Bab 4 - Bertemu?

28.5K 1.6K 18
                                    

Jakarta

Bella mematut diri di depan cermin, merapikan kerudungnya. Dia memeriksa kembali riasan tipis di wajahnya, sempurna. Senyum tercetak di wajah cantiknya, Andy akan terpukau dengan penampilannya, ucap Bella dalam hati.

Bella sengaja membeli baju baru khusus untuk hari ini, hari yang sangat dinanti sejak satu bulan yang lalu.

Ting Tong!

Bella mendengar bunyi bel, sepertinya Dilla, manajernya, sudah tiba. Segera dia beranjak keluar kamar menuju pintu depan.

Bella tinggal di apartemen seorang diri, sejak empat tahun yang lalu. Dulu adik perempuannya, Marsha, sempat tinggal bersamanya selama 2 tahun. Sekarang tidak lagi, adiknya sedang kuliah di Surabaya.

"Assalamu'alaikum." salam Dilla saat masuk.

"Wa'alaikumussalam."

"Weits, keren lo Belle, baju baru nih." puji Dilla saat melihat penampilan Bella yang all out.

Bella hanya tertawa pelan. "Bentar gue ambil tas dulu."

Setelahnya mereka sudah berada di dalam mobil, menikmati padatnya kota Jakarta di pagi hari.

"Sudirman ya?" tanya Bella, dia sudah terbiasa membawa mobil sejak usia 17 tahun, saat sudah memiliki SIM.

"Iya, Gedung Andalusia."

"Idupin maps-nya donk." pinta Bella, untuk memudahkan mencari lokasi.

Dilla membuka aplikasi di ponselnya, tidak lama terdengar suara dari ponsel, mengarahkan mereka menuju Gedung Andalusia.

"Lo nggak nyari supir Belle? Capek tahu, Jakarta makin hari makin macet dimana-mana." saran Dilla.

Bella tertawa pelan, "lo sih nggak bisa bawa mobil, kan bisa gantian."

"Mau gue cariin driver cewek? Atau kakek-kakek yang udah nggak punya nafsu sama cewek?"

"Ha ha, appaan sih lo, males gue, enakan bawa sendiri, kalo capek ya istirahatlah."

Dilla hanya bisa geleng-geleng kepala, sudah sering dia menyarankan Bella untuk memiliki supir pribadi. Menurut Dilla akan banyak manfaatnya, pertama Bella tidak akan kelelahan harus membawa mobil di tengah kemacetan, kedua Bella bisa istirahat atau tidur selama di perjalanan, ketiga Bella bisa mengerjakan hal lain selama berada di mobil seperti menghapal skrip atau membalas komen di instagram dan twitter-nya, atau makan.

"Itu gedungnya?" Bella menunjuk pada gedung di depannya.

Dilla membaca tulisan di gedungnya, "iya."

"Wow kerennn.." seru Bella.

Dengan sigap Bella masuk ke dalam parkiran gedung, setelah mendapatkan tempat, mereka menuju lift untuk ke lobby.

Sesampai di lobby dan melakukan pemeriksaan, Bella dan Dilla menuju front office. Seperti biasa, kehadiran Bella menyita perhatian orang-orang disekitarnya.

Saat Dilla mengurus keperluan di front office, beberapa penggemar Bella meminta untuk foto bareng, dan Bella dengan ramah melayani mereka.

"Yuk Belle." Dilla memotong kegiatan mereka, "udah di tunggu sama mereka."

Bella mengangguk, "maaf ya, gue masih ada urusan, doain lancar yah." Bella melambai pada para penggemarnya dan mengikuti Dilla menuju lift.

Dilla menekan lantai 20 saat mereka sudah berada di dalam lift.

Entah kenapa tiba-tiba jantung Bella berdegub lebih cepat dari biasanya, apa dia gugup? Tapi kenapa? Ini bukan meeting pertamanya dengan klien, bukan pula audisi pertamanya.

Meine BelleWhere stories live. Discover now