. Perjuangannya untuk sampai ke titik ini tidaklah mudah. Penuh perjuangan, kerja keras, dan air mata.

Tapi dia bukan perempuan lemah yang mudah menyerah, apapun yang menjadi keinginannya harus tercapai.

Bella adalah perempuan berpendirian kuat, cenderung keras kepala dan mau menang sendiri. Tapi dia membayar semua itu dengan totalitas dalam setiap pekerjaannya.

Produser rela membayarnya mahal untuk sebuah jaminan meledaknya sebuah film yang dia bintangi, begitu juga iklan dan produk lainnya.

Hampir tidak ada laki-laki yang berani mendekatinya, mereka kebanyakan tidak percaya diri saat menghadapinya. Mungkin Bella termasuk perempuan yang 'hard to handle' atau mungkin.., karena Bella masih belum melupakan sosok laki-laki yang menjadi cinta pertamanya dulu.

Aktor, pengusaha, pengacara, produser, sutradara, anak pejabat, semua pernah berusaha mendapatkan hatinya. Tidak pernah ada yang berhasil.

Bella lebih suka menyebutnya pendekatan, dimana dia dan seorang laki-laki yang dianggapnya cukup potensial jalan bareng untuk beberapa waktu lamanya. Tidak pernah lebih dari 3 bulan. Biasanya setelah itu mereka akan berpisah.

Bella merasa tidak ada yang salah dengan dirinya. Hanya saja, hatinya memang tidak bisa melupakan sosok laki-laki yang ditemuinya dulu, saat dia bersekolah di Inggris.

Laki-laki arogan yang bahkan tidak mau melihatnya.

Tapi cinta kadang seperti itu. Dia menghampiri siapa yang dikehendakinya.

Dan kali ini, cintanya jatuh pada laki-laki yang sudah menjadi milik wanita lain, laki-laki itu sudah bertungangan.

Dan cinta seperti itu. Tidak hilang hanya karena kita tidak bisa memilikinya. Buktinya, rasa itu masih ada, tersimpan rapi di hatinya.

Sampai hari itu tiba, dimana takdir kembali mempertemukan mereka. Bellaa kembali jatuh cinta pada pandangan kedua. Dan laki-laki itu masih arogan seperti yang dulu. Laki-laki yang tidak pernah benar-benar melihatnya.

Tapi sekarang dia sendiri. Benar-benar sendiri. Sejak itu Bella berjanji pada dirinya, akan membuat laki-laki itu melihatnya, benar-benar melihatnya. Bella akan membuatnya jatuh cinta dan menikahinya.

Tidak peduli laki-laki itu masih terluka hatinya karena ditinggalkan wanita yang dia cintai. Tidak peduli laki-laki itu masih belum bisa melepas cintanya. Tidak peduli. Bella harus bisa mendapatkannya.

"Mai sudah menikah?" Bella masuk ke ruang kerja Sandy tanpa mengetuk pintu terlebih dahulu.

"Sangat tidak sopan, harusnya kamu mengetuk terlebih dahulu." Jawab Sandy kesal tanpa ditutup-tutupi.

Bella seolah tidak mendengar apa yang diucapkan Sandy, dia langsung duduk di hadapan laki-laki itu.

"Jadi benar, Mai sudah menikah? Dengan siapa?" Cecarnya.

"Percuma aku kasih tahu, kamu juga tidak kenal." Sandy berusaha tidak memedulikan keberadaan Bella dengan tetap fokus pada laptop-nya.

"You okay with this? Kenapa tiba-tiba sekali?"

Sandy menghela napas kasar menatap lawan bicaranya. "Kamu kesini ada perlu apa? Kalau tentang pekerjaan bisa kita bahas di ruang meeting, pertemuannya masih 3 jam lagi. Pekerjaanku sedang banyak saat ini."

"Aku hanya ingin tahu bagaimana keadaanmu."

"Well maaf, aku tidak punya waktu. Kamu bisa menunggu di ruang meeting." Usir Sandy halus, matanya kembali menatap laptop di hadapannya.

Karena tidak ada pergerakan, Sandy menengadahkan kepalanya, menatap perempuan dihadapannya dengan malas. "Will you please?"

Bella bertahan sebentar, dia tahu Andy tidak akan pernah marah padanya, sekeras kepala apapun dia.

Tapi kali ini, mata laki-laki di hapadannya terlihat lelah dan.., sedih? Bella tidak tega untuk melawannya. Dia bisa melawan Andy yang kesal, tapi tidak Andy yang sedih seperti ini.

Apa pernikahan Mai membuatnya terpuruk kembali?

"Okay." Ucap Bella kemudian berdiri dari duduknya.

Sandy terkejut, apakah semudah ini? Biasanya Bella akan mendebatnya terlebih dahulu, tidak pernah langsung meng-iya-kan permintaanya.

Bella melangkah ke arah pintu, tapi kemudian berbelok ke sofa ruang duduk. Dengan santai dikeluarkan ponsel dari tasnya.

"Aku akan menunggu di sini." Ucapnya sambil asik membuka aplikasi di ponselnya.

Sandy menghela napas pelan, seharusnya dia tahu, Bella tidak akan menyerah semudah itu.

Dengan terpaksa dikembalikan fokus ke pekerjaannya dan berharap Bella tidak mengganggunya.

Diam-diam Bella mengambil gambar Andy yang sedang serius bekerja dengan laptop-nya. Harus diakui, level kegantengan Andy naik beberapa tingkat saat sedang serius seperti ini.

Bella mem-posting foto Andy di instagram-nya.

Bella mem-posting foto Andy di instagram-nya

Oops! This image does not follow our content guidelines. To continue publishing, please remove it or upload a different image.

@isabella_maharani capek pak @sandy_andalusia? Istirahat dulu *_*

Bella tersenyum melihat foto yang diambilnya, hanya dia yang bisa melakukan ini. Walau belum bisa memiliki hatinya, setidaknya Bella masih bisa berdekatan dengannya.

***

Jangan samakan Bella denganMai yahh.. :D



Meine BelleWhere stories live. Discover now