Bab 17 - Hijrah

19.6K 1.3K 23
                                    

"Kalau mau hanimun kedua, ke Andalusia resort aja, di Nusa Dua Bali, rekomen deh. Aku aja betah banget di sana. Pantainya keren, pasir putih, bersih lagi." Promosi Bella pada sahabatnya Zaskia.

"Ha ha, bisa aja Belle, mentang-mentang BA Andalusia." Sergah Zaskia.

"Tapi aku juga pernah ke sana, emang bagus kok. Musolanya cantik ala Masjid Nabawi gitu. Makanannya halal terus mereka juga menyediakan wisata kuliner halal." Ucap Oki.

"Tuh kan, aman deh kalau di Andalusia." Ucap Bella yakin.

"Diskon donk Belle." Seru Shireen.

"Sebut aja nama aku 3 kali." Canda Bella.

Mereka semua tertawa.

"Assalamu'alaikum." Salam seseorang saat masuk ke dalam ruangan.

"Wa'alaikmussalam." Kami semua berdiri menyambut ummi Pipik yang baru saja datang.

Hari ini adalah jadwal pengajian mingguan mereka. Sudah beberapa kali Bella bergabung. Dulu karena kesibukannya dia tidak bisa hadir. Sekarang, sesibuk apapun, Bella usahakan untuk hadir.

Oki yang awalnya mengajak rekan sesama artis untuk mengadakan pengajian mingguan. Bagaimanapun dunia selebritis itu sangat penuh godaan.

Selama seminggu beraktifitas bukan hanya lelah fisik, tapi lelah hati. Bella menyadarinya kini. Lelah fisik bisa dihilangkan dengan tidur, tapi lelah hati?

Apalagi sejak kejadian malam itu. Bella tahu dia terlalu lemah. Seharusnya hijab yang dipakainya melindungi dia dari berbuat maksiyat.

Bella menyesali malam itu. Menyesal karena dia terlalu lemah menghadapi seorang Andy. Seharusnya mereka tidak berdua-duaan malam itu. Karena yang ketiganya selalu ada setan menggoda.

Bella memang sakit hati saat Andy menyebut nama Mai. Tapi bukan itu yang kini membuatnya merasa sakit. Bella merasa menjadi perempuan yang tidak punya harga diri lagi. Dia membiarkan Andy menyentuhnya.

Bagaimana mungkin?

Bella malu dengan hijab yang dipakainya. Untuk apa dia berhijab kalau pada akhirnya kelakuannya masih dekat dengan maksiyat?

Oki membuka acara kemudian kami tilawah bergantian. Setelahnya ummi Pipik memberikan tausiyahnya.

"Dalam sebuah hadits, Rasulullah Shallallahu 'Alaihi Wassallam telah bersabda :

اقرأوا الْقُرْآن فَإِنَّهُ يَأْتِي يَوْم الْقِيَامَة شَفِيعًا لأَصْحَابه (رواه مسلم)

'Bacalah Al-Quran, kelak ia akan datang di Hari Kiamat memberi syafaat kepada para pembacanya.'

Hadits riwayat Muslim."

"Dari hadits ini kita dapat melihat, betapa dahsyat pahala yang Allah berikan kepada yang membaca Al-Qur'an."

"Al-Qur'an kelak akan datang kepada sahabatnya. Siapa sahabatnya? Yaitu kita yang selalu dekat dengannya, yang membacanya setiap hari, menjadikannya sebagai panduan hidup."

"Bukan orangtua kita, bukan pasangan kita, bukan anak kita, bukan sahabat kita. Tapi Al-Qur'an, dialah yang akan menemani kita di gelapnya kubur. Dia akan datang menemani kita, sahabatnya."

"Kita usahakan sekuat tenaga, sempatkan membaca Al-Qur'an. Sesibuk apapun kita. Satu juz, setengah juz, satu lembar, satu halaman, setengah halamam. Berapapun. Usahakan."

Meine BelleDonde viven las historias. Descúbrelo ahora